🌟ONE🌟

1.1K 109 66
                                    

Malam itu bulan purnama berhias bintang-bintang yang sangat indah bagai kristal yang memenuhi gelapnya malam, seharusnya saat ini Amane tengah bergelut dengan mimpi indahnya namun pemandangan malam ini benar-benar membuat Amane betah duduk berlama-lama memandangi langit.

Amane mengarahkan teleskopnya ke arah langit lalu mulai mengamati lamat-lamat semua benda langit antariksa favoritnya lewat teleskopnya itu lalu tersenyum menyadari jika setiap kali melihat benda-benda menakjubkan itu keinginan Amane untuk menjadi astrounot yang bisa menjelajahi antariksa semakin menggebu-nggebu.

Setelah puas memakai teleskopnya Amane kembali meletakkan teleskopnya dan memandangi langit berbintang itu dengan mata telanjang, rasanya bulan purnama memang terlalu indah untuk di lewatkan bagi Amane.

Amane mengangkat tangannya tinggi-tinggi seakan ingin segera meraih bulan purnama yang indah itu agar dia bisa melihatnya setiap saat tanpa harus menunggu malam tiba.

"Tunggu aku ya bulan! Aku pasti akan kesana dan menjelajahimu~!"

Amane tertawa kecil sesaat setelah mengatakan impiannya untuk kesekian kalinya berharap Kamisama segera mengabulkan doanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amane tertawa kecil sesaat setelah mengatakan impiannya untuk kesekian kalinya berharap Kamisama segera mengabulkan doanya.

"AMANE~!"

Bruk

Tsukasa tersenyum lebar seperti biasanya sambil memeluk erat Amane seakan mereka baru saja berpisah puluhan kilometer padahal Amane hanya meninggalkan Tsukasa di kamar untuk melihat bintang di teras rumah.

"Tsukasa?! Kau kenapa bangun? Bukannya tadi sudah tidur?Mimpi buruk?"Tanya Amane kesal karena Tsukasa merusak momennya melihat bintang dengan tentramnya, Tsukasa nyengir melepaskan pelukannya lalu duduk di samping Amane.

"Aku terbangun gara-gara Amane tidak ada di sebelahku tahu, aku gak bisa tidur tanpa Amane
:("Gerutu Tsukasa, Amane terkekeh mengelus kepala kembarannya.

"Gomen, sebentar aku masih ingin melihat bintang dan hari ini bulan purnama juga~!"Celoteh Amane berbinar antusias sedangkan Tsukasa memiringkan kepalanya memandangi kembarannya dengan tatapan polos, wajah itu Amane selalu tersenyum lebar ketika membahas tentang bintang dan bulan.

"Amane suka sekali dengan bulan ya~?"

Amane mengangguk mantap tatapannya kembali tertuju langit sambil tersenyum.

"Hm, aku sangat mencintai mereka"

"Lebih dari Yashiro-chan?"

"E-Eh?! Ke-Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?!"

"Amane tidak suka Yashiro-chan?"

Amane memalingkan wajahnya memerah, tentu saja Amane menyukai Nene tapi itu tidak ada hubungannya dengan bulankan?

"Amane?"

"A-Aku menyukainya, mou! Tentu saja! Kan di-dia pacarku!"

Tsukasa tertawa melihat ekspresi memerah kembaranya, ah terkadang Tsukasa iri dengan Amane yang bisa memiliki pacar atau lebih tepatnya merasakan apa yang di namakan jatuh cinta sedangkan Tsukasa belum pernah sedikit pun merasakan hal seperti itu.

Apakah itu wajar? Padahal mereka kembar bukankah seharusnya perkembangan mereka selalu bersama?

Tidak juga, Amane selalu berada jauh di depannya selalu berhasil bertindak sebagai kakak untuknya seakan umur mereka terpaut jauh dengannya padahal mereka kembar.

"Nee Amane"

"Hm?"

"Bagaimana rasanya jatuh cinta? Aku juga ingin seperti Amane tahu:("

"Eh kenapa? Kau tak perlu terburu-buru soal itu Tsukasa"

"Habisnya, kita sudah remaja tapi aku tak pernah sekalipun suka pada gadis siapapun itu bahkan ada beberapa gadis yang menyatakan perasaan padaku tapi tak ada satu pun yang kusukai diantara mereka"

"...."

Tsukasa menoleh menatap Amane dengan wajah sedih.

"Apa itu normal Amane? Aku juga ingin jatuh cinta seperti teman-temanku yang lain"

Amane tersenyum mengelus rambut Tsukasa.

"Normal kok! Aku sudah bilangkan? Kau tidak perlu terburu-buru soal itu lagipula jatuh cinta itu tidak selalu menyenangkan dan aku tidak mau melihatmu terluka karena itu"

"Tapi, Amane terlihat bahagia bersama Yashiro-chan memangnya cinta itu bisa membuat orang terluka? Bukannya cinta itu indah?"

"Kau tau kata-kata itu darimana?"
"Dari drama yang baru-baru ini sedang booming sih"

"Eh? Tumben kau nonton seperti itu, kukira kau lebih suka nonton Anime"

"Yaa aku berpikir jika nonton drama bisa membuatku memahami apa itu cinta~"

Amane tertawa pandangan mereka kembali tertuju ke langit dan terdiam cukup lama menikmati indahnya langit malam hari itu.

"Kau tau Tsukasa?A-"

"Tidak tahu!"

Amane menyentil kening Tsukasa.

"Aku belum selesai ngomong tahu!"

"Hehe~"

"Kau itu selalu jadi matahariku"

Tsukasa memiringkan kepalanya bingung dengan kiasan Amane, Amane tersenyum.

"Kau selalu ceria seperti matahari dan menyalurkan kecerianmu padaku seperti matahari yang menyalurkan cahayanya untuk bulan"

"...."

"Bukankah itu hebat? Kau adalah matahariku tanpamu aku takkan bisa sampai sini, seandainya waktu orang tua kita meninggal karena kecelakaan mobil aku tak punya kau...."

Amane mengelus rambut Tsukasa.

"Aku yakin aku takkan pernah bisa hidup sampai saat ini, arigatou ne Tsukasa"

Tsukasa terenyuh mendengarnya tidak menyangka Amane menghargai keberadaannya sampai seperti itu.

Tsukasa memang selalu lambat memahami sesuatu tidak seperti Amane yang cerdas tapi Amane selalu mengatakan jika dirinya menakjubkan dan punya sisi unik yang tidak dimiliki siapapun termasuk Amane sendiri.

Hanya Amane yang selalu berpikir seperti itu padahal Tsukasa sendiri sangat mengagumi Amane dan ingin menjadi seperti Amane.

"Aku tidak mau jadi Matahari! Karena Matahari tidak bisa bersatu dengan bulan!"

"Lalu, bagaimana kalau kita menjadi sepasang orbit scorpius?"

"Orbit?"

"Ya, si Antares! Bintang kembar namunnya yang satunya redup seperti hantu~!"

Tsukasa tersenyum lebar sambil mengangguk mantap, Amane tertawa mengacak-acak rambut kembarannya gemas.

"Apapun itu asal dengan Amane~!".

Antares || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang