"Kania mau pulang. Kania kira kakak itu orang yang pengertian. Bisa sedikit sabar buat nunggu Kania, Hm... ternyata selama ini Kania salah." kata Kania sambil membereskan tas lalu meletakkan pada bahu nya.

"Kania bukan gitu maksud kakak, kamu duduk dulu. Dengerin penjelasan kakak Nia" Ujar Alex mencoba menahan lengan Kania namun langsung ditepis secara kasar oleh Kania.

"Nggak perlu. Kania udah tau." sahut Kania "Kania pulang" pamitnya lalu berbalik dan berjalan sedikit cepat untuk keluar dari restoran tersebut.

"Niaa!" panggil Alex seraya mengejar langkah Kania yang sudah dulu ada didepanya.

"Kania, Kania dengerin kakak dulu" kata Alex saat ia sudah bisa meraih tangan Kania dan membuatnya berbalik menghadap Alex.

"Dengerin penjelasan apalagi?" tanya Kania dengan Raut wajah yang terlihat marah.

"Kamu tenang dulu, kita duduk dan bicara lagi" Ujar Alex mencoba untuk membujuk Kania, ia sadar bahwa perkataanya tadi pasti membuat Kania sedikit tersinggung.

"Nggak. Kania mau pulang." tolak Kania cepat lalu berbalik dan melanjutkan langkahnya.

"Niaaa" panggil Alex tetapi tak dihiraukan oleh Kania.

"Aaahh Sial!" pekik Alex Frustasi.

****

Kania turun melewati tangga dengan cepat, semua orang yang berada direstoran hari itu menatapnya dengan penasaran. Semua mata pun tertuju pada Kania. Tetapi ia tak peduli, yang sekarang ia inginkan adalah pulang ke rumah lalu beristirahat.

Saat Kania sudah berdiri didepan Restoran, ia mengeluarkan Handphone dari tas nya. Lalu menghubungi supir agar dapat menjempunya disini.

"Hallo?"

"...."

"Tolong Jemput Kania pak,"

"...."

"Iya, Kania ada diRestoran Seafood didekat taman cempaka. Bapak Jemput Kania disini yah"

"...."

"Oke, Kania tunggu"

Panggilan telepon terputus, Kania memilih untuk pergi dari Restoran tersebut dan menuju ke arah taman hijau disampingnya. Ia melihat taman tersebut ramai pengunjung, semuanya terlihat gembira dan bahagia bersama keluarga, teman, hingga kekasih mereka.

Kania memilih salah satu tempat duduk disitu. Ia tersenyum simpul melihat anak-anak kecil yang bermain dengan riang. Ia teringat akan masa lalu nya saat kecil, tertawa lepas, bahagia, tak punya beban pikiran, bahkan tak pernah merasakan sakit.

Tidak seperti sekarang ini saat ia sudah beranjak remaja, satu per satu masalah pun datang. Entah karena pendidikan, masalah keluarga, permasalahan disekolah, bahkan tentang percintaannya.

Ia rindu. Sangat rindu pada semua saat dimana ia tak punya beban pikiran yang menumpuk dikepalanya.

Kania tak lebih dari seorang gadis cantik yang menyimpan ribuan permasalahan seorang diri dibalik senyum dan sikapnya yang manis.

Tingg...

Tingg...

Suara Notifikasi Chat yang berasal dari Handphone Kania, membuatnya yang sedari tadi larut dalam lamunan menjadi kembali tersadar. Lalu ia membuka Handphone nya dan melihat dari siapakah pesan tersebut berasal.

|>DEVANO< ☎ :|

2 pesan belum dibaca

|>DEVANO< : Kania?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CANDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang