Part 7

79 39 7
                                    

"Sekarang, bisa lo ceritain gimana kejadianya?" Tanya Lidia pada pria yg sedang terbaring dg selang infus di tanganya dan menatap Lidia dalam-dalam.

"Males.."

"Kalo lo gak mau cerita, gimana gue mau laporin dia?" Jawab Lidia kesal karena pria satu ini, sudah berkali-kali pertanyaan itu Lidia lontarkan padanya tapi hanya dibalas dg malas-malasan.

"Emang kenapa si? Heh?" Tanya balik pria itu dg suara yg sedikit lemah.

"Gue cuma mau keadilan Ar.. emang lo gak mau kalo orang yg udah nyakitin lo ditangkep?"

"Mau." Jawabnya yg membuat Lidia menyimpulkan seutas senyum di bibirnya. "Tapi bukan sekarang" lanjut pria itu. Dan kini Lidia mengerutkan dahi dan menampilkan mimik wajah datar.

"11." Jawab Lidia.

"Lo ngitung?" Tanya Ardian bingung.

"Ya, udah sebelas kali lo bilang 'nanti' 'bukan waktunya' 'nunggu bukti' 'males' 'biarin' bikin kesel tau gak?! Bukti apalagi coba?! Nunggu apaan sih?!" Jawab Lidia sewot dan memalingkan wajahnya dari Ardian.

"Hehehe... karma itu berlaku, Lid. Kita gak usah susah-susah balas dendam sama dia. Tuhan tau kapan dan bagaimana cara yg tepat untuk memberi hukuman" Ucap Ardian dg senyum hangatnya.

"Tapi, Ar... gue kasian sama lo! Lo gak tau apa-apa tentang masalah gue sama Lucky, tapi lo malah ikut kena batunya." Jawab Lidia dg tatapan penuh rasa bersalah.

"Udahlah, Lid. Gakpapa. Ini emang risiko suka sama cewe tomboy mungkin ya?" ucap Ardian cengengesan dan membelai rambut Lidia.

"Dih lo tuh ya, lagi sakit juga masih mau ngeledek gue! Mau kena lo hah?!" Lidia mendelik ke arah pria itu yg masih cengengesan.

"Iyaiyaa, maap deh. Khilapp sayang... ups!" Ardian menutup mulutnya dg tangan kananya. Dan Lidia hanya tertegun mendengar dia di panggil 'sayang' oleh pria yg juga mulai Lidia suka itu.

"Lo sehatkan? Lo masih waras kan? Apa harus gue bawa ke RSJ terdekat hah?!" Ucap Lidia sambil sesekali memegangi dahi Ardian.

"Yeee, jahat lo. Gak usah baper! Gue cuma kelepasan tadi" jawab Ardian

"Siapa juga yg baper! Off baperan najis!" Jawab Lidia spontan, dia malu juga dianggap baper dg pria itu. Tapi benerkan kalo lo baper, Lid?😆

"Eh, gue belum kasih tau keluarga lo kalo lo disini, ntar lo dicariin pasti. Gue mau ngasih tau keadaan lo sekarang. Dimana rumah lo?" Tanya Lidia melenceng dari pembicaaraan sebelumnya. Tapi dia memang dari kemarin selalu ingin tau dan lupa saat ingin bertanya dimana rumah Ardian.

"Gak usah, Lid. Rumah keluarga gue di luar kota. Gue udah beli rumah sendiri dan udah tinggal kurang lebih 2 tahunan di kota ini."

"Ohh, tapi gimana pun juga keluarga lo harus tau Ar.."

"Gak usah. Gue gak mau mereka kawatir dg kondisi gue saat ini. Apalagi ayah gue punya penyakit jantung, gue takut dia kenapa-napa. Dan gue minta lo rahasiain kondisi gue, Lid." Ucap Ardian dg tatapan memohon.

"Oke! Tapi ada syaratnya" ucap Lidia dg senyum miringnya.

"Apa?"

"Lo bantu gue biar Lucky dipenjara. Gimana?"

"Gak mau."

"Yaudah. Gue bakal cari tau keluarga lo dan kasih tau kondisi lo. Titik"

"Tapi, Lid. Ada ayah gue.." jawab Ardian dg wajah memelas.

"Ya lo juga gak mau bantu gue"

"Udahlah lupain, mending lo nyuapin gue. Ya, ya, yakan? Ayolah, Lid.." ucap Ardian dg ekspresi manjanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kau Miliku Tapi Bukan UntukkuWhere stories live. Discover now