"Aku...mau jadi pacar kakak." Jawab Taeyong setelah lewat tiga hari dari pernyataan cinta Jaehyun. Jaehyun tampak sumringah karena perasaannya tak bertepuk sebelah tangan.

"Oke, karena kita pacaran, jangan panggil "kakak" lagi. Panggil "Mas"."

"Mas?"

"Biar kayak istri manggil suaminya. Hehe..."

.
.
.

Setahun berpacaran, Jaehyun menyelesaikan study S1-nya. Taeyong menghadiri acara wisuda Jaehyun dengan haru. Sekarang akan semakin sulit bagi mereka untuk bertemu. Jaehyun sudah pasti akan semakin sibuk saat mulai bekerja.

"Cepet nyusul ya, Taeyong. Biar cepet-cepet mas halalin." Jaehyun menjawil hidung Taeyong yang memerah karena menangis. Cengeng sekali anak ini. Padahal cuma ditinggal lulus. Belum ditinggal mengabdi ke pedalaman.

"Ya gimana mau cepet lulus. Paling cepet juga tiga taun lagi!" Protes Taeyong sambil memukul dada Jaehyun main-main.

"Yaudah, apa mau dihalalin sebelum lulus?"

"Ga! Gamau. Ntar aku ga lulus-lulus karena ngurusin mas."

"Iya, iya, mas nunggu kamu siap aja deh."

.
.
.

Hari ini pertama kalinya Jaehyun menerima gaji setelah bekerja. Selain membelikan sesuatu untuk menyenangkan orang tua, tentu saja ia ingat untuk menyenangkan pacarnya.

Seperti saat ini, mereka telah berada di sebuah restoran yang berada di dalam sebuah mall ternama.

"Mas, kenapa makan di sini sih? Biasanya juga makan di pecel lele pinggir jalan." Taeyong setengah berbisik menanggapi kencan mereka yang agak berbeda malam ini.

"Loh katanya kamu belom pernah makan masakan jepang? Ini mas ajakin kok malah ngeluh?"

"Bukan gitu... Tapi ini mahal-mahal banget." Mata Taeyong sibuk menyusuri harga-harga makanan pada buku yang berada di kisaran 50ribu ke atas. Cukup mahal untuk koceknya yang terbatas.

Jaehyun terkekeh, lalu menyentil dahi Taeyong pelan. "Udah pilih aja yang kamu suka. Mas baru gajian, temen-temen mas aja tadi udah ditraktir, ibu-bapak juga udah. Yang penting sekarang kamu makan sampe kenyang, trus foto-foto deh buat dipamerin ke temen."

"Ih mas sukanya pamer."

"Loh? Sekali-kali Yong, katanya kamu capek dipamerin sama orang terus, sekarang gantian."

"Ya ga gitu... Tapi yaudah, kalo mas bilang boleh pilih yang aku suka, aku pilih yang paling mahal ya. Sekalian bungkus buat orang di rumah."

"Yong..." Jaehyun menatap datar pacarnya yang kini ganti menertawainya.

.
.
.

Sebelumnya tak pernah ada ombak dalam pelayaran cinta Jaehyun dan Taeyong. Tapi sekalinya ombak datang, besarnya tak terbendung.

.
.
.

"Jaehyun, kamu udah ada rencana buat nikah?"

"Belum sih pak, tapi udah Jaehyun targetin dua tahun lagi."

"Ga usah nunggu dua taun lagi. Sekarang aja."

"Tapi pak, calonnya belum-"

"Tadi Pak Lee dateng ke sini. Kamu tau kan Pak Lee? Dia bilang lagi nyari jodoh buat anaknya. Dia tau kamu masih sendiri, makanya dia nanyain kamu ke bapak."

"Maksudnya aku mau dijodohin? Gamau pak, aku udah punya calon sendiri."

"Jaehyun, dengerin bapak dulu. Anak Pak Lee itu udah tau kamu. Katanya dia tertarik sama kamu. Dia siap dinikahin kapan aja. Kurang serius apa coba? Anaknya juga cantik, pinter, berasal dari keluarga terpandang. Asal kamu tau aja, Pak Lee juga punya jabatan, kalo kamu nikah sama anaknya, karir kamu ke depannya bakal terjamin."

In Between [JaeYong version]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora