Sept

1K 142 12
                                    

Tak butuh basa basi bagi Jaehyun untuk segera memindahkan Adrien dari apartemen lama ke apartemen baru. Keamanan mereka sedang ter-ancam dan membutuhkan pengamanan lebih

Jaehyun kembali ke Jakarta bersama putra bungsunya pada malam hari setelah mengurus kepindahan Adrien. Sang istri juga harus di lindungi. Perusahaannya pun sedang meningkatkan keamanan bagi seluruh karyawan dan properti perusahaan

Sudah pasti Jaehyun tidak sendirian. Perusahaan yang Ia dan sang papa jalankan bekerja sama dengan perusahaan sahabat sahabat Jaehyun. Pakdhe Taeil dan antek anteknya sudah pasti juga sedang meningkatkan waspada dan keamanan

Ada perubahan signifikan pada sistem perlawanan mereka. Kini tak harus berkumpul di satu markas seperti dulu karena mereka sudah tinggal di satu komplek perumahan yang sangat memudahkan evakuasi

Ide tinggal di satu komplek perumahan tidak lain dan tidak bukan adalah ide Taeil selaku yang tertua dan selalu melindungi 

Setibanya di Jakarta, Jaehyun langsung pulang. Tak perlu di jemput karena mobilnya sudah di siapkan di sana. Pikirannya cukup semrawut hingga tak sadar melaju dengan kecepatan tinggi 

Hampir saja Ia menabrak gerobak bakso di jalan sempit. Hal itu cukup menyadarkan Jaehyun dari kekalutan pikiran yang bisa saja mencelakakan. Ia berhenti, meminggirkan mobil untuk menangkan diri

Ponselnya berdering menampilkan wajah putra bungsu nya yang ingin melakukan video call. Di belakangnya ada sang istri yang terlihat cemas. Segera Jaehyun menyalakan lampu dalam mobil agar wajahnya terlihat 

"DADDY!!"
"Heyy! Whatsupp"
"Daddy masih dimana?"
"Lagi di jalan nih, baru selesai telfon temen daddy terus kamu vidcall. Hampir sampe rumah kok"
"Right. Mama need to talk to you"
"Oke"


"Kamu dari kemarin ngga kasih aku info, maksudnya apa?"
"I'm so sorry sayang, situasi di sana kacau banget"
"Se kacau itu sampe aku dibiarin gatau apa apa?"
"I'm really sorry. I'll tell you kalo udah sampe, oke?"
"Liat, aku gabisa marah kan? Cepetan"
"I know hehe, aku tutup. Byee"

Sambungan telepon di tutup dan Jaehyun kembali melanjutkan perjalanan. Video call singkat barusan cukup memberinya energi untuk melanjutkan perjalanan pulang

...

Di Sergey, London. Semuanya masih stabil, belum ada serangan atau keadaan yang membahayakan lain. Opa Jung dapat memindahkan ruangan monitor di mansionnya yang memiliki tingkat keamanan sama baiknya dengan Sergey

Semua karyawan reguler yang mengurusi bagian administrasi, pemasaran, design, dan beberapa ketua bagian dipindahkan kantor kerjanya di gedung baru yang lebih aman. Mereka tak menempatkan logo atau tanda pengenal di gedung itu untuk mencegah terlacaknya tempat mereka oleh XR-1

Gedung Sergey yang asli sedang di kosongkan. Perkiraan Opa Jung dan Jaehyun, Razor akan kembali dan berusaha merobohkan gedung Sergey sehingga tindakan di atas segera dilaksanakan

Adrien sedang sibuk mengecek tugas tugasnya. Meskipun tak lagi di butuhkan dalam submit karena dia hampir lulus, tetap saja itu footage berharga sebagai pengingat usahanya. Ada beberapa yang sobek, terlepas, bahkan ketumpahan entah cairan apa namun masih bisa di toleransi 

Ketika sedang membereskan kertas kertas yang kemarin asal dimasukkan dalam kardus, Ia tak sengaja menjatuhkan sebuah map yang berisi kertas revisian dengan bercak darah. Itu adalah kertas yang Ia bawa saat menolong dosennya beberapa hari lalu

Adrien mengambil ponselnya di saku bermaksud menghubungi sang dosen. Namun hasilnya nihil. Nomor sang dosen tak lagi aktif dan tentu saja hal itu mengusik nurani Adrien 

Saat sedang berpikir bagaimana baiknya, ponselnya berdering menampilkan nama Jason 

"Dri, lo harus liat foto yan gue kirim"

Hanya itu saja kemudian sambungan di matikan. Tak lama, sebuah pesan berisi foto diterima Adrien. Foto itu cukup membuat Adrien berteriak menyebut nama Sang Maha Kuasa

Dalam foto itu tampak tubuh dosen yang sedang di cari. Keadaanya sudah membiru di dekat tong sampah. Masih dengan pakaian lengkap yang biasanya di gunakan saat pergi mengajar

Di lehernya terdapat luka bekas tusukan senjata tajam yang cukup mencolok. Masih ada cairan berwarna putih yang keluar dari mulutnya

Adrien kembali menghubungi Jason 

"Lo dapet dari mana?"
"Itu tong sampah deket apartemen gue, barusan aja gue jogging dan nemuin itu"
"Gue kesana sekarang"
"Wowowow. Easy easy, lo nggak perlu ke sini. Udah gue tanganin"
"Lo yakin?"
"Yes. Dari keadaannya udah tau kan siapa pelakunya"
"Her boyfriend?"
"Itu menurut gue"
"Terus apa? Lo nelfon polisi?"
"Hell yes. Sesekali ngasi polisi kerjaan"
"Lo nggak mau dateng kalo ada acara pemakaman?"
"Dateng lah gila. Itu dosen bantuin proses lulus gue juga"
"Oke. Kabarin gue kalo lo mau dateng"
"Aight. Gue tutup"
"Yoi"

Adrien kembali melanjutkan kegiatannya masih sambil memikirkan foto mayat dosennya. Ada yang janggal dari sana. Namun Ia memutuskan untuk menyimpan rasa curiga dan lebih fokus memikirkan bagaimana nasib sidang akhirnya 

Semalam, Ia mendapatkan email tentang tanggal sidang. Cukup membuat hatinya senang karena perjuangannya di sini tidak sia sia 

Keesokan harinya, Adrien bermaksud mencari tempat untuk sarapan. Bahan makanan di apartemen barunya masih kosong, hanya ada air putih dan kopi instan. Ia menginginkan makanan Indonesia jadi yaa harus mencari sampai ketemu 

Setelah lama mencari cari akhirnya Ia menemukan sebuah restoran di pinggir kota. Ia segera masuk dan memesan se porsi soto lamongan. Adrien duduk di kursi paling pojok agar bisa melihat aktifitas pelanggan yang mayoritas sedang berbincang menggunakan bahasa Indonesia. Hal itu membuat rasa rindu kembali menghinggapi jiwa Adrien. Namun sudut bibirnya kembali ter angkat, Ia tahu bahwa sebentar lagi pasti bisa kembali 

Soto lamongan sudah tersedia di depannya, setelah berdoa langsung saja di lahap. Rasanya sangat memanjakkan lidah Adrien yang rindu rumah. Senyumnya mengembang tiap akan memasukan makanan ke mulut

Ketenangannya terusik karena ada sekumpulan laki laki yang membuat onar
Adrien masih membaca apa yang terjadi sebelum bertindak
Ada pelayan wanita yang di ganggu karena makanan mereka tak segera datang 

Mereka menyiramkan air tepat di wajah pelayan wanita dan mengatakan kalimat kalimat tidak senonoh yang jelas mengundang amarah Adrien

Segera Ia menghampiri dan membawa pelayan itu menjauh tanpa memperdulikan sekumpulan laki laki yang mengganggu. Adrien melepas jaket yang dikenakan untuk menutupi baju si pelayan yang basah

Alih alih berhenti mengganggu, seseorang dari kelompok laki laki tadi malah melempari Adrien dengan botol kecap. Sudah jelas apa yang terjadi selanjutnya kan?

Entah bagaimana Jason sudah ada di sana tengah kesusahan melerai Adrien yang sedang asik memukuli seorang laki laki yang melempar botol kecap

"DRI ENOUGH! ADRIEN!!!"

Meskipun badan Jason lebih besar tetap saja kalah dengan besarnya emosi Adrien. Keringat mulai mengalir di tubuh Jason saat berusaha menghentikan Adrien. Karena tak kunjung berhenti, Jason harus melayangkan sebuah bogem pada wajah tampan Adrien 

Syukurlah bogem Jason berhasil menghentikan Adrien
Jason segera menyeret Adrien pergi sambil meminta maaf kepada pengunjung restoran atas apa yang terjadi 
Ternyata, Adrien di bawa masuk ke restoran di seberang yang disana sudah duduk Natasya dan Arka

Karena kondisinya masih kacau sekaligus terkejut, Ia menanyakan hal yang tentu saja konyol

"Lo berdua naik apa?" 


TBC


Sept Mille Deux Cent Quatre-vingt QuatreOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz