"Jaem lo bakal gitu terus sampe jam terakhir?" tanya Yujin melipat tangan di dada.

Yang ditanya malah menghela keras sampai Yujin pula bisa mendengarnya. "Boro-boro mau belajar, males amat," jawab Jaemin acuh tetap pada posisinya.

"Pulang aja gih, daripada jam sekolah lo buang-buang kek gitu," ujar Yujin mencibir.

"Ck. Mana bisa gue pulang, lo mau tanggung jawab apa kalo nyokap gue mewek gara-gara gue bolos?" decak Jaemin justru menanggapi celotehan Yujin.

"Yaudah belajar yang bener. Lo mau apa nyokap lo mewek gara-gara lo gak naik kelas?" tanggap gadis jangkung itu.

Jaemin mendengus menegakkan duduk. "Hish, ngedo'ain yang engga-engga ya lo," protes pemuda itu menyipitkan mata.

"Jaem, urusan permonyetan sama pelajaran itu sebaiknya jangan lo campur aduk kek begini, jadinya lo uring-uringan kan. Sebagai cowok harusnya lo lebih bisa ngendaliin perasaan lo. Harusnya lo tahu tempat dan waktu kapan lo ngurusin ini, ngurusin itu. Karena itu yang bikin lo lebih dewasa," jelas Yujin seolah ibu yang tengah mempepatahi putranya.

"Bentar-bentar, ini beneran Ahn Yujin 11 MIPA 2 yang gue kanal kan?" tanya Jaemin justru tak percaya dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut gadis itu.

"Gue denger Renjun yang ngomong sih," kata Yujin nyengir saja.

"Ck. Anjing, Renjun terus dimana-mana. Perasaan tiap orang yang ngasih tau gue pasti itu dari si Renjun, dia tuh pakar percintaan 2A2 apa ya? Penasehat cinta gitu?" decak Jaemin memasang wajah datar.

"Ah bodo mana tau gue," jawab Yujin acuh. Namun kemudian ia mendekat pada Jaemin. "Udah jangan uring-uringan terus. Abis kelar ini pelajaran gue dengerin deh bacotan lo," kata gadis berambut sepundak itu berbisik.

* * *

"Nah, kesukaan lo kan?" Yujin menyodorkan kopi kalengan pada Jaemin membuat pemuda itu mengangkat kedua alis. "Si Minju yang bilang," sambung Yujin duduk di kursi yang berhadapan dengan Jaemin.

Jaemin memain-mainkan kopi kalengan di tangannya. "Eum Jin," tegur pemuda itu agak ragu. "Kok lo mau sih?" tanya Jaemin penasaran.

Yujin awalnya mengerutkan dahi tak paham. Namun akhirnya ia menjawab, "yang jelas gue lakuin ini bukan buat lo," katanya polos sambil terus menyeruput kuah cuangki.

Jaemin memangut-mangut, alasan itu sudah ia duga. Jadi tak perlu lagi merasa tersinggung. "Terus kalo lo udah dengerin gue mau apa?" tanya Jaemin lagi. Ia hanya berhati-hati, takutnya setelah ini malah terjadi kesalahpahaman yang baru.

"Ya buat jadi perantara lo lah. Setidaknya gue yang bisa jelasin ke Minju ataupun Jungwoo karena mereka saat ini gak bisa denger itu langsung dari lo. Jadi lo bisa santai jelasin ke gue terlepas dari itu bener apa engga. Bukannya gue gak percaya sama lo, gue cuma penengah aja disini. Karena gue cuma gak suka liat temen-temen gue uring-uringan," ujar Yujin pada Jaemin membuat pemuda itu menggigiti bibir.

"Jin, jujur gue gak tau lagi mesti gimana. Rasanya gue jadi serba salah. Tapi sebelum gue jelasin, gue pengen denger dulu yang Minju bilang ke elo. Biar gue juga tau salah gue dimananya," kata Jaemin mengukuhkan.

"Mmm, macam hugging? Trus balikan gitu?" gumam Yujin to the point.

Jaemin melongos, memang sudah pasti hanya itu yang Minju pikirkan. "Iya gue emang peluk Taera," jawab pemuda itu polos membuat Yujin langsung membulatkan mata karena Jaemin langsung jujur sefrontal itu. "Tapi gue gak balikan Jin. Sumpah! Gue gak balikan. Lo pikir perasaan manusia bisa dibulak-balik secepat itu? Lo pikir gue cowok kayak apa?" lanjut Jaemin menggebu-gebu.

"Lo pikir ketika orang yang lo suka meluk cowok lain isi kepala lo gak akan nethink apa?" tanggap Yujin justru malah tak mau kalah. "Lo jangan merasa melakukan hal yang benar walaupun orang lain yang ngeliat lo salah paham. Lo harus tetep rendah hati, lo pahami kenapa orang itu bisa sampe salah paham. Jaem dengerin gue, lo mau tau engga kenapa Minju ataupun Jungwoo bersikap kayak gini sama lo?" tambah gadis itu diakhiri dengan tanya.

Jaemin hanya mengangkat kedua alis menanggapi Yujin.

"Karena Minju suka banget sama elo. Masa lo gak ngerti sih, dia gak mau denger penjelasan lo karena dia takut malah denger hal yang malah bikin dia sakit hati. Karena dia terlalu suka sama lo jadi dia berpikir lebih baik biarin lo tanpa perlu ribet-ribet jelasin," jelas Yujin penuh perhatian. "Dan Jungwoo, dia amat sangat percaya sama lo. Gue denger katanya lo sama dia temen deket dari kelas 10?" sambungnya mengukuhkan.

"Terus kalo percaya sama gue kenapa dia juga ikut salah paham?"

"Karena dia juga suka sama Minju, dan karena dia juga denger langsung dari Minju, jadilah dia gak nyangka ternyata lo brengsek, gak sebaik yang dia pikirkan padahal dia percaya sama lo. Feelnya tuh beda kalo lo yang langsung bilang ke Jungwoo waktu itu," jawab Yujin masih dengan nada santainya.

"Iya itutuh masalah timing. Gue juga boro-boro inget bilang ke Jungwoo Jin, kalo gue kepikirannya Minju terus. Gue jadinya serba salah kan," hela Jaemin mengusap wajahnya frustasi.

"Iya makanya gue disini. Lo jelasin yang gabisa lo jelasin ke mereka," ujar Yujin menenangkan.

"Pas itu gue lagi jalan sama Minju, dan gue gak tau sama sekali si Taera ngekorin. Dia minta gue balikan, dan jelaslah gue gak mau. Terus karena dia ngerasa gue udah muak sama dia, dia minta peluk gue sekali aja dan setelah itu dia gak akan ganggu gue lagi. Ya gue iyain dengan jaminan itu, karena pas malem itu tadinya gue mau nembak Minju. Gue gak tahu justru jadinya malah kayak gini, anjing! Okelah gue ngaku salah gue bales peluk Taera walaupun dua detik," jelas Jaemin merangkum semuanya dalam satu ucapan.

Yujin memangut-mangut paham. Kesalahpahaman itu pasti buat Jaemin jengkel. Tapi yaa bagaimana lagi, memangnya ada orang yang melihat orang yang disukainya memeluk yang lain dan bilang tidak apa-apa, baik-baik saja?

"Okelah Jaem bakal gue sampein. Tapi usaha gue bakal sia-sia kalo lo gak bisa kerja sama. Katanya kalo lo merasa disalah-salahin, justru orang itu pengen dimengerti. Jadi, seiring gue bicarain baik-baik, lo jangan sampe nyerah ya!" ujar Yujin menyemangati.

Jaemin jadi agak tenang sekarang. Dasar Yujin, awalnya bicaranya pedas. Seolah-olah memang tidak melakukan itu untuk Jaemin. Ha, pada akhirnya dia juga secara tersirat mendukung Jaemin. Dia benar-benar netral. Yujin memang tak bisa membiarkan semua temannya terus terjerat situasi keruh seperti ini.

Namun senyum Jaemin kontan luntur ketika satu notifikasi masuk. Minju mengirimi pesan lewat dm twitter. Setelah pembicaraan panjang bersama Yujin, semuanya kini sudah tidak berarti apa-apa. Karena sepertinya Minju memang ingin terlepas dari ikatan apapun dengan Jaemin.

Frogieju: Jaem, gue mau putus

Frogieju: Jaem, gue mau putus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bandung, 12 Juli 2020

Happy ending yea 🤡

© biasourdream

Hello, Minju! || Jaeminju ✔Where stories live. Discover now