05

1K 186 81
                                    

Bugh!

"Sudah ku bilang jangan pernah bermain dengan Renjun, apa selama ini kau menganggap perkataan ku main main, heh?!" Ucap Mark penuh penekanan.

Jeno ketauan. Entah siapa yang memberi tau.

Saat pulang dari perusahaan Jeno sudah mendapati kakaknya duduk di ruang tamu, dan tanpa aba aba Mark langsung memukuli Jeno.

"M-mark-"

"Panggil aku kakak!" Teriak Mark.

"K-kak Mark, t-tolong dengarkan penjelasan ku dulu." Ucap Jeno susah paya.

"Jelaskan apa lagi hah?! Sudah jelas di foto dan Vidio itu kau bersama dengan Renjun!" Teriak Mark.

"K-kak, a-aku hanya menemani Hyura pergi ke mall, a-aku tidak tau kalau Renjun dan Carla berada di sana." Ucap Jeno.

"Baiklah, anggap saja aku percaya denganmu."

"Tapi–"

Bugh!

"Ughh!"

"–Sekali lagi aku melihat kau bermain dengan Renjun, habis kau ditangan ku dan Lucas." Setelah menendang perut Jeno lalu berucap penuh penekanan pada Jeno, Mark langsung pergi begitu saja keluar dari rumahnya.

Mark mengambil handphonenya yang berada di saku celananya,

"Kyra, sayang."

"Iya, ada apa Mark?"

"Aku membutuhkan mu."

Mark pergi membawa mobilnya, menuju rumah Kyra.

"Mark Jung sialan!" Umpat Jeno menatap kepergian kakaknya.

Jeno langsung masuk kamarnya, tidak peduli dengan luka pada tubuhnya. Setidaknya, Renjun yang tidak bersalah bisa terlindungi.


Berada di kediaman Renjun, semua tidak ada yang baik baik saja,

Orang tua Renjun pulang.

Tadi pagi tidur Renjun terusik karna mendengar suara gaduh. Dan benar saja,

Hampir semua vas pecah.

Beruntungnya, tidak ada darah yang menetes.

Renjun dengan terpaksa membersihkan pecahan itu, di bantu dengan pembantunya.

"Papa, bisa kah kau di rumah saja hari ini?" Tanya Renjun.

Wendy, Chanyeol, dan Renjun sedang berada di meja makan. Menikmati makanan masing masing tanpa melirik satu sama lain.

"Papa tidak bisa, hari ini papa harus ke Prancis untuk urusan bisnis." Ucap Chanyeol.

"Mama?"

"Mama harus ke Jepang, perusahaan mama yang berada disana mengalami masalah. Nanti saat pulang akan mama bawakan oleh oleh."

"Yang ku butuhkan kalian berada di rumah bersama ku, bukan oleh oleh tidak penting itu." Batin Renjun, hatinya terasa di remat kuat.

"Papa pergi dulu, jaga dirimu baik baik, papa menyayangimu." Chanyeol mengecup dahi Wendy dan Renjun bergantian lalu pergi dari rumah itu.

"Sayang katanya?" Renjun tertawa miris dalam hatinya.

"Mama juga pergi, nenekmu akan datang kesini besok, jemput dia di bandara pukul dua belas." Ucap Wendy kemudian mengecup pipi anaknya.

"Setidaknya masih ada nenek yang menyayangi ku."

Renjun mengambil kuncin, lalu pergi dengan mobilnya tak tentu arah.

𝐒𝐚𝐝𝐧𝐞𝐬𝐬 [✓]Where stories live. Discover now