"Mark mau kemana?" Tanya Chaelin.

Jeno, Jaemin, Renjun dan Haechan menyusul Chaelin untuk duduk.

"Yeri sakit katanya"

Mulut Chaelin membentuk huruf 'O' sembari menganggukkan kepalanya.

Sedangkan Jaemin menendang betis Renjun karena sahabatnya itu dengan santai mengucapkannya ke Chaelin.

"Tapi gak parah kan?"

Chaelin menaikkan alis kanannya menunggu salah satu dari empat orang itu menjawab pertanyaannya tapi tak ada satu pun dari mereka yg menjawab.

"Jen"

Karena Chaelin hanya dekat dengan Jeno, jadi Chaelin hanya berani bertanya ke Jeno.

Jeno mengendikkan bahunya "Gak tau, lo bisa tanya itu ke pacar lo" Ucapnya dan melenggang pergi untuk kembali ke ruang tengah.

"Jaem heh! Ayo main pees!"

Jaemin langsung berdiri dan menyusul Jeno dengan Haechan yg mengikuti di belakangnya. Sedangkan Chaelin menatap kesal ke arah Jeno, bisa-bisanya pria itu meninggalkan Chaelin di ruang tamu.

Yah tapi masih lebih baik Jeno yg meninggalkannya untuk bermain playstation daripada Mark yg meninggalkannya demi mengunjungi perempuan lain.

Renjun menatap sungkan ke arah Chaelin "Mau ke ruang tengah Chae?" Tanyanya.

Mata Chaelin yg bulat langsung berbinar "Boleh?!" Tanyanya antusias, yg di balas anggukan serta senyuman Renjun.

"Tentu aja boleh, yuk!" Ajak Renjun dan Chaelin langsung berdiri mengikuti Renjun.

Chaelin kembali mengamati ruang tengah tempat kekasihnya biasanya sering menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya itu.

"Sini duduk Chae, jangan berdiri" Ucap Renjun dengan versi kalemnya, gak tau kalau udah sama Haechan.

Chaelin tersenyum dan mengambil duduk di sebelah Jeno yg kosong meskipun mepet tembok, daripada Chaelin harus duduk di sebelah Renjun yg tak terlalu di kenalinya.

"Apasih Chae, gerah nih" Ucap Jeno dengan melirik Chaelin sinis, karena Chaelin dengan seenak jidat langsung duduk di sebelahnya yg spacenya sebenarnya sangat sempit.

Chaelin mengerucutkan bibirnya kesal karena merasa Jeno mengabaikannya, satu-satunya orang yg di kenalnya hanya Jeno disini dan saat ini kekasihnya malah meninggalkannya sendirian tanpa mengantarkannya pulang terlebih dahulu.

"Cuma mau duduk" Cicit Chaelin pelan dengan wajah melasnya.

Jeno menghela nafasnya dan membiarkan Chaelin duduk di sebelahnya.

Chaelin paham kalau Jeno bermain dengan Jaemin dan yg lainnya maka Jeno hanya akan fokus dengan mereka.

Chaelin menekuk kakinya kemudian memeluk lututnya, memperhatikan Jeno dan Jaemin yg fokus pada stick playstation masing-masing, suara Jeno yg mengumpat di susul tawa Jaemin, Renjun dan Haechan, kemudian Chaelin yg ikut tersenyum melihatnya.

Mengeluarkan handphonenya dari sling bag yg di gunakannya, Chaelin berharap mendapatkan satu notifikasi dari kekasihnya itu dan menjelaskan apa yg sebenarnya terjadi.

Chaelin menipiskan bibirnya setelah apa yg diharapkan tak di dapatkannya.

Chaelin mencoba menghubungi kekasihnya yg hanya terdengar nada tunggu tapi Chaelin tak menyerah, dia kembali mencoba menelfon Mark dan tetap Mark tak mengangkatnya.

Menghempaskan handphonenya begitu saja, dan menyembunyikan wajahnya di atas lututnya.

Chaelin ingin marah, ingin menangis, ingin memaki tapi yg bisa dia lakukan hanya diam.

Mark meninggalkannya di tempat yg asing ini, tempat yg baru pertama kali di pijakinya.

Sungguh Chaelin merasa kesal, tapi Chaelin mencoba untuk memahami kekasihnya itu. Mark sudah mewanti-wanti padanya untuk tidak cemburu pada Yeri, dan menjelaskan hubungannya dengan Yeri yg dapat di mengerti Chaelin, juga Mark sudah mengenalkannya secara resmi dengan Yeri dan setelah mengenalnya Chaelin mengetahui bahwa Yeri perempuan yg baik, hanya saja Chaelin tetap memiliki firasat buruk mengenai perempuan itu.

Sebenarnya Yeri selalu membantu Chaelin akhir-akhir ini dan saat Mark menghilang, Chaelin langsung menghubungi Yeri menanyakan keberadaan Mark yg selalu di sambut hangat dengan Yeri.

Chaelin ingin cemburu, tapi Chaelin sudah mengenal Yeri.

Rasanya...

Entah Chaelin juga merasa bingung,

Rasanya seperti, jika Chaelin bertengkar dengan Mark di sebabkan oleh Yeri maka Chaelin merasa tak nyaman dengan itu. Chaelin takut melukai perasaan Yeri kalau Yeri tau penyebab renggangnya hubungan Chaelin dan Mark itu di sebabkan karena dirinya.

Yeri sahabat Mark dan juga sepupu jauhnya yg merantau di kota yg sama dengan Mark, dan Chaelin merasa harus memaklumi kedua orang itu yg saling bergantung satu sama lain karena sama-sama merantau di kota orang.

Tapi sungguh, mau bagaimanapun Chaelin menerima hubungan Mark dan Yeri rasanya seperti ada yg janggal di sudut hatinya.

Apa boleh Chaelin tetap mencurigai Mark?

Jika boleh jujur sebenarnya Chaelin lelah, hanya saja dia masih dan sangat mencintai Mark.


Entah sudah berapa lama Jeno fokus dengan playstationnya tetapi fokusnya langsung buyar setelah mendengar suara isakan kecil dari sebelahnya.

Jeno langsung menghempas stick playstationnya dan menatap tubuh Chaelin yg sudah bergetar, dengan wajahnya yg bersembunyi di balik lengannya yg memeluk kedua lututnya.

"Heh Jen kok main di lempar sih!" Seru Jaemin kesal tapi tak Jeno perdulikan.

"Chae..."

Jeno menyentuh pundak Chaelin pelan, membuat Chaelin mendongakkan kepalanya dengan matanya yg sudah sembab.

"Jen..." Cicitnya dengan suara seraknya dan menghambur dalam pelukan Jeno.

Jeno yg belum siap dengan pergerakan Chaelin membuat tubuhnya terdorong ke belakang, untungnya dengan sigap Jeno mendekap tubuh Chaelin erat dan menahan bobot tubuhnya.

"It's okay Chae, you can cry, I'm here with you" Ucap Jeno lembut dan mengusap rambut Chaelin.

"Mark jahat Jen"

"Iya Chae gue tau, shhh kendalikan dulu emosi lo" Jeno berucap seperti itu karena Chaelin yg mulai sesenggukan dengan keras.

"Aku capek"

"Ada gue Chae, gue bisa jadi apapun yg lo mau"

Sedangkan Jaemin, Renjun dan Haechan hanya bisa terdiam melihat Jeno memeluk kekasih sahabatnya dengan keadaan Chaelin yg sudah menangis.

Kacau, rasanya mereka tak mau berurusan terlalu jauh mengenai hubungan asmara Mark, Chaelin dan Jeno.







_________

200 vote + 50 komen
buat ke chap selanjutnya.

ciyuuuuu😏😁

My Boyfriend - Mark Lee [ON HOLD]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt