Huft

222 36 2
                                    

Catatan: Steve x Tony rasa reguler. Ngga pake AU-AU-an (bahasa apa ini)

terinspirasi ketika aku liat video om RDJ huff-ing LIKE HE'S SO ADORABLE ;O;

-------

"Huuffttt..."

Awalnya Steve tidak begitu memusingkan suara-suara yang dikeluarkan Tony itu. Awalnya memang tidak susah, karena suara itu awalnya cukup pelan, namun lama-lama malah semakin nyaring seperti cerobong kereta uap. Hm, di ruangan itu mungkin hanya Steve yang ingat soal kereta uap.

Baru kemarin kakinya kembali menginjak tanah New York, lalu dia segera mendapatkan telepon singkat dari Tony yang menyuruhnya ke California. Ah, Steve pun juga kangen bertemu dengan laki-laki itu, makanya tanpa pikir panjang dia langsung mengambil penerbangan (ekonomi) pertama pada pagi ini. Tapi baru saja dia menyamankan diri di kursi pesawat, ponselnya berbunyi karena sebuah telepon masuk. Dia sudah memesankan kepada semua rekan kerjanya untuk langsung menelpon, karena Steve masih belum mengerti cara membuka e-mail, apalagi Whatsapp atau aplikasi bernama Line.

"Kemana kau?" tanya Natasha, yang terakhir kali ikut misi dengannya. Dia dan Natasha memang lumayan baik bekerja sama. Lumayan. Kadang Steve tidak tahu gadis itu selalu punya misi sampingan.

"Mau ke California," kata Steve.

"Save the honeymoon. Bikin laporan buat Nick dong. Aku lagi ngga bisa," kata Natasha.

"Loh, kok gitu? Aku ngga bawa komputer nih," kata Steve mengerutkan alisnya. Apalagi dia juga masih belum mengerti caranya pakai komputer. Terakhir dia melihat komputer, bentuknya besar sekali dan monitornya gemuk, tidak seperti sekarang yang mungil dan bisa dibawa-bawa kemana-mana (bahkan ada yang tidak punya tombol, kata Tony itu namanya tablet). Steve juga jarang berurusan dengan teknologi begitu semasa servisnya, pegang mesin ketik saja jarang.

"Ah, pokoknya kau bikinkan aja dulu. Aku ngga bakal bisa dihubungi beberapa hari ini ya, nanti aku kabarin lagi," kata Natasha, lalu secara sepihak memutuskan sambungan telepon. Steve menggeleng-gelengkan kepala, sering sekali Natasha punya misi solo. Karena yang pergi misi dengannya kemarin hanya Natasha, sekarang hanya dia yang bisa bikin laporan untuk S.H.I.E.L.D..

Jadi dalam perjalanan menuju California itu diisi Steve dengan membuat draft di buku catatannya. Untungnya ada seorang wanita tua yang baik hati menawarinya jeruk dan membuat perjalanannya jadi tidak membosankan. Meskipun dibilang wanita tua, wanita itu ternyata malah lebih muda daripada Steve. Wanita itu masih bayi saat perang dunia kedua berlangsung. Itu adalah hal-hal yang harus dihadapi Steve sebagai manusia yang salah jaman.

Di California Tony menungguinya di bandara. Tidak menunggu aba-aba, si Ironman segera menyambut kedatangannya dengan ciuman. Berhubungan jarak jauh antara New York dan California memang membuat Steve dan Tony selalu ekstra mesra, tapi kalau mereka lama-lama berada di tempat yang sama, kebatuan kepala mereka masing-masing malah akan mengundang banyak debat-debat kecil yang kalau tidak terkontrol akan menjadi pertengkaran yang hebat.

Tony tentu saja langsung membawa Steve ke rumahnya, berceloteh tentang bagaimana dia ingin menghabiskan hari dengan Steve. Sayangnya, Steve bilang harus mengerjakan laporan dulu. Tony yang workaholic sebetulnya maklum-maklum saja, dan dia pun juga punya pekerjaan lain untuk dibereskan (maksudnya membuat suit, pekerjaan kantor sudah dia serahkan pada Pepper). Sayangnya, Steve sangat payah memakai komputer. Hingga Tony selesai mengerjakan suit-nya, Steve masih sibuk mengutak-atik laptop milik Tony.

-----

"Huuuufffttttt...!"

Suara itu semakin nyaring saja. Steve menoleh ke belakang bahunya, melihat Tony yang tidur-tiduran sambil melipat tangan di sofa. Tony menarik napas, menggembungkan pipinya, lalu...

HuftWhere stories live. Discover now