P(b)F; Let Me Know

Start from the beginning
                                    

"Ya sudah, sana pulang. Aku ingin tidur, jangan lupa kamu juga harus tidur jangan begadang."

Taehyung tersenyum dan mengangguk, "Baiklah, Ji. Kalau begitu aku pulang ya. Selamat malam." Katanya, sembari usap lembut pucuk kepala Yoonji.

"Malam Tae." Yoonji memastikan lebih dulu, kalau Taehyung sudah benar-benar keluar dari rumahnya. Lalu dia hela nafas, kepalanya menoleh ke arah kamar sang eomma. Dan setelah itu dia menoleh ke arah kamar Yoongi.

Mendekat, dan berdiri di depan pintu berwarna gading itu dengan kerutan di kening. Tangannya sudah siap untuk mengetuk pintu, tapi tak jadi. Karena dia juga merasa bingung, apa Yoongi marah padanya atau tidak?

Tanpa sadar bibirnya terpout lucu, dengan tatapan mata yang sayu. Menatap nanar pintu kamar itu, lalu menghela nafas dan pergi menjauh dari sana.

Tapi sebelum itu, dia tempelkan telinganya di pintu. Ingin dengarkan sedang apa Yoongi di dalam sana, "Oppa... Apa kau sudah tidur??" Gumam Yoonji, dengan tangan yang bermain dengan kenop pintu.




*****



Pagi harinya, sangat berbeda menurut Yoonji. Dia merasa canggung sendiri berjalan di samping Yoongi. Sejak tadi, sejak berangkat sekolah Yoongi hanya diam. Hiraukan Yoonji yang berbicara apa pada dirinya, buat Yoonji berdecak. Tapi juga takut untuk mengajak berbicara lebih.

Sejenak Yoonji berhenti berjalan, membiarkan Yoongi berjalan di depannya lebih dulu. Dan dia hanya menatap sendu ke arah Yoongi yang berjalan semakin jauh, matanya jadi merasa berat sekarang. Diam-diam Yoonji menghela nafas dengan berat, memegang dadanya yang merasa sakit. Entah kenapa, dia juga tak tahu.

Sampai tak sadar, ada Jimin di sampingnya yang tengah memperhatikannya sejak tadi. Jimin menatap Yoonji tak mengerti, lalu menepuk bahu itu dengan pelan.

Yoonji menoleh, dan terkejut saat mendapati Jimin yang sudah berada di sampingnya. Tengah tersenyum manis ke arahnya, hingga mata itu terbentuk bagai bulan sabit.

"Ada apa Ji??"

"Uh, Jimin... " Yoonji berucap lirih, matanya lebih berkaca-kaca sekarang. Dengan segera dia terjang tubuh Jimin dengan pelukan yang super erat, dan tak lupa isakan itu keluar tanpa diminta.

Jimin terkejut saat tahu Yoonji tengah menangis, ingin melepas sebentar pelukan itu, tapi Yoonji menolak dengan kepalanya yang menggeleng keras. Dan isakan itu jadi semakin keras, Yoonji menangis dengan meraung. Memanggil nama Jimin dan Yoongi bergantian, dan Jimin hanya diam mendengarkan dengan usapan dia beri untuk Yoonji.

Lama dalam posisi itu, Jimin yakin kalau Yoonji sudah tidak menangis. Karena dia sendiri tak mendengar suara isakan keluar dari bibir mungil sang kekasih.

Jimin melepas pelukan, menatap wajah kekasihnya yang suram. Usap lelehan sisa air mata dengan lembut, "Kenapa? Hum? Coba cerita, aku akan dengarkan." Ucap Jimin dengan suara yang begitu lembut.

Yoonji mendongak, dia geleng kan kepalanya. Dan lebih memilih mengajak pergi Jimin dari sana. Jimin hanya hela nafas, dia tak ucap lagi sepatah kata. Dia biarkan Yoonji membawanya entah kemana, dan rupanya dia membawa Jimin ke arah rooftop.

Duduk dengan sandarkan kepalanya di bahu Jimin, dengan memandang pemandangan jalanan di bawah sana, yang begitu ramai menurut Yoonji.

Jimin usap lembut rambut Yoonji, dan berucap "Coba cerita, aku akan dengarkan."

Yoonji mendongak, tatapan matanya masih sendu. "Aku... entah, Yoongi seperti marah padaku Jimin. Dan aku tak tahu, aku bingung harus bagaimana." Katanya, sembari usap lagi lelehan air mata yang lagi lagi keluar.

𝙿𝚘𝚜𝚜𝚎𝚜𝚜𝚒𝚟𝚎 (𝘣𝘰𝘺)𝙁𝙧𝙞𝙚𝙣𝙙 (Complete)✅Where stories live. Discover now