.
.
.

"Papa~ Papa~? Papa di mana sih? Di kamar ga ada?"

Jaemin merengut karena tak menemukan ayahnya. Padahal ini sudah saatnya bangun. Sebenarnya ia terbangun karena Jeno bangun duluan. Kata Jeno ini sudah jam 6, waktu di mana Taeyong biasa membangunkannya.

"Jaemin! Papa kamu ada di sini nih." Tunjuk Jeno dengan polosnya pada pintu kamar Taeyong yang baru saja ia buka.

"Eung? Kenapa bisa di situ? Kok papa tidurnya meluk tante Taeyong?" Bocah kecil itu mengerutkan dahi. Ia merasa aneh karena biasanya ayahnya hanya memeluk ibunya. Keheranan Jaemin hanya ditanggapi dengan ucapan "gatau" datar dari Jeno.

Sebuah ide tiba-tiba terlintas di kepala kecil Jaemin. "Kita nyelip yuk!"

"Hah?"

"Biasanya kalo papa sama bunda pelukan aku ada di tengah-tengahnya. Ayo Jeno kita nyelip di tengah-tengah!"

Jeno hanya mengikuti Jaemin tanpa minat. Ia ikut karena ibunya memang harus dibangunkan agar bisa membantunya siap-siap sekolah.

Jaemin tampak memberi aba-aba. Mereka telah siap di sisi orang tua masing-masing. "1...2...3...Hiyaap!"

"UGH!"

"AWW!"

Suara mengaduh datang bersamaan dari dua orang dewasa yang terbangun paksa. Yang satu tertimpa badan Jeno, yang satu lagi wajahnya tersikut oleh Jaemin.

"Astaga! Kalian ngapain sih? Banguninnya bisa dengan cara normal kan?" Keluh Taeyong yang menyadari situasi lebih dulu, sementara Jaehyun mengelus-elus rahangnya yang nyeri. "Jaemin..."

Yang dimarahi hanya nyengir sambil minta maaf. "hehe... Maaf pa, ga sengaja."

"Makanya, mama jangan keasikan tidur. Jeno tiban aja biar bangun." Jeno menatap datar Taeyong yang tak berkutik lagi.

"Maaf tante, Jaemin yang ajak Jeno. Tapi Jaemin ga niat ganggu tidur papa sama tante kok. Jaemin cuma mau nyelip karena kalian pelukannya erat banget."

Tunggu. Pelukan? Taeyong dan Jaehyun saling bertatapan. Lalu menyadari posisi mereka yang hampir menempel, beda sekali dengan posisi saat mereka mulai tidur semalam. Kaki Taeyong refleks menendang Jaehyun agar menjauh. Jaehyun yang tidak siap malah terjungkal dari atas tempat tidur. Untungnya Taeyong sigap menyelamatkan Jaemin, jadi hanya Jaehyun seorang yang jatuh.

"Ck, nasip...nasip..."

.
.
.

Setelah mengantar Jeno dan Jaemin ke TK, Taeyong sampai di kantor agak terlambat. Untungnya Jaehyun sedang tidak di mejanya saat ia sampai. Ia jadi tak perlu merasa canggung.

Mereka canggung? Ya, karena insiden pelukan di tempat tidur tadi pagi. Dipergoki oleh anak-anak pula. Taeyong sendiri tidak ingat siapa yang mulai duluan sampai mereka bisa berakhir dalam posisi intim begitu. Yang jelas ia bisa membayangkan sedekat apa mereka sesaat sebelum dibangunkan oleh Jeno dan Jaemin.

.
.
.

Jaehyun dan Taeyong bergantian membesuk Ten. Saat jam makan siang, Jaehyun yang datang menemani Ten. Sore hari, setelah menjemput anak-anak, gantian Taeyong yang datang. Anak-anak merengek ingin ikut dengan Taeyong, tapi peraturan rumah sakit tidak mengizinkan anak-anak untuk ikut membesuk.

"Nanti video call aja ya? Sebentar lagi bunda boleh pulang dari rumah sakit kok. Jaemin doain bunda biar cepet sehat lagi." Taeyong mencoba membujuk Jaemin yang merajuk.

"Jaemin, kita main game aja di laptop mama aja yuk. Aku udah jago loh."

Taeyong memicingkan mata pada putranya. Jadi yang suka diam-diam menghabiskan baterai laptopnya adalah Jeno?

In Between [JaeYong version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang