𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌 : 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲

2.3K 117 6
                                    

"Hai, namaku Na Jaemin

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Hai, namaku Na Jaemin. Seorang lelaki dari keluarga Na. Anak dari ayahku, Na Siwon dan ibu kandungku yang sudah lama tiada, Im Yoona. Inilah sepenggal cerita kehidupanku, silahkan menyimpulkan sendiri bagaimana hidupku dari perspektifmu, karena aku tak bisa menyimpulkan jika hidupku ini baik atau tidak. Memang penuh kejutan, entah kejutan baik atau buruk, aku tak tahu. Yang jelas, hidupku sudah membaik begitu bertemu dengan 6 pemuda lainnya. 3 seumuran, 2 lebih muda, dan 1 kakak kelas ku. Mereka mimpiku. Aku ingin seperti mereka dan mereka sudah sering muncul di mimpiku sebelum aku mengenal mereka semua."

This is my Dream, Dear Dream

_________________________________________

"Bunda!!" seru seorang anak kecil sambil berlari ke arah ibunya.

"Wah, bagaimana tadi di sekolah?" tanya seorang perempuan yang merupakan ibu dari anak tersebut.

"Baik! Nana sudah punya 1 teman bun!" ujar si kecil sambil mengacungkan jari telunjuknya tak lupa dengan senyum lebarnya.

"Syukurlah kalau gitu. Nana mau kemana? Atau mau hadiah? Hadiah karena Nana sudah menyelesaikan sekolah di hari pertama"

"Nana tidak mau banyak bunda, Nana hanya mau bunda selalu ada buat Nana! Jangan tinggalin Nana ya bun? Nana takut"

Sementara sang ibu hanya tersenyum lalu memeluk anak semata wayangnya itu.

"Bunda tidak bisa berjanji, tapi bunda yakin Nana pasti kuat kalau tidak bersama bunda, Nana kan orang kuat"

---

"Bunda... kenapa bunda ga bilang?"

"Berjanjilah pada bunda jika nanti kamu akan baik baik saja, Na Jaemin"

"Tidak! Jaemin ga akan baik baik aja kalau bunda tidak ada!"

"Bunda sayang kamu, Nana"

"BUNDA!!"

tittttttt

Jaemin, pemuda tersebut terbangun dari tidurnya. Bayang bayang masa lalunya selalu datang semenjak ia beranjak SMA. Sudah 3 tahun kejadian itu. Ia ingin melupakan masa lalunya, tapi disisi lain ia sangat ingin tinggal di masa lalunya.

"Yak Na Jaemin! Kenapa lesu hah?" tanya seorang pemuda yang merupakan sahabat dari pemuda Na itu. "Jeno-ya, aku lelah, aku ingin tidur." balas Jaemin tak lupa dengan senyum ciri khas nya. Jeno hanya mendengus kesal. "Kamu sudah tidur tadi Na! Kenapa mau tidur lagi hah?! Lagipula kamu belum makan semenjak pagi!" omel Jeno padanya. Sementara oknum yang dimaksud hanya senyum dan menggeleng tanda tidak. "Aku tidak lapar Jeno, sana kamu pergi" balas Jaemin lalu kembali tidur. Susah sekali membujuk sahabat kecilnya itu untuk pergi ke kantin sekedar makan. Padahal Jeno tau sendiri jika Jaemin belum makan dari pagi, dan ini sudah siang. "Kenapa Jen?" tanya seorang lagi kepada Jeno. "Huang! Tolong bujuk sahabatmu itu agar mau makan!" pinta Jeno ke pemuda Cina tersebut. Huang Renjun, pemuda asal negeri tirai bambu yang merantau ke Seoul karena pekerjaan ayahnya. "Haechan-ah, bantu aku" pinta Renjun ke yang lain, Lee Haechan yang notabene tetangga Jaemin. "Yak! Na Jaemin! Ayo makan! Kau tak lupa kan Mark hyung dan anak anak sudah menunggu?!" ujar Jeno tak menyerah. "Jaemin! Kau tidak tidur lagi kan?" tanya Haechan. Bagaimana ia bisa tidur jika diganggu seperti ini? Mau tak mau Jaemin beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah kantin. Sementara 3 pemuda lainnya mengekor di belakangnya.

Dear Dream • TwoshootWo Geschichten leben. Entdecke jetzt