A Single Lavender Blossom (In a Field of Lilies)

589 15 2
                                    

Disclaimer : I am not own Harry potter and the story belong To ellory.

A/n: Aku sudah mendapatkan izin dari author aslinya. Jika kalian ingin membaca versi inggris kalian bisa membaca di AO3 atau Fanfiction.net .

Pairing : Harry Potter x Lavender Brown

Ironis adalah kata yang tepat bila Lavender Brown berbicara mengenai Ron Weasley dan Hermione Granger. Mereka berdua mengklaim mengenal dia namun mereka tidak benar-benar mengenal Harry. Tentu, mereka mengetahui detail kecil seperti : warna favoritenya, apa yang dia makan saat sarapan, dan apa kelas favoritenya. Tetapi mereka tidak benar-benar mengenal dia. Hal-hal kecil seperti itu, dapat ditebak. Bahkan kenalan dan orang asing dapat mengetahuinya tanpa kesulitan.

Lavender dapat menghitung dengan jari , berapa banyak ia berbicara dengan Harry sebelum semester. Tapi hanya karena kami berdua jarang berbicara bukan berarti tidak mengerti satu sama lain.  Ia dan Harry adalah orang yang ahli dalam membuat orang lain melihat apa yang ingin mereka lihat, membiarkan orang-orang membuat asumsi berdasarkan sedikit informasi atau tidak sama sekali. Semua itu hanyalah mengenai persepsi. Apa yang bisa ditunjukkan dan apa yang harus dibiarkan tersembunyi. 

Sebagian besar sekolah menganggap Harry Potter adalah anak manja yang selalu mendapatkan jalannya. Orang-orang berasumsi ia diperlakukan bak raja dan saudara menyembah kakinya. Ia tidak yakin bagaimana mereka bisa buta untuk mempercayai hal tersebut, tapi mereka mempercayainya. Lavender hanya butuh waktu lima menit untuk dapat menyadari apa yang orang - orang tidak sadari. 

Masa kecil Harry bukanlah masa yang membahagiakan . 

Lavender tahu Harry bukan korban kekerasan fisik, belum. Hal itu akan meninggalkan bekas tapi ia bertaruh atas nama bola kristalnya bahwa Harry diabaikan keluarganya. Mata Harry menggambarkan seseorang yang tidak pernah di beritahu bahwa ia dicintai,seseorang yang tidah pernah mendapatkan pujian yang tulus, seseorang yang berpikir ia tidak berguna. 

Hal itu bermanifestasi. Terkadang, Harry akan bersembunyi  dari teman-temannya. Biasanya Harry akan duduk didekatnya dan mereka hanya akan duduk tanpa bicara sepatah kata pun. Jika kehadirannya dapat membantu meski hal itu kecil. Lavender dengan senang hati akan menawarkan kedamaian yang dibutuhkan Harry secara bebas. 

Saat ia datang ke Hogwarts. Ia sudah  membuat rencana detail bagaimana hidupnya akan berjalan. Ia akan menjadi siswa top di kelasnya, Head girl bila waktunya tiba, dan ia akan jatuh cinta serta menemukan suami yang terhormat. Semua rencana itu menguap bagaikan hilang terbang keluar jendela saat ia bertemu dengan Harry dan melihat apa yang dibutuhkannya. 

Sepertinya tidak ada yang mengerti Harry, bahkan kepala asrama mereka ataupun kepala sekolah mereka. Teman terdekatnya, Ron, terlalu idiot untuk menyadari Harry membutuhkan hal lebih daripada yang Ron tawarkan. Dan Hermione, Lavender membenci gadis itu. Untuk gadis yang menganggap dirinya jenius. Dia tidak.. - itu tidak penting. Harry tidak butuh seseorang yang pura-pura menjadi ibu baginya, seseorang yang memaksanya melakukan tugasnya. Harry butuh seseorang yang akan duduk diam dan membiarkan ia menjadi dirinya sendiri, membiarkannya lari dari tekanan hidupnya, bahkan jika itu hanyalah sesaat. 

Jadi, Lavender menjadi orang itu untuk Harry. 

Orang-orang tidak akan percaya jika Lavender mengatakan bahwa ia salah satu siswi terbaik di kelasnya. Mereka semua berfikir, ia terlalu sibuk mengecat kukunya untuk mengerti tugas yang diberikan guru, bahwa ia terlalu sibuk membicarakan para pria untuk belajar dan bahwa ia terlalu sibuk berbelanja daripada menulis essay. Orang-orang selalu berfikir ia bodoh. 

Ia menghabiskan lima tahun terakhir untuk mendukung Harry dengan kemampuan terbaiknya dan ia tidak akan berhenti sekarang, saat Harry paling membutuhkannya. 

Pureblood Culture By ElloryWhere stories live. Discover now