02. Senja dan Masalah

151 43 114
                                    

Pict. By Pinterest.

Benar, takdir tidak akan pernah salah memilih penghuninya.

Gedung FEB.

Pagi yang sangat cerah, ku pikir ada sesuatu yang terjadi pada awan hari ini, mungkin saja ada seorang pangeran yang duduk diatas sana sembari memandang ke bawah untuk memancarkan sinar kebahagian hari ini. Kalau begitu, aku harap pangeran itu melihatku dan berkata 'kau gadis kuat Senja' haha.

Aku melintasi koridor kampus dengan sedikit tergesa-gesa, aku takut terlambat. Ya, walaupun jam masih pukul 07.15 am, dan kelasku pukul 7.30 am. Pagi ini aku memiliki jadwal mata kuliah ilmu dasar kebisnisan di ruang G7B.

Dari jauh, aku melihat Kak Seola yang tengah berlari ke arahku. Aku sedikit berjalan ketepian agar dapat membuka jalan lebih lebar untuk wanita itu.

Tiba-tiba, Kak Seola berhenti di depanku. "Senja..Kakak titip ini ya," wanita itu memberikan beberapa jilidan buku kepadaku.

"Eh, tapi Kak-" belum sempat aku melanjutkan ucapanku, Kak Seola memotongnya, "tolong ya, Kakak buru-buru udah telat banget soalnya, nanti ada yg ambil namanya Bona," ucap Kak Seola dan langsung pergi meninggalkanku.

Pikiranku jadi bercabang-cabang, emangnya aku tahu Kak Bona yang mana? Dan juga apa Kak Bona mengenalku?

Sudah hampir 5 menit berdiri di tempat yang sama, tapi tidak ada tanda-tanda orang yang akan mengambil jilidan ini. Aku tidak tahu seberapa penting jilidan ini, tapi aku harus segera ke kelasku.

🌸🌸🌸

Setelah mata kuliah ini berakhir, aku berniat keluar kelas dengan cepat untuk menemui Kak Seola. Tapi jalanku yang baru beberapa langkah keluar kelas terhenti, sebuah tangan menahan lenganku.

"Senja?" tanya gadis yang ada di depanku. Aku pun menjawab, "i-iya."

"Gue Bona, dan lo udah ngerusak semuanya," ucap Kak Bona datar dengan mata yang sedikit menyalang. Aku dengan gugup bersuara "maaf kak jilidannya sama saya, saya ada kelas tadi," ku harap Kak Bona akan memaklumi hal ini.

"Lo tau nilai kelompok gue hancur anjing!" Suara Kak Bona melengking di telingaku.

Dengan cepat Kak Bona dan Kak Hyojung menarik kedua tanganku. Mereka menariknya dengan sangat kuat, sehingga mau tidak mau langkah kakiku juga harus cepat agar tetap bisa seimbang dengan badanku, jujur saja kaki kanan yang pincang ini terasa sakit sekali sekarang, rasanya satu persatu pisau tajam mulai menyayati betisku.

Kini, aku telah berada di belakang salah satu gedung FEB ini, terlihat ada sekelompok orang yang sedang menunggu kedatangan kami.

Aku sempat terkejut dengan apa yang kulihat, kalian tahu apa? Kak Seungwoo yang sedang berjongkok dengan Kak Sejun, mereka tengah menghisap rokok, pandangan mereka berdua beralih ke arahku dan berdiri, lalu berjalan ke arah kami bertiga.

Aku berdo'a di dalam hati agar tidak ada sesuatu yang buruk terjadi hari ini, dan berharap Kak Seungwoo dan Kak Sejun menjadi penyelamatku.

"Kenapa Jung?" tanya Kak Sejun pada Kak Hyojung.

"Lepasin" Kak Seungwoo mengambil tangan Kak Bona dan Kak Hyojung dari pundakku.

"Nih anak yang bikin kita dapat tugas berkali lipat lagi," ucap Kak Hyojung. Sungguh, aku merasa bersalah karena ulahku tadi pagi, harusnya aku menunggu lebih lama.

SenjaWhere stories live. Discover now