Chapter 3 -1-

301 28 1
                                    

Hari telah berganti. Waktu terus saja merangsek maju. Hinata semakin menghindar, dan Naruto sendiri juga tak banyak berusaha.

Bukannya sudah tidak cinta, tapi menurutnya, gadisnya itu hanya sedang membutuhkan waktu untuk hal yang tak ia ketahui.

Ujian kelulusan bahkan telah usai. Di saat seperti ini, biasanya akan ada banyak gadis yang mencoba untuk menyatakan perasaan mereka pada orang yang disuka, atau pun sebaliknya.

Dan Naruto hafal betul jika fans girl-nya tentu akan melakukan hal yang sama. Entah itu teman seangkatannya, pun para kouhai-nya.

Namun tentu saja, ia tak akan menggubris semua itu, karena hatinya telah--dan hanya tertambat pada si gadis lavender.

.

.

“Sebentar lagi upacara kelulusan. Apa sudah ada kemajuan?” Naruto mengernyit, menautkan kedua alisnya bingung.

“Ayolah, Dobe. Kemana otak encermu? Meski tidak sejenius diriku?” sahabat raven-nya kembali bertanya.

Naruto mendengus sebal. Bisa-bisanya sahabat sejak bayinya itu bertanya sambil menyombongkan diri.

“Jawab saja. Jarang-jarang ‘kan aku peduli?”

“Ya, saking kagetnya hingga aku tak bisa menjawabmu, Teme.”

Keduanya terkekeh kecil. Menikmati embusan angin di atap sekolah mereka. Meresapi momen-momen terakhir mereka di sini.

Keheningan merayapi mereka. Sasuke tahu bahwa sahabat pirangnya itu tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.

“Aku-“

“Kau harus memberi tahu semua orang.”

“...”

“Tentang hubungan kalian. Apa kau tidak berniat serius dengannya? Kau ingin melepasnya? Apa kau hanya-”

“Berhenti memojokkanku, Teme!” Naruto menggeram marah. “Aku... aku hanya...... Hah, sudahlah.” Ia pun beranjak, pergi meninggalkan sahabat Uchiha-nya.

“Apa kau hanya mempermainkannya?!” tanya si bungsu Uchiha setengah berteriak.

Menyeringai kecil, tanpa membalikkan badannya, Naruto menjawab, “Mungkin,” jeda, dan ia kembali berujar, “Bermain-main sebentar dengan para gadis sebelum lulus itu tidak terlalu buruk, ‘kan?”

Kembali melangkah, dan kali ini tubuh tegap pemuda blonde itu benar-benar menghilang ditelan pintu yang menuju lantai bawah.

“Hah, dasar bodoh,” Sasuke kembali fokus pada langit yang sempat ia abaikan karena atensinya yang sejenak berpindah pada sang sahabat.

.

.

“Ayolah, Namikaze-kun! Sepulang sekolah kita kencan, oke?” tanya--atau lebih tepatnya paksa si gadis sambil bergelayut manja di lengan kanan si lelaki.

Waw, easy girl! Suaramu, oke? Dan ngomong-ngomong soal kencan sepulang sekolah, hm, kedengarannya menyenangkan?”

“Wah, benarkah? Arigatou Namikaze-kun,” respons si gadis girang, sembari menyandarkan kepalanya di bahu lebar si pria.

Ya, sekarang ini mereka--tentunya kita sudah tahu bahwa si pria adalah Namikaze Naruto. Dan si gadis, uhm, jika kalian berpikir ia adalah si manis Hyuuga Hinata, maka kalian salah.

Si gadis, yang berani berlaku seperti itu hanya ada satu. Dan ia adalah putri keluarga terhormat dari kota sebelah.

Miku Shion.

Dengan perawakan tubuh yang hampir mirip Hinata, hanya saja warna rambutnya berbeda, agak pirang.

Gadis inilah yang sangat aktif dalam aksi mendekati si pewaris tunggal Namikaze, bahkan dengan percaya dirinya, ia mendeklarasikan pada warga sekolah bahwa ialah yang kelak akan menikah dengan Naruto.

Naruto sih, enjoy-enjoy saja. Toh Hinatanya tidak menunjukkan gejala-gejala cemburu, dan ia juga sangat yakin bahwa ia hanya mencintai gadis lavendernya itu. Dulu, sekarang, dan nanti.

Bukannya ia mempermainkan perasaan si gadis pirang pucat ini, hanya saja, Naruto tidak ingin menyakiti gadis itu dengan menolaknya mentah-mentah, maupun terang-terangan.

Karena jujur saja, sebenarnya Naruto sudah lelah mendengar pernyataan cinta dari Shion, yang entah berapa jumlahnya.

Dan kalau pun ia menghitungnya, ia yakin bahwa pernyataan rasa Shion jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kata cinta yang pernah terucap dari bibir peach kekasihnya.

.

.

.

.

.

TBC~

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-75. Semoga semakin maju, semakin jaya, dan segera bangkit dari situasi pandemi.

Salam NHL,

WE ARE NHL! WE ARE FAMILY! KEEP STAY COOL, NHL's! ^_^

Jishin o motte Where stories live. Discover now