Wanita cantik itu berdeham kecil, ternyata sudah sejauh hubungan mereka. Jadi Friend with benefit yang Arez maksud itu seperti ini. Aku pikir, cuma diriku orang paling bodoh disini.

"Hm, maaf ya. Mungkin pas kamu main, aku ada di kamar Afka."
Ujarnya sambil tersenyum kecil.

Bisa kulihat dengan jelas, ada rona merah yang nampak samar dipipinya. Ya, sepertinya hanya aku yang polos polos disini.

Tak lama kemudian, pesanan kami datang. Kami makan dalam diam, sambil sesekali diselingi tawa Aleena yang menyuapi Afka dengan romantis. Sungguh, pemandangan yang sukses membuat hatiku mendidih. Mungkin ini puncaknya, puncak dari rasa nyeri diulu hatiku. Menyaksikan mantan, makan dengan romantisnya bersama seorang wanita yang sebenarnya benalu dalam hubungan kami. Benarkah, apa cuma aku yang mendramatisir disini? Entahlah, aku muak.

Derrtt
Derrtt

"Maaf, aku angkat telpon sebentar."
Pamitku sambil meraih benda pipih tersebut.

Lima menit aku kembali ketempat dudukku. Membenahi barang barangku kedalam tas, yang tentu menarik perhatian ketiganya.

"Maaf, aku harus pamit. Jemputanku sudah datang." Pamitku sopan.

"Benarkah, cepat sekali?" Tanya Aleena agak kecewa.

"Padahal kita lagi asik double date loh."

Double date, hellow? Tidak salahkah ucapan anda barusan nona??

"Mau kuantar?" Tanya Arez menawari.

Aku menggeleng kecil, sudah ada babang ojek setiaku didepan.

"Aku sudah dijemput." Ujarku sambil mengeluarkan selembar uang dari dompetku.

"No, no, aku yang bayar." Ujar Arez.

Untunglah, batinku girang.
"Ya sudah, aku pergi ya." Pamitku yang langsung diangguki oleh Arez dan diberi lambaiaan oleh Aleena.

Tanpa menengok kebelakang, aku langsung berlalu menuju keluar caffe. Untuk beberapa saat, aku sempat melihat wajahnya. Datar, seperti ekspresi dirinya pada umumnya.

Ya sudahlah, orang udah jadi mantan juga.

"Pake, kalo jatoh tau rasak lo."
Ketus Ajun yang menjemputku kini.

"Ok bang ojol." Ujarku sambil menerima helm fullface darinya.

Mengenakanya, lalu menaiki jok belakang motor metic milik Ajun.

"OTW bang, saya buru buru."
Ujarku sambil terkekeh geli.

"Dasar! pegangan lo."

"Wokee."

Ok mantan, nikmati saja waktumu bersama dengan teman spesialmu itu. Aku pun, akan menikmati waktuku sendiri.

👞❤👠

"Ada apa?" Tanyaku to the point.

Sepulang dari minimarket tadi, jelmaan Yeti Arab ini tiba-tiba menghadangku. Menghujaniku dengan berbagai pertanyaan khas datar miliknya.

"We need to talk, Aruna!"

"Ok, lima belas menit dari sekarang."
Ujarku to the point sambil melihat jam tangan dipergelangan tanganku.

"Saya tidak mau semua ini selesai begitu saja Aruna." Ujarnya gamblang.

Dia berkata itu dengan sangat mudahnya, tanpa mempertimbangkan perasaanku. Dia pikir, aku ini mau menerima semua ini dengan mudah? Aku mengambil keputusan ini karena dirinya pula. Semua tindakan ini sudah aku pertimbangkan jauh dari awal ketika aku memulai hubungan ini.

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora