Episode 2

16.1K 125 10
                                    

Episode 2
#Hujan, Ajarkan Aku Lupa
Topeng yang terbuka

Nadine terbangun dengan kepala berat dan pening. Tidur gadis itu terusik karena ponselnya yang sejak tadi berdering. Dengan malas, Nadine mengangkat telepon.

"Astaga! Kau kemana saja Nad? Dari tadi aku sudah menghubungimu, kita punya janji jam 9 ini."

Di ujung telepon, Billy berteriak frustasi saat Nadine mengangkat panggilannya. Sekilas, Nadine melirik ke arah jam dinding. Gadis itu menepuk kening saat melihat waktu sudah menunjukkan pukul 08.30 pagi. Artinya Nadine hanya punya waktu setengah jam untuk sampai ke tempat yang sudah disepakati.

"Dengarkan aku Bil, tolong ulur waktu selama yang kau bisa. Aku akan datang secepatnya." perintah Nadine.

Nadine mematikan telepon setelah Billy menyanggupi permintaannya. Gadis itu buru-buru ke kamar mandi dan membersihkan diri secepat yang dia bisa. Selesai mandi dan bersiap-siap, Nadine berangkat ke Hotel Grand Mahesa tempat dimana dia dan Billy berjanji untuk bertemu klien.

Karena bangun kesiangan akibat mabuk semalam, Nadine terlambat 1 jam dari waktu yang sudah ditentukan. Billy langsung menghampiri Nadine begitu gadis itu sampai.

"Untunglah mereka setuju untuk melihat Wedding Hall terlebih dahulu. Jika tidak, dapat dipastikan kalau hari ini kita akan kehilangan klien penting. Jadi apa yang membuatmu sangat terlambat, Nad? Tidak biasanya kau bertindak tidak kompeten seperti ini." omel Billy.

Nadine mengatur napas dan meminum air yang di sodorkan Billy sebelum mengemukakan alasannya.

"Sorry, aku ketiduran." ucap Nadine tanpa berniat mengatakan alasan kenapa dia bangun kesiangan.

Billy mendelik. "Jangan-jangan kau juga lupa kalau hari ini kita punya janji?" selidik laki-laki itu.

"Aku benar-benar cuma ketiduran, Bil. Mana mungkin aku melupakan janji penting seperti ini. Ngomong-ngomong sudah berapa lama mereka melihat-lihat wedding hall?" tanya Nadine.

"Sekitar setengah jam yang lalu." jawab Billy.

"Kalau begitu kau berjaga disini. Aku akan ke lantai dasar untuk membeli cemilan pengganjal perut. Karena terburu-buru, aku belum sempat sarapan." ucap Nadine sambil menepuk pundak Billy.

Mau tidak mau Billy mengangguk dan membiarkan wanita itu pergi. Setelah sampai di lobby hotel, tidak sengaja mata Nadine menangkap sosok laki-laki yang sangat dikenalinya. Laki-laki itu tengah duduk sambil merangkul seorang wanita.

"Marcel? Apa yang dia lakukan disini?" gumam Nadine pada dirinya sendiri.

Merasa penasaran, Nadine mendekat. Kebetulan, posisi Marcel tengah membelakangi Nadine. Jadi, dengan mudah Nadine mengambil tempat duduk yang bisa mendengar langsung pembicaraan mereka.

Karena terlalu fokus, Nadine tidak sadar kalau seseorang menatap heran ke arahnya. Dia Devan, laki-laki diseberang meja yang sudah lebih dulu duduk di sana.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Devan dingin.

Menyadari ada orang yang mengajaknya bicara, Nadine menoleh. Saat itulah pandangan mereka bertemu. Devan tersenyum sinis saat mengenali siapa Nadine. Sedang Nadine, dia sama sekali tidak ingat kalau Devan adalah laki-laki yang ditemuinya di club tadi malam.

Sebelum Devan angkat bicara, Nadine mengetik sesuatu di ponsel dan menyodorkannya ke arah laki-laki itu.

Aku tau tidak seharusnya aku duduk disini, tapi ada hal mendesak yang ingin ku ketahui. Ku harap kau akan berbaik hati dengan membiarkanku.

Hujan, ajarkan aku lupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang