Case 34 : Restless

Mulai dari awal
                                    

"Aw!" Katanya mengaduh, "Sten," lanjutnya. Sudah lama ia tidak menggunakan kata plesetan namanya itu. Tapi Paquito benar-benar minta ditonjok, Awsten kebetulan memakai sendal saat itu. Jadilah jari kakinya harus bergesekan dengan sepatu warrior milik Paquito.

 Jadilah jari kakinya harus bergesekan dengan sepatu warrior  milik Paquito

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sakit, sialan!"

"No swearing, dude, ada anak dibawah umur disini,"

"Oops," Awsten segera menutup mulutnya, "sekarang bagaimana kita menangani Jason?!"

"Kita serahkan semuanya kepada yang di atas," kata Paquito sambil menundukkan kepala.

"Atas?" Awsten menengadah, "kita menangani Jason dengan atap bandara maksudmu?"

"Goblok. Serahkan semua pada Tuhan, maksudku!"

"Eits eits, no swearing katamu, dasar tidak konsisten!"

"Goblok," ucap Riley menirukan Paquito.

"Bagus!" Paquito tersenyum, sementara raut wajah Awsten berubah masam.

"Siapa yang bodoh?" Tanya Awsten pada Riley, yang langsung menunjuk dirinya.

Tunggu, apa barusan Riley berbicara?

"HEI PAQU, BENAR KAN DIA TIDAK BISU!" Awsten terlonjak senang.

"Siapa bilang dia bisu? Coba kutanya, ya. Riley, kau tahu apa yang terjadi pada ayahmu, kid?"

Tak ada jawaban.

"Lah, mode bisunya kembali lagi! faklah" keluh Awsten.

Mau tak mau Paquito menjitak kepala Awsten, karena berbicara tak pantas dihadapan anak kecil.

"Daddy sakit," ucapnya tiba-tiba.

"Hah? Bagaimana keadaannya saat dirumah, kau pasti tahu kan, Riley?" Tanya Paquito lagi.

Tak ada jawaban. Hal ini membuat Paquito sadar akan sesuatu. Ia kembali menginjak kaki Awsten ditempat yang sama dua kali.

"BANGSAT! Kau ini kenapa hah, Paquito?!" Awsten mengaduh keras, tak peduli tatapan orang-orang disana melihatinya aneh.

Awsten mencari tempat duduk dan meniup-niup kakinya yang malang. Paquito memang kejam, pikirnya.

Riley tersenyum,"Daddy dirumah juga sakit," jawabnya.

Kini Paquito tahu, bagaimana cara berkomunikasi dengan putri Jason. Ia hanya butuh sedikit hiburan.

***

Kau tidak berusaha lagi atas Jason, ha?"

"Sebenarnya aku ingin, tapi aku tidak mau lagi berurusan dengan Eric,"

"Lah, nyawa orang itu kalian permainkan seenaknya!" Alan membantah, "Cat, jika dia-"

"Jangan katakan sesuatu yang buruk, Alan. Justru disini aku mempunyai kabar gembira,"

"What?"

"Golongan darah Jason sama dengan golongan darah River,"

"Kabar gembira ndasmu! " pekik Alan, "Aku tahu kemana arah pembicaraan ini, i'm out, sebelum kau mengajakku bergabung,"

"Aku membantumu, tapi kau tidak mau membantuku kembali, Lan?!"

"Kau tidak tahu betapa frustasinya kami semua hanya untuk menyelamatkan astronot botani itu?!"

"Kau juga tidak tahu betapa frustasinya diriku saat di Bunker, Lan. Eric menyerahkan semuanya padaku. Dan dia melarang jika ada orang tambahan bahkan untuk membantuku saja tidak!" Caitlin memohon.

"Seberapa penting Jason jika dibandingkan dengan River, hah?"

"Aku bertanya padamu. Apa untungnya jika River bangun nantinya?"

"Tentu saja banyak untungnya! Secara dia adalah astronot abadi milik Amerika! "

"Bagaimana jika kukatakan padamu bahwa Jason lebih penting untuk diselamatkan?"

"Apa maksudmu?"

Caitlin mulai membisikkan sesuatu kepada Alan. Raut wajahnya berubah.

Alan dipenuhi oleh kebimbangan.

NASA

NASA : Tardigrada (3) | SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang