OKA

448 70 10
                                    

Selamat membaca

🐺🐺🐺🐺🐺🐺🐺

Seperti pagi biasanya. Begitu bangun tidur, Oka langsung mandi dan bersiap pergi bekerja. Tidak ada kata istirahat untuk dirinya sekarang ini.

Bagaimana mungkin dia bisa istirahat kalau hutang saja masih menumpuk.

Oka menyesali perbuatannya zaman dahulu yang suka shoping tanpa kenal waktu dan kondisi keuangan. Pamer kesana kesini dengan barang yang dia beli dari hasil kartu kredit dan payleter.

Saat itu Oka masih bekerja di perusahaan milik keluarga pacarnya dengan posisi sebagai sekertaris yang bergaji lumayan tinggi. Oka tidak pernah khawatir tentang uang dan tentu saja bisa membayar tagihan semua kartu kredit dan payleter setiap bulan tanpa kendala. Tentu saja dengan bantuan pacarnya juga.

Hingga lima bulan yang lalu bencana itu tiba. Kekasihnya dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak pengusaha lain. Oka yang ketahuan menjadi pacar anaknya dipecat seketika karena dianggap mengganggu hubungan anaknya dengan calon mantunya.

What the Flakkkk.

Di sini Oka korbanya. Tapi, seolah-olah malah Oka yang jadi orang ketiga.

Sialnya saat di pecat Oka sama sekali tidak mendapatkan pesangon. Bahkan gaji terakhirnya juga berikan setengah karena memang baru pertengahan bulan. Padahal Oka habis belanja gila-gilaan dengan tagihan hampir seratus juta. Tentu saja, pada akhirnya Oka tidak bisa membayarnya. Sisa uangnya hanya mampu membayar setengahnya saja.

Akhirnya Oka jadi buruan depkolektor dan semakin ketakutan karena dia benar-benar hanya memiliki  sedikit uang. Tanpa tabungan dan pekerjaan.

Oka lupa mengatakan.
Nama lengkapnya adalah. Pitaloka Darmawan. Anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya wanita dan saat ini bekerja sebagai pramugari. Sudah menikah dengan seorang pilot dan memiliki anak satu. Adiknya lelaki. Baru lulus kuliah tahun ini dan kabar terakhir yang Oka dapatkan adiknya sudah bekerja di perusahaan swasta sebagai translator. Yeah, adiknya memang dulu mengambil jurusan sastra Inggris.

Pitaloka sendiri sebenarnya perempuan dan sampai sekarang masih perempuan asli. Tapi ... dia harus rela menyamar jadi pria karena tidak tahan dengan gangguan depkolektor.

Percayalah Oka sama sekali tidak ingin membohongi mereka. Tapi, jika setiap Minggu ada yang datang ke kontrakan dan menagih uang darimu bagaimana perasaanmu? Pasti tidak nyaman. Apalagi mereka menagihnya dengan ancaman dan berwajah sangar.

Lebih menakutkan lagi saat sang depkolektor malah menawarkan dirinya agar jadi simpanan saja supaya semua hutangnya lunas. Oka masih perawan dan tidak rela perawanya hanya di hargai puluhan juta.

Setidaknya 5 M baru dia akan menerima lelaki mempersunting dirinya. inces saja bisa menggaet pengusaha kaya raya. Apalagi Oka yang yakin lebih cantik dari si inces. Harusnya bisalah.

Sayangnya Oka sekarang harus menahan diri dan berpura-pura menjadi lelaki agar selamat dari godaan dan grepe-grepe yang suka di lakukan sang depkolektor.

Oka mengaku sebagai adik pita agar bisa membayar semua tagihannya. Padahal pita dan Oka adalah orang yang sama. Mau bagaimana lagi itu satu-satunya cara Oka selamat. Karena tidak mungkin dia mempermalukan diri sendiri dan meminta pinjaman pada kakaknya yang super super sombong itu. Atau meminta pada orang tuanya yang selalu membandingkan dengan kakaknya yang sukses dan berlebel eksklusif selalu.

Mungkin kebiasaan Oka belanja juga akibat dari perlakuan keluarganya yang menganggap branded is oke. No branded is kere.

Makanya lebih baik Oka mendekam di penjara dari pada minta bantuan kakak atau keluarganya. Gensinya terlalu tinggi untuk itu. Bisa-bisa dia di hina hingga tujuh turunan karena kekurangan uang belanja.

WTF ( WHAT THE FLAKKK)Where stories live. Discover now