"Rapat nanti kamu ga usah ikut. Saya pergi sama Doyoung aja."

Mendengar kalimat itu, ada sebagian hati Taeyong yang tak rela. Karena penolakkannya tadi, ia langsung dibuang begitu? Haaah.. tapi akal sehatnya mengatakan ini yang terbaik. Menghabiskan terlalu banyak waktu dengan suami orang memang tidak pernah berakhir baik kan?

.
.

"Wah, gila sih. Pak Jaehyun. Udah punya anak satu juga masih tetep bikin ngiler."

"Ini mah definisi sesungguhnya dari hot daddy."

"Iya, iya, bener."

"Kalau aku jadi istrinya, gabakal aku biarin bebas suami kayak gitu, rawan pelakor."

Taeyong melewati dua orang resepsionis yang sedang bergosip seru. Saat ia lewat, mereka menghentikan sejenak kegiatan bergosipnya. Ia bisa merasakan tatapan mata mereka yang mengikutinya bahkan setelah ia lewat. Tapi ia tak ambil pusing soal itu.

"Ya, yang itu salah satunya. Bibit pelakor."

.
.
.

"Oh hai, Taeyong~"

"Selamat pagi, Pak." Taeyong membalas sapaan ceria Jaehyun dengan formal.

Jadi ini yang dibicarakan para resepsionis tadi. Penampilan Jaehyun hari ini sedikit berbeda. Ia menata rambutnya ke atas hingga menunjukkan dahinya. Belum lagi pakaiannya yang terlihat lebih perlente dibanding biasanya.

"Mau kondangan, Pak?" Tanya Taeyong iseng.

"Nggak. Kenapa? Beda ya penampilan saya?"

"Iya." Jawab Taeyong jujur.

"Pengen ganti penampilan aja. Kayaknya selama ini saya cupu banget. Tadi istri saya bantuin "dandan"."

"Selera istri bapak bagus. Tapi hati-hati, Pak."

"Kenapa?"

"Nanti ngundang pelakor." Bisik Taeyong dengan dramatis.

"Hahaha, siapa juga yang mau sama saya kalau bukan istri saya sendiri."

Taeyong hanya geleng-geleng kepala saja. Mungkin Jaehyun memang tidak sadar kalau pesonanya tidak kalah dengan pesona para aktor papan atas di luaran sana.

.
.
.

Taeyong menghadiri rapat orang tua di sekolah Jeno. Ia datang terlambat karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum izin pada Jaehyun. Untuknya Jaehyun sangat pengertian.

Karena terlambat, semua orang tua yang sudah datang dan duduk di aula memperhatikannya saat ia masuk. "Maaf Bu Guru, saya telat."

"Gapapa mama Jeno, ayo duduk, baru mau mulai kok."

Taeyong memandang sekeliling. Ia menemukan Ten dan kursi kosong di sebelahnya, di antara puluhan orang tua lain. Ia memutuskan untuk ke sana.

"Di sini kosong?"

"Iya, emang saya sengaja sisain buat mamanya Jeno."

"Makasih..." Taeyong pun mendudukkan dirinya di sebelah Ten. Saat menoleh pada Ten sekali lagi, ia menyadari sebuah benda yang tak asing berada di pangkuan Ten.

"Tasnya...."

"Eum?"

"...bagus."

Ten tertawa. Mungkin merasa aneh karena Taeyong tiba-tiba memuji tasnya.

"Ini hadiah dari suami saya. Bukannya mau pamer loh, tapi belum lama ini ulang tahun saya, saya ga nyangka suami saya bakal beliin tas begini sebagai hadiah."

In Between [JaeYong version]Where stories live. Discover now