"Goodjob, selain cantik lo juga punya otak encer ya." Komentar si Raul.

"Hiyah dong, Alhamdulillah."
Ujarku sambil menyungingkan senyumanku.

Aku memang memiliki banyak teman, karena aku mudah bergaul orangnya. Hanya saja, untuk kepercayaan aku cukup pemilih. Oleh karena itu, dari sekian bayak yang kukenal cuma Doyyeng dan Cika yang selalu kupercaya. They are my bestfriend.

Di hari yang cerah ini, aku mengenakan casual costum yang di padukan dengan blazer silver berwarna agak blur. Melapisi rok jeans di atas lutut dengan T-shirt putih polos berlengan pendek milikku. Untuk sepatu, aku lebih suka menggunakan sepatu tali berwarna putih dengan corak merah. Simple saja, yang penting aku nyaman menggunakanya.

"Guys, gue belum selesai ngerjain tugas presentasi. Gimana dong?"

"Hayo lo, mampus digares bu Dinda."

"Hiks, terus gimana dong sekarang? Gue ketiduran pas VC--an sama si Willi." Curhat Cika, yang tiba tiba datang sambil urung urungan.

Derita, padahal semua orang juga tahu jika bu Dinda yang memegang matkul manajemen keuangan ini sangat tidak menyukai keterlambatan ataupun kesalahan di matkulnya. Beliau tidak mengenal toleransi bagi hasiswanya yang tinggal tugas. Beliau itu tipikal dosen cewek killer yang apa apa selalu mau tepat waktu, makanya bu Dinda selalu dipasangkan dengan mr. Evill itu. Cocok sih, sama sama killer.

"Gimana dong, minggu kemaren aja gue dihukum. Apalagi sekarang?"
Rengek Cika putus asa.

"Palingan digantung lo?" Timpal Doyyeng.

Aku hanya mengangguk kecil sambil tersenyum. Pasalnya ini bukan kali pertama seorang Cika dihukum berdiri selama maktul bu Dinda berlangsung, sudah berulang kali. Intinya, si Cika ini gak kapok kapoknya. Udah tau dosenya killer, tapi tugas selalu mager dikerjain. Wassalam pokoknya.

~~🍚🍛🍛🍜🍲~~

"Mbak, ini minyaknya udah panas, goreng apa dulu nih?" Teriakku, kepada wanita diambang pintu tersebut.

"Tempura dulu Na, baru yang lain."
Jawab mbak Remi.

"Ok."

Srenggg

Bunyi nyaring minyak panas yang baradu, gemercik menyambut adonan yang kumasukkan.
Dengan perlahan aku memasukkan udah berselimut tepung ke dalam wajan berisi minyak panas. Selain udang tepung ini, aku juga akan menggoreng tempe dan beberapa bahan makanan lainnya.

Rencananya, malam ini kita bakal masak masak nasi liwet untuk merayakan dua bulan kepindahanku. Hehe, berasa spesial ya diriku pake dirayakan segala. Memangnya, hubungan. Mbak Remi, mbak Nina, Ratna juga tiga orang yang tinggal di kosan lantai dua menyiapkan segalanya sejak tadi.

Karena mbak Remi yang paling tua, jadilah dia yang membagi bagikan tugas. Aku menggoreng bersama Ratna. Mbak Remi, mbak Nina dan tiga orang lainya menyiapkan nasi liwet untuk semua orang yang tinggal di sini. Selain nasi liwet, teman temàn lauknya juga dibuat melimpah dan beraneka ragam.

Ada gorengan seperti tempe, tahu, sambal tomat goreng, sambal asin cumi, orek tempe, telur asin/telur rebus, tempura, oseng oncom, uraban juga tak lupa lalapan.

Untuk masalah perizinan, mereka semua kompak mengamanatkanya kepadaku. Jangan tanya kenapa, ya tentu karena mereka pikir aku punya hubungan spesial dengan si Evill itu.
Padahal tidak ada apa apa diantara kami. Mungkin karena aku yang paling dekat dengan dia.

"Cantik banget mbak?" Komentarku.

Ternyata, selain pandai merawat orang. Mbak Remi ini pandai masak juga. Buktinya, kali ini ia memperlihatkan kepiyawayanya dalam bidang masak.

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang