"Nona yeji, nona dipanggil oleh kakek dan menyuruh untuk datang ke kediamannya, maaf mengganggu istirahat nona" sang maid pun pergi setelah berpamitan kepada yeji.
Sebenarnya ia sangat pusing jika harus berdiri dikarenakan ia sedang sakit saat ini, namun ia berfikir bahwa kakek nya pasti akan sangat kecewa jika ia tidak menurutinya.
Bagaimanapun juga kakeknya yang merawatnya dulu saat bundanya telah tiada, dengan segenap hati ia bangun dan berganti pakaian lalu pergi menuju kediaman sang kakek bersama sopir pribadi karena ia tak sanggup membawa kendaraan.
Saat sampai dikediaman kakek Hwang, ia dikejutkan oleh mobil keluarga tunangannya, apakah akan dipercepat pernikahannya dengan bomin?. Yeji tentulah senang jika seperti itu, kini saja ia telah membayangkan jika bomin dan dirinya telah mempunyai anak akan seperti apa, ia tak sabar menanti momen seperti itu.
Setelah masuk kedalam rumah kakeknya, yeji dikejutkan lagi dengan kehadiran ayahnya yang sudah pulang dari luar kota, setelah memberi salam yeji dipersilahkan untuk duduk ia mendaratkan bokongnya kebangku sebelah ayahnya.
"Baiklah kini sudah lengkap semua, kakek akan mengumumkan sesuatu" ujar kakek kepada seluruh orang di ruang keluarga saat ini.
"Kakek hanya ingin mengumumkan bahwa Perjodohan bomin dan yeji dibatalkan" lanjutan pria tersebut yang kini sudah berumur 80 an itu.
Seorang perempuan yang tengah duduk sambil menahan rasa pusingnya kepala pun kini mati rasa, "kenapa?" Dirinya Mengajukannya pertanyaan pada sang kakek.
"Kakek tidak mau jika kalian tidak saling mencintai yeji, pasti Choi menyetujui hal ini juga demi kalian" jawab mantap dan langsung disetujui oleh keluarga Choi maupun ayah yeji.
Hei masih ada yang belum setuju dengan ini semua, dia tidak ingin jika perjodohan ini dibatalkan, karena dirinya sudah sangat mencintai bomin lagipula siapa yang akan setuju jika kalian sudah menjalani hubungan sekitar satu tahun lebih?, Dia hanya wanita biasa yang pasti akan jatuh kedalam pesona pria yang sangat perhatian padanya walaupun sang pria mungkin tidak balik mencintainya.
"Bomin, yeji Kalian setuju?" Lanjutnya seperti tidak ada beban dalam hidupnya
'Tidak ia tidak setuju dengan usul ini' ia ingin sekali berucap seperti ini, namun ucapannya ia urungkan saat bomin menjawabnya duluan.
"Iya, aku setuju." Ucap bomin, yeji menoleh kearah bomin yang tepat berada di sampingnya.
'Kenapa? Kenapa kau menyetujui usulan kakek?' batinnya bertannya, ia tak sanggup jika bertannya seperti itu pada bomin, lalu bomin tersenyum manis melihat sang kakek, oh bomin setuju dengan usulan kakek, kini ia mengerti bahwa hanya dirinya saja yang menyukai bomin selama ini.
Yeji menganggukkan kepalanya setelah wajahnya meluruskan pandangannya ke sang kakek 'Oh oke, aku mengalah' batinnya menahan rasa sakit didadanya.
Yeji tidak mau egois, bahkan bomin menyetujui hal ini dengan senyumannya, bukankah cinta tidak harus memiliki?, cukup melihatnya bahagia itu pasti kita akan bahagia?.
Semoga saja yeji akan seperti itu, akan bahagia jika ia melepaskan bomin.
____
Setelah dari kediaman kakeknya yeji pun pulang dengan supir dan ayahnya dikarenakan ayahnya Baru pulang dari luar kota mengurus cabang yang diminta oleh sang kakek Untuk mengurus perusahaan lalu ia mendapat pesan singkat dari orang tua satu-satunya, dan menggunakan taksi untuk kesana karena tidak ingin merepotkan yeji untuk bolak-balik menjemput dirinya.
Saat diperjalanan keduanya hanya diam, yeji sudah terkenal dengan sikap dinginnya bahkan kepada sang ayah, namun dibalik itu semua ia sangat lah mencintai keluarganya namun ia tak ingin semua orang tahu dan sedikit gengsi untuk memamerkan rasa kasih sayangnya.
"Yeji, ayah dengar kamu sakit, apa sudah membaik?" Ayahnya jengah dengan keadaan hening, ia juga khawatir yeji tengah sakit namun memaksakan kesini.
"Sudah membaik" bohong, yeji berbohong justru setelah ia pergi dari sana ia pusingnya bertambah ia hanya tak ingin ayahnya khawatir dan akan membawanya ke rumah sakit, ia sudah hafal dengan sikap ayahnya jika ia merasa khawatir.
"Apa kamu baik-baik saja perjodohan itu dibatalkan? Ayah bisa memaksa kakek untuk kalian dijodohkan kembali dengan bomin." Tanya sang ayah sekali lagi, dengan setia menoleh pada yeji.
Yeji menatap ayahnya dan tersenyum dengan senyuman yang entah itu kecewa atau benar-benar tulus, lalu menjawab "aku baik-baik saja ayah, justru aku senang kalau bomin senang" lalu berbalik menatap jalanan diluar mobil.
"Hmmm, ayah ada sesuatu untuk kamu. kemarin ayah membeli sebuah kotak musik, ayah memikirkan mu saat melihat ini kau sangat senang mengoleksi kotak musik." Ujar sang ayah lalu menyodorkan paperback pada yeji mungkin hanya mengalihkan pembicaraan, karena ia tau jika anak kesayangan nya ini sangat kecewa dengan keputusan kakeknya.
"Aku sudah besar, dan aku sudah bisa mencari uang ayah, tapi terimakasih aku suka sekali." Jawabnya, ya tentu saja ia sudah berkerja bahkan terkenal di negaranya, ia bukanlah perempuan manja, ia tak ingin merepotkan ayahnya bahkan ia bekerja di bawah atasan ayahnya .
"Dimata ayah kamu tetap anak kecil kesayangan ayah, yeji." Ujarnya dengan mengelus rambut yeji yang di gerai panjang, syukurlah yeji juga mengalihkan pertannyaan yang ia lontarkan tadi, ia tak ingin anaknya sedih seperti tadi, yang hanya menatap jendela melihat jalanan sepi diluar.
"Huh~, baiklah" ucap yeji sembari menggebungkan pipinya, sangat menggemaskan bukan? Hei tapi ini hanya dilihat dengan orang tersayangnya, yeji mana ingin jika menampilkan pada orang lain.
Berakhirlah dengan obrolan ringan saat dimobil entah itu lelucon ayah yang tidak ada lucu-lucu nya ataupun keseharian yeji saat dirinya mendapat job pemotretan yang sangat banyak dan menggantikan posisi ayahnya saat beliau mengurus pekerjaan diluar kota.
Syukurlah ayahnya telah membalikan mood yeji kembali sekarang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ayah yeji Hwang jaebum
_____
G
ais ini ceritanya semi formal maaf ada yang baku juga sih...