[1]

40 6 0
                                    

Aku terbangun mendengar suara ribut-ribut dari bawah, tapi ya, suara siapa lagi kalau bukan papa mama yang sedang bertengkar. Kepalaku sakit mendengar ocehan mereka setiap hari! benar-benar muak!

"Kamu, bener-bener ya!"

"EMANG KENAPA AKU HAH?"

"DASAR LAKI-LAKI GATAU DIRI! UDAH TAU ADA ISTRI DISINI TAPI MASIH AJA SUKA SAMA ISTRI ORANG! SANGAT MEMALUKAN, CIH!"

Cring!

Vas terbuat dari kaca dilempar oleh Arya, Ayahku.

"JANGAN NGASAL NUDUH KAMU YA!"

Amarah keduanya semakin membara. Aku tak memperdulikan lagi itu. Kejadian seperti ini sudah menjadi sarapan pagi bagiku. Earphone tak boleh lupa dibawa untuk dengarin musik anime.

***

Sekolah terlihat biasa saja, hem. Tidak-tidak. Semua tempat terlihat sangat membosankan. Mau ke mana pun aku tak tahu. Anak-anak lainnya sangat bersemangat untuk bersekolah. Aku?

"Woi liat deh, anak cupu nongol, hahaha," tawa ledekan sepanjang jalan.

Aku heran. Kenapa ada manusia yang suka mengejek orang lain padahal tak ada hubungan sama sekali dengannya.

"Hai anak cupu."

Sekarang anak perempuan kelas sebelah. Aku hanya menatapnya biasa.

"DIH, GAK USAH SOMBONG KAYAK GITU, LU."

Sekarang dia malah kesal sendiri. Bukannya gak peduli, tapi aku malas menghadapi orang-orang yang gak penting sama sekali.

Aku memasuki kelas yang sangat ribut. Di mana harus kucari ketenangan? huftt. Aku hanya sangat lelah.

Membuka tas, mencari benda favorit, menutup tas, membacanya. Komik Conan terbaru!

"Eh Dika, Kaca matanya masih bagus ya? kirain udah rusak. Oh ternyata masih bisa buat baca, ya."

------

TBC.

A L O N EWo Geschichten leben. Entdecke jetzt