:OO9

226 43 100
                                    

happy on the outside, but
simply crying on the inside.





































"Aduh yang, ini kenapa muka kamu bisa bonyok begini?!" gadis itu memekik seusai
menelisik bagian wajah Dejun yang terdapat memar bekas tonjok.

Gadis itu melesat menuju dapur, kemudian balik dalam keadaan membawa baskom kecil berisi air dingin dan kain bersih.

"Gara - gara Renjun?" tanyanya sembari menyentuhkan kain itu pada lebam bagian ekor mata. "Kalian itu kenapa sih? Selalu aja berkelahi, engga inget tempat pula."

Dejun tanpa ringisan, hanya diam membiarkan gadis itu melakukan pengobatan ala kadarnya.

"Sakit ya?"

Dejun menggeleng, beralih memegang pergelangan tangan sang gadis hingga mendekatkan wajah mengikis jarak antar keduanya.

"Can i kiss you, baby?"














































































































































































































"Udah jangan nangis, cengeng banget jadi perempuan," ketus Renjun, merotasikan bola mata jengah akan kelakuan Keira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah jangan nangis, cengeng banget jadi perempuan," ketus Renjun, merotasikan bola mata jengah akan kelakuan Keira.

"Lo punya masalah apasih sampe muka lo bonyok gini?!"

Keira secara telaten membersihkan bekas memar pada wajah Renjun. Ia pun tidak tau darimana asal muasalnya. namun begitu pulang tadi Keira sudah mendapati Renjun dengan muka abstraknya.

Penuh akan warna kebiruan campur ungu. Dan Keira cukup memaklumi keadaan pemuda itu darisini.

"Kepo."

"Ya jelas lha gue kepo! Lo itu sepupu gue. Masa gue biarin lo bertingkah seenak kemauan lo!"

"Kenapa lo yang jadi sewot?"

"Terserah. Gue muak sama sifat lo, Huang Renjun!" sentak Keira sambil melempar asal kain basah yang sedang ia pegang.

Keira bangkit, melangkahkan tungkainya menjauhi keberadaan Renjun. Tujuan utamanya yaitu ke kamar, mencoba merenungkan semua permasalahan yang ada.

Satu sisi, Renjun merasa bersalah. Sementara sisi lain, renjun tidak punya rasa perduli.

Entah kenapa perasaan itu semakin kian mengambil alih dirinya. Seolah - olah ada sesuatu yang ikut membuncah akan pikirannya.

"Ayo perbaiki semuanya!"

"Ayo rusak aja! Dia udah engga perduli lagi sama kamu."

"Jangan diam aja, lakuin sesuatu!"

sialan. Renjun tidak tahan lagi.



































Renjun be like:

jangan hujat dejun, dia tuh sebenarnya baik, ya tapi gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan hujat dejun, dia tuh sebenarnya baik, ya tapi gitu... hehe, no spoiler.

dan aku juga lagi mikirin ending yang terbaik buat book ini. semoga engga sad ending— but boleh juga tuh di coba //emot bulgos//

anw kalian tetap jaga kesehatan ya, jangan sampe sakit pliss, demi aku ya hehe!♡💕

sincerely, aey.











but at least—

bucin aa' jaemin mari mampir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bucin aa' jaemin mari mampir. ntar aku kasih hadiah deh, engga janji tapi hmm. ada aa' jeno sama aa' jaehyun juga kok.

thank u so fvcking much ur attention baby!!(/^▽^)/♡♡ —aey

one night, one lieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang