Deru nafas dan suaranya sangat jelas di pinggir telingaku dan membuatku sedikit bergidik karena merinding. Oh tuhan, mengapa aku ini ? ia bukanlah setan namun mengapa merinding sekali ? Ah ya ku tahu, ia adalah manusia namun hatinya seperti setan. Uh abaikan saja ucapanku tadi.

“ aku tidak sedang memikirkan siapapun “ ujarku

“ aku tahu kau merindukan kekasihmu “ ujarnya

Aku terkejut mendengar ucapannya, bagaimana ia bisa tahu bahwa aku sedang merindukan dan memikirkan Arthur ?

“ untuk apa kau memikirkan orang yang sudah tega menjualmu ? “ ujarnya

“ persetan! Apa yang baru saja kau bicarakan tuan Harry ? “ tanyaku tak menerima dan memberi penekanan saat mengucapkan ‘ tuan ‘.

“ calm down babe, ayo lebih baik kita lanjutkan saja sarapannya “ ujarnya

Aku tidak menggubris ucapannya, aku masih bingung dan tidak percaya dengan ucapannya yang tadi ia bicarakan. Tak lama kemudian aku merasakan tangannya mengelus elus pahaku, aku berusaha agar tidak mendesah akibat ulahnya, namun keadaan ini sungguh membuatku tersiksa!

“ mendesahlah jika kau tak tahan Alex “ ujarnya

“ singkirkan tanganmu Harry “ ujarku

“ sshh “

Tubuhku membeku di tempat saat merasakan ia sedang menciumi leherku dan terkadang menjilatnya. “ Harry stop it, lebih baik kita melanjutkan acara sarapan ini “ ujarku

“ Fuck! Kau baru saja mengganggu rasa gairahku “

*

*

Kejadian saat sarapan tadi membuatku mual untuk mengingatnya, seharusnya aku tadi menendang tongkat kastinya mengingat dahulu aku pernah mengikuti ekstrakulikuler karate selama 2 tahun. Mengingat waktu terus berjalan, aku mempercepat aktivitasku yaitu menyisir rambut coklat panjangku dan membiarkannya terurai begitu saja dan tak lupa memolesi sedikit bedak di pipiku.

Alice sudah menyiapkan baju yang pas untukku, yaitu high waist jeans, kaos oblong hitam dan jaket kulit hitam. Mengapa hitam semua ? well, seharusnya aku bersyukur karena baju ini tidak seperti kemarin. Jika kalian bertanya aku akan pergi kemana, ku jawab aku diperintahkan oleh Harry untuk ikut bersamanya ke Pub miliknya, ia menyuruh Alice memakaikanku baju seperti ini ya—kalian pun sudah mengetahui jawabannya.

“ Alex waktumu 2 menit lagi! “ ujar seseorang di balik pintu. Tunggu , itu suara yang tidak asing lagi di telingaku.

Pun aku langsung membuka pintu dan menemukan seseorang dengan gaya pakaian yang sama denganku. “ uh, Zayn ? “ ujarku tak yakin

“ beruntung kau masih mengingat ku “ ujarnya

“ apa yang kau lakukan disini ? “ tanyaku

“ Kau tidak perlu tahu, oh ya dia sudah menunggumu di Pub nya. Ayo cepat! “ ujarnya

“ apakah itu suatu perintah untukku ? “ ujarku berusaha secuek mungkin

“ cepatlah sebelum aku melakukan seks padamu saat ini juga! “ ujarnya

“ B-baiklah “

Sesampainya di Pub, aku selalu mengekor kemana pun Zayn pergi. Pub ini terlihat cukup ramai dan berkelas. Pandanganku seketika terpana kepada perempuan – perempuan yang sedang melakukan striptease di atas meja sana dan di goda – goda oleh para kaum Adam.

“ kau mau melakukan itu juga eh ? “

“ big no Zayn! “

“ ayolah ikut aku cepat “

Zayn membawaku ke sebuah ruagan yang cukup jauh dari pusat keramaian di Pub ini, aku terkejut ketika melihat Harry yang sedang makan. Uh apakah makan adalah tema dari hidupnya ?

Zayn duduk di sampingnya sedangkan aku duduk di hadapan Harry, ia sempat menatapku lalu terfokus kembali pada makannya. Ku lihat Zayn sedang asik dengan ponselnya dan terkadang tertawa kecil, apakah dia sudah gila ?

Baru ku sadari ternyata Harry menggunakan kemeja berwarna hitam, mengapa hari ini bertemakan hitam ?

“ uh, apakah kita akan pergi melayat seseorang ? “ tanyaku

“ apa maksudmu ? “ tanya Harry

“ melihat aku, kau dan Zayn menggunakan baju berwarna hitam “ ujarku

“ dengarkan aku baik – baik, baju hitam adalah simbol bahwa orang – orang yang menggunakan baju warna ini  berarti dia bukan pegawai atau pun pengunjung melaikan atasan, termasuk kau “ ujarnya

“ aku tidak pernah menyetujui menjadi atasan disini “ ujarku

“ siapa bilang kau adalah atasan ? “ kini Zayn membuka suara yang sedikit meremehkanku?

“ Harry “ ujarku

Harry mengembuskan nafas beratnya “ ugh begini ya Alex, aku menyuruh Alice memberikanmu baju seperti itu agar kau tidak di anggap jalang oleh lelaki belang seperti mereka “

“ aku mengerti – aku mengerti “ ujarku

Ku tengok, Zayn kembali terfokus kepada ponselnya dan tak menghiraukan keberadaan diriku dan Harry.

“ kau mengapa tertawa kecil seperti itu ? “ tanya Harry

“ mate lihatlah, aku sedang membuka playboy edisi terbaru. Banyak sekali model yang benar – benar topless disini “ ujar Zayn

Harry memutar bola matanya, dan aku memandangnya jijik. Rupanya Zayn tidak ada bedanya dengan Harry.

“ Alex, besok aku akan ku ajak ke rumahku untuk makan malam bersama kekasihku “

“ apa ? “

“ kau butuh pengulangan ? aku akan mengajakmu kerumah ku untuk makan malam bersama dengan kekasihku “

“ kau tak bercanda kan ? “

“ sungguh tidak, namun ku harap kau besok menyamar menjadi sepupu ku yang berasapl dari London “

*

Ini chapter 3 nya, gimana ? ngebosenin iyah ?

Tolong comment juga dong, aku butuh comment juga bukan vote aja. Dan untuk yang ga nge vote apalagi ga comment wah ko tega amat.

Btw aku punya cerita HARBARA yang baru judulnya ‘ Wedding Organizer ‘ prologue nya sudah aku post. Check it out and don’t forget to leave vomments

Salam hangat, Barbara Palvin <3

LAS VEGASWhere stories live. Discover now