⁂Aneh?

1.2K 239 97
                                    

--

•|14 Bulan Berlalu|•

Pagi Hari.

Adeline kini menyiapkan barang-barangnya. Sudah begitu lama dia menetap di sana, yang awalnya berencana akan pergi setelah melahirkan..akhirnya memutuskan untuk tinggal beberapa bulan lagi.

Edahn datang sambil menggedong Eliano kecil ke dalam kamarnya lalu berkata pada Adeline yang sedang mengemas pakaiannya.

"Kau yakin akan pergi, Adeline? Kau bisa tinggal disini saja."

Adeline lalu berbalik, sambil membawa satu tasnya dia kemudian mendekat pada Edahn. Menarik baju Edahn untuk sedikit menunduk, lalu menginjit untuk mengecup pelan pipinya.

"Terima kasih." 

Kini Adeline beralih pada Eliano, balita yang sudah berumur 18 bulan yang kini berada di gendongan Edahn, "Entah bagaimana dia bisa mendapatkan warna mata mu." Edahn berkata sembari tersenyum melihat putra kecilnya.

Namun Adeline justru tersenyum sendu, mengelus pipi putranya sekali lalu berujar,

"Eliano, kita tak bisa lagi bertemu. Apapun yang terjadi...Jangan pernah temui aku." Mendengarnya, sontak Edahn menatap heran sembari sedikit mengerutkan dahi,

"Kenapa bilang begitu?" 

"Edahn, jangan katakan pada Eliano siapa diriku Setelah dia besar nanti. Jangan sampai dia terikat denganku. Dan....Ini-

Adeline merogoh sakunya lalu mengambil sebuah anting di sana. Sebuah anting yang terbuat dari kristal bewarna biru tua dengan sebuah ukiran kecil simbol Zahard.

"Aku ingin kau menyimpannya." 

-------

Bertahun-tahun berlalu setelah itu. Kini Eliano tumbuh menjadi anak laki-laki yang diberkahi dengan bakat dan kejeniusan yang mengalir dari orang tuanya.

Setengah Darah Zahard..Dan Setengah darah Dari Khun. membuatnya begitu hebat untuk anak seusianya.

Kini dia berumur tuhuh tahun, Eliano berada di lapangan yang berbeda dengan anak-anak lain. Dilatih khusus oleh ranker jenius, Khun Marco Asensio, dan tentu saja juga langsung diawasi oleh ayahnya.

Ini merupakan dambaan setiap anak dari keluarga Khun.

*Duash*Duash*

Eliano melemparkan tombak nya dengan sedikit tambahan shinsu petir. Mampu mengenai target sejauh 100 meter dari tempatnya berada kini. Asensio yang mengamatinya sembari mengunyah permen kini bertepuk tangan.

"Ayah, sepertinya El seorang jeonsulsa. Dia bisa manipulasi shinsu petir." Ujar pria tampan berambut biru gelap itu.

"Ah, begitu..ya." Edahn yang tadinya makan anggur di tepi lapangan lalu berjalan mendekati Eliano. 

"Eliano, bisa kau wujudkan shinsumu jadi begini?" Edahn membuka dua jari nya, seketika shinsu petir yang luarbiasa keluar hanya karena gerakan itu saja. Eliano pun mengangguk setelah beberapa saat terlihat mengamati ayahnya dalam diam, dia menekuk jarinya untuk melakukan hal yang persis seperti ayahnya lakukan.

"Bagus. Luar biasa-!!" Puji Asensio sambil bertepuk tangan di sebelahnya. Ia meletuskan gelembung permen karet yang ia tiup kemudian menoleh pada Edahn, "Ayah, aku ingat ada jenius lain yang seumuran El." Ujarnya lagi.

"Siapa?"

"Adik kak Mascheny, Khun Ran,"

Eliano yang mendengarnya pun sedikit melebarkan mata namun tetap dengan ekspresi datarnya. Edahn merasa tertarik dan mencuri pandang pada putra kecilnya, Eliano dengan malu-malu kini angkat bicara.

|| 𝗧𝗢𝗚 || The Lost DisgraceWhere stories live. Discover now