Sebuah tangan menepuk bahunya, Jaehyun menoleh kesamping dan mendapati Yuta yang berada disampingnya. "Kau suka kamarnya?" tanyanya.

Jaehyun mengangguk, "Baguslah, aku menyiapkannya untukmu kemarin." ucap Yuta, membuat Jaehyun tertawa pelan. "Kalau sudah selesai berbenah, keluarlah. Aku membeli makanan untuk kita semua." Jaehyun mengangguk mengiyakan dan membiarkan Yuta berjalan keluar dari kamarnya.

Membenahi seluruh pakaiannya kedalam lemari pakaian yang ada disana dengan cepat, karena semuanya sedang menunggu diluar. Setelah berganti pakaian dengan lebih santai Jaehyun keluar dari kamarnya. Mendapati Yuta, Johnny dan Ten yang sudah duduk bersama disofa ruang tv dengan meja yang penuh makanan.

"Bagaimana rasanya pulang ke Korea setelah berpuluh-puluh tahun lebih?" tanya Johnny setelah Jaehyun mendaratkan tubuhnya diantara Johnny dan Yuta.

Jaehyun mengangkat bahu acuh, "Hanya terasa seperti pulang kerumah." ucapnya singkat. "Aku akan menginap ditempatmu sampai aku menemukan apartment sendiri." ucapnya kepada Yuta.

"Tinggal disini saja, lagipula aku juga sendirian. Dan juga kau mungkin sebentar lagi dapat panggilan dari orang yang akan mempekerjakanmu." ucap Yuta sambil menyuapkan makanan kemulutnya.

"Oh, kau sudah menyerahkan berkas data diriku?" tanya Jaehyun yang direspon anggukan oleh Yuta. Johnny menoleh kesamping menatap Jaehyun.

"Kukira kau sudah berhenti jadi pengawal setelah mengundurkan diri jadi pengawal Presiden AS. Kau yakin masih ingin menjadi pengawal? Kau bisa ikut bekerja denganku atau dengan Yuta. Apalagi kau sangat pintar, kau mungkin akan dengan cepat naik pangkat." ucap Johnny.

Dia hanya ingin Jaehyun memilih pekerjaan yang lebih mudah. Menjadi seorang pengawal tidak semudah itu, harus siaga 24 jam, walau memakai shift sekalipun itu tetap melelahkan. Apalagi jika terjadi sesuatu yang berbahaya.

Jaehyun tersenyum, "Terimakasih atas sarannya, tapi kurasa aku menyukai pekerjaan ini. Lagipula gajinya sangat besar kau tau." Johnny dan Yuta sangat tau bahwa Jaehyun adalah pengawal yang begitu hebat, dan bayarannya sangat mahal. Jaehyun mempunyai banyak uang, apalagi dia bukan orang boros.

"Aku setuju dengan Johnny, pekerjaan itu cukup berbahaya dan melelahkan. Lagipula kau sudah 30 tahun, bukankah saatnya kau mencari wanita atau pria manis untuk dikencani?" ucap Yuta.

"Seperti kau sedang berkencan dengan seseorang saja." cibir Johnny. Jaehyun dan Ten hanya tertawa ketika melihat Yuta mempelototi Johnny.

"Setidaknya aku pernah berkencan!" protes Yuta.

"Ya, dan seminggu kemudian kalian putus." sahut Jaehyun, membuat orang yang ada disana kecuali Yuta tergelak. Sedangkan dia mengerucutkan bibirnya kesal.

"Hanya kau disini yang tidak pernah menyukai seseorang ataupun berkencan. Yuta benar, berkencanlah. Kau itu tampan, tidak ada orang yang akan menolakmu." ucap Johnny menepuk bahu Jaehyun pelan.

Dirinya sangat ingat bagaimana terkenalnya Jung Jaehyun ketika mereka masih kuliah saat itu, setiap hari selalu ada yang mengirimkan coklat atau surat cinta untuk Jaehyun, tak jarang ada yang menyatakan cintanya langsung dan selalu ditolak oleh pria tampan ini.

Jaehyun tersenyum tipis, "Aku hanya belum tertarik untuk itu, aku masih suka keadaanku seperti ini."

"Jika kau tertarik untuk berkencan, aku punya banyak kenalan wanita atau pria cantik untukmu Jaehyun-sshi." ucap Ten yang sedari tadi hanya mendengarkan para lelaki itu berbicara.

"Nah benar sekali! Ten punya banyak teman cantik, Jae. Saat kau melihat mereka kau mungkin akan langsung jatuh cinta!" ucap Yuta dengan heboh. Johnny melemparnya dengan bantal tepat diwajahnya.

My Bodyguard (JAEYONG) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang