Bagian 24 [Love?]

372 21 4
                                    

•¶•


Serin baru saja keluar kamar mandi. Dilihatnya ada Danial yang duduk di pinggir kasur yang ikut menoleh ke arahnya.

Serin berjalan ke posisi dimana Danial berada seraya berkacak pinggang. Matanya mengamati tubuh Danial dari atas sampai bawah hal tersebut membuat sang empu berdecak sebal.

"Ngapain sih lo ngeliatin gue kaya gitu?" papar Danial.

Serin mendengus kesal, "Semalam Bapak ngapain saya?" tanya Serin.

"Ngapain lo? yang harusnya nanya tuh gue! lo kenapa ada di kamar gue?"

"Nggak usah pura-pura bloon deh, Pak. Jujur sama saya Bapak ngapain saya semalem?"

Danial merasa kesal atas pertanyaan yang Serin tanyakan, ia pun bangkit dari duduknya dan ikut berkacak pinggang seperti Serin.

"HEH MALIKA! GUE SEMALEM TIDUR SENDIRI DI KAMAR! TERUS TIBA-TIBA TADI PAGI LO DI SINI. PASTI AKAL-AKALAN LO 'KAN BIAR BISA TIDUR BARENG GUE?"

Serin membulatkan mata terkejut. "Hellow...Saya? mau tidur sama Bapak? idih! ogah banget deh mending saya tidur sama kambing sekalian."

"Bener-bener lo ya! mending lo keluar deh dari Apartemen gue. Ganggu tau nggak?!" sebal Danial kemudian ia melangkah keluar kamar mencari Mamanya.

"Ma! Mama!" panggil Danial namun tak ada sahutan, "Mama kemana sih? bisa-bisanya ninggalin anaknya sama orang gila disini."

"Bapak tunggu ih!" panggil Serin mengejar Danial lalu mencekal tangan gurunya itu.

"Apaan sih megang-megang?" sengit Danial.

"Saya mual-mual. Jangan-jangan saya hamil anak Bapak! pokoknya Bapak harus tanggung tanya!"

"TANGGUNG JAWAB!"

"Iya itu maksud saya."

"Hih! denger baik-baik ya! gue nggak ada ngapa-ngapain lo. Nggak usah ngarang!"

"Terus kenapa saya mual-mual?"

"Ya mana gue tau. Lo tanya aja sana sama nyamuk!"

"Ngapain juga saya nanya sama nyamuk? ngada-ngada!"

"Ya kali aja lo hamil anak nyamuk," finish Danial kemudian meninggalkan Serin di ruang tengah.

"Strees emang nih orang," ucap Serin sambil mengelus-elus perutnya yang terasa tidak enak.

•¶•

Sudah dua hari semenjak Serin hilang belum ada tanda-tanda ia akan kembali pada keluarga Fiola. Hal tersebut mampu membuat Fiola merasa begitu cemas.

"Ini nggak bisa aku biarin! aku harus cari Serin kemana pun sampai Serin ketemu." Setelah bicara seperti itu Fiola langsung mengambil tas.

Di dalam taxi. Fiola mengambil ponselnya kemudian mencari kontak seseorang untuk ia telpon, tapi sebelum memencet tombol panggil ia menggigit bibir bawahnya ragu.

•¶•

Di Apartemen milik Fiola kini Serin berada. Ia baru saja meminum obat. Wajahnya begitu pucat, ia terus-terusan meringis kesakitan.

"Aduh, perut gue kenapa sakit banget, sih?" Rasa mual itu kembali muncul, Serin langsung bergegas ke kamar mandi sembari memegangi perutnya.

Setelah keluar kamar mandi Serin menyender di tembok, "Badan gue lemes banget. Gue harus minta tolong sama siapa?" gumam Serin. Tangannya meraba ponsel dari kantong bajunya lalu melihat-lihat kontak. Disana tertera nama Akmal terlebih dahulu.

AMBYAR TEACHERWhere stories live. Discover now