"Maaf ya, Yong. Tapi kakak ga mau anak-anak makan makanan yang ga bergizi. Kamu ga ngasih mereka mie instan kan?" Ten sepertinya telah mengenal tabiat Taeyong walaupun mereka baru tinggal bersama beberapa hari.
"I-iya, ngga kok kak. Aku masak sayur tadi siang." Iya, sayur pakai mie instan.
"Besok gimana? Kamu sama mas masuk kerja kan?" Taeyong mengangguk. "Terus anak-anak gimana?"
"Aku urusin mereka dulu sebelum sekolah. Kata mas Jaehyun gapapa aku telat, dia yang izinin. Nanti pulangnya paling mereka diajak ke kantor dulu."
Ten menghela napas pelan. "Ya mau gimana lagi ya, Yong? Coba aja ibuku lagi ga keluar negri. Bisa titip anak-anak sama ibuku."
Taeyong hanya meringis. Sepertinya standar mengurus anak ala Ten terlalu tinggi untuknya.
"Oh iya, mas Jaehyun gimana? Kamu urusin juga kan? Dia mah badan sama umur doang gede, tapi kelakuan kadang masih kayak anak kecil. Makan sama mandi aja harus diingetin."
Untuk yang ini sepertinya Taeyong tidak bisa membeberkan banyak. Masa iya, ia bilang pada Ten kalau Jaehyun sangat manja padanya. Bisa-bisa istri Jaehyun ini cemburu.
"Mas Jaehyun ga nyusahin kok kak. Mungkin karena tau kakak sakit jadi mandiri. Hehe..."
"Duh, jadi kayak punya anak kecil 3 ya, Yong?"
.
.
.
Malam hari setelah menidurkan anak-anak, Taeyong bersiap tidur juga. Baru akan menarik selimut, pintu kamarnya diketuk. Begitu dibuka, ada Jaehyun yang sudah memakai piyama dan membawa bantal.
"Mau ngapain mas?"
"Numpang tidur. Tidur sendiri ga ada Ten dingin."
Taeyong tertawa, mengira Jaehyun sedang bercanda atau hanya mencari perhatiannya saja.
"Aku serius, Yong."
"Mas, meski ini rumahmu aku punya hak buat ngusir mas dari kamar ini loh? Kalo emang mas mau tidur di sini, aku yang keluar." Ancam Taeyong tidak ingin terbawa permainan Jaehyun.
"Taeyoooong... Kamu mau biarin aku ga bisa tidur?"
"Mas bukan anak kecil."
"Terus aku ga boleh bertingkah kayak anak kecil?"
"Mas! Aku capek."
"Yaudah tidur, aku ikut. Anggap aja kita mahasiswa yang tidur bareng di satu kamar kos."
"Terserah!"
Taeyong lelah dan tak ingin meladeni omong kosong Jaehyun lebih jauh. Jaehyun benar-benar mengikuti Taeyong masuk ke kamarnya. Taeyong yang tak ambil pusing segera merebahkan tubuhnya. Kalau Jaehyun berani macam-macam tinggal ia hajar dengan tendangan taekwondonya. Begini-begini ia pernah belajar taekwondo waktu kecil.
Jaehyun menyusulnya berbaring tak lama kemudian. Untunglah tempat tidur di kamar ini berukuran queen size. Sehingga masih ada ruang kosong meskipun dua orang dewasa tidur di atasnya.
"Selamat tidur, Taeyong... Mimpi indah, jangan lupa doa. Doain juga kita semua sehat selalu dan yang sakit diberi kesembuhan. Aamiin..."
Taeyongbmerasakan pergerakan dari makhluk hidup di sampingnya. Sepertinya setelah mengatakan doa tadi, Jaehyun mengubah posisi tidurnya menjadi miring dan membelakangi Taeyong. Ditatapnya punggung lebar pria itu. Punggung favoritnya. Dulu.
Taeyong bisa melihat punggung itu naik turun dengan teratur, menandakan pemiliknya mungkin sudah terlelap.
"Selamat tidur..." Kali ini Taeyong yang mengubah posisi tidurnya, menjadi miring dan juga membelakangi Jaehyun.
YOU ARE READING
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...
![In Between [JaeYong version]](https://img.wattpad.com/cover/233637683-64-k106652.jpg)