[ R ]

1.5K 128 41
                                    

Mungkin itu hanya temannya.
Mungkin dia hanya sedang lelah.
Mungkin pekerjaannya terlalu menumpuk.

Terlalu banyak kata mungkin untuk menutupi kekuatiran yang selama ini memenuhinya. Dan sekarang apa yang dilihatnya, menghancurkan semua kemungkinannya.

Suaminya yang selalu menatapnya penuh cinta, suami yang menjadi tempat pulangnya begitupun sebaliknya, suami yang dulu berjanji akan selalu mencintainya.

Winwin menatap miris kedalam salah satu kamar yang ada dibar itu, pria manis itu tadi diam-diam mengikuti sang suami yang sudah dua tahun belakangan ini selalu pulang dan keluar malam, bahkan beberapa kali juga, bermain fisik dengan istrinya.

Rasa penasarannya terbayar sudah, bukti yang membuatnya ingin mengulang waktu agar dia tak mengikuti kemana suaminya pergi.

Dia tak mau membenci suaminya, karena Winwin tahu, jika dia sudah membenci seseorang maka susah untuk memaafkannya. Entah, apa itu berlaku untuk Jaehyun.

Tapi sayangnya, rasa bencinya tumbuh hanya dalam semalam. Ibu dari 1 anak itu, melangkahkan kakinya keluar dari tempat yang menjijikan ini menurutnya. Tak ada air mata yang menyertai langkah kakinya, sudah cukup hari-hari lalu dia menangisi suami yang akan menjadi mantan suaminya.

Sekarang waktunya dia membangun kehidupan kembali, ditempat yang baru, bersama dengan orang-orang yang baru.

Kalau kalian pikir Winwin langsung tidak mencintai Jaehyun itu salah, bahkan dia sangat sulit untuk meninggalkan rumah yang menjadi saksi perjalanan keluarga kecil mereka.

"Jaemin sayang" Winwin mengguncangkan tubuh anak remajanya dengan pelan.

"Eugh" pria yang tak kalah manis dari ibunya, menatap sang mama bingung.

"Kenapa mama?" tanyanya sambil bangun dari tidurnya, menatap wajah sang mam yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Masih ingin membuat kehidupan yang lebih baik dengan mama?" tanya Winwin yang langsung dimengerti oleh Jaemin, bahkan sang anak memeluk erat ibunya.

Merasa bahagia bahwa ibunya akan lepas dari sang papa.

Sejak kelas 10, Jaemin pernah memergoki papanya yang sedang bermesraan dengan seorang wanita. Jaemin yang saat itu tak berani menghampiri sang papa, langsung berlari pulang ke rumah.

Menceritakan apa yang dilihatnya kepada sang mama, yang sayangnya tak menganggap serius.

Sejak dia melihat papanya dengan lelaki lain, dia sering melihat mamanya menangis sendirian didalam kamar yang gelap.

Isakan lirih, memenuhi ruangan yang hening itu. Sampai suatu saat, Jaemin berani membuka mulutnya melihat permasalahan yang terjadi karena ayahnya.

"Mama, Jaemin tidak bisa selalu melihat mama seperti ini. Jika mama sudah tidak kuat, mari kita pergi dari sini. Kita tinggalkan pria jahat itu, kita akan membuat kehidupan yang baru. Kehidupan yang selama ini kita impikan. Kapanpun mama siap, Jaemin akan menunggu. Jaemin akan selalu disamping mama. Jaemin menyayangi mama"

Persetan dengan tutur kata santun, dia bahkan sudah tak mengganggap Jaehyun sebagai ayahnya. Mana ada ayah yang menelantarkan keluarganya dan memilih berjalan dengan orang lain dengan mesra.

"Ayo ma, kita buat langit baru, yang lebih cerah."

Kedua pria manis berbeda umur tersebut, langsung masuk kedalam taxi yang sudah Winwin pesan terlebih dahulu.

Tak ada koper yang mereka bawa, tak ada barang yang mereka pegang kecuali handphone dan dompet.

Nomor merekapun sudah mereka ganti. Lagipula Jaehyun tak akan mencari mereka, bukan begitu?



~• Next or End? •~

Reality [✔]Where stories live. Discover now