Mungkin Bakosku kurang baca Ya-siin di malam jum'at, jadi bicaranya ngelantur.

"Woyy, jadi gak? Malah bengong."

Aku terkejut dari lamunanku, sungguh. Doyyen membuatku hampir jantungan.

"Jadi, tapi pulangnya beli bakso medan dulu, ya?" Pintaku.

Aku memang ingin makan makanan berkuah pedas hari ini. Terutama bakso Medan yang pernah aku nikmati bersama Doyyeng dulu, saat masih jadi Maba.

"Oyy, malah duduk duduk di sini. Bentar lagi masuk!" Ucap Cika yang datang dari arah pintu.

"Bukanya kelas hari ini di sini?"
Tanyaku bingung, seingatku kelas pertama hari ini adalah matkul penganggaran perusahaan, dan dilakukan di ruangan ini.

"Bukan keless, kudet lo pada. Dosen matkulnya ganti, ruanganya juga ganti di gedung barat."

"Hadehh, ketinggalan informasi ini."
Celetuk Doyyeng yang diangguki pula olehku.

"Yaudah buruan, bentar lagi Dosenya masuk."

🖊📚✏

Matkul penganggaran perusahaan, pagi ini diselenggarakan di ruangan gedung barat. Tepatnya ruangan belajar kelas jursan managemen bisnis. Dengan salah satu dosen yang baru akan aku temui.

Selama 7 semester kuliah disini, aku memang jarang berlalu lalang di gedung departemen managemen bisnis. Kalau tidak aula departemen Akuntansi, aku pasti berada di cafetaria atau perpustakaan.

Katanya dosen pengganti sementara ini, dosen tetap untuk pembimbing Revisi pembuatan Skripsi untuk sidang skripsi. Tetapi ia sementara ini menggantikan Dosen yang berhalangan hadir, karena cuti melahirkan. Dia Mr. Arafka Davian Evildiantoro--Dosen di dua maktul di jurusan managemen Bisnis. Pantas saja aku jarang melihatnya, berhubung aku jarang berseliweran didepartemen tersebut.

Aku sih lebih sering berseliweran di departemen Institut Teknologi, mengingat mantan terakhirku juga ada dijurusan itu.

"Selamat pagi, silahkan duduk ditempat masing masing."

Deg!

Sedang asik dengan lamunanku, suara bariton berat yang kuyakini salah dengar itu membuyarkan lamunanku.

"Barisan paling belakan, tolong pindah ke depan."

Nah, gue 'kan duduk paling belakang.

Batinku, badmood seketika diriku. Dengan langkah gontai aku membenahi alat tulisku, berpindah di samping Cika yang duduk dibarisan kedua.

Sial sekali hidupku dari kemarin. Someone yang paling ingin aku hindari, nyatanya kini berdiri dengan gagahnya di hadapan whaiteboard. Dengan setelan formal serta kaca mata yang setia bertengger apik di hidung mancungnya. Demi apapun, dosen ini ganteng abis!

Pantas saja banyak mahasiswi Managemen bisnis yang cuantik abis membicarakan someone dengan julukan 'Dosen Hot'. Ternyata ini loh, ini mah Bakos misterius gue. Guys!

Sedari tadi pria bersetelan formal itu datang, seluruh mata berfokus kepadanya. Termasuk diriku, berhubung jam matkul sudah dimulai. Tetapi dari yang kulihat, semua mata itu terlihat terpesona oleh aura Dosen tampan satu ini.

Halahh, badmood diriku. Bukan hanya di Kosan saja, kini diriku juga harus dihadapkan dengan pria misterius itu di kampus juga. Matilah kau, Aruna.

🏡🏡

Dengan malas, aku mengaduk-aduk kuah bola bola berbahan dasar daging di hadapanku. Seleraku untuk menikmati makanan nikmat sejuta rakyat ini tak ada lagi. Pulang dari kampus tadi, aku dan Doyyeng benar-benar pergi membeli bakso Medan yan aku inginkan.

 Pulang dari kampus tadi, aku dan Doyyeng benar-benar pergi membeli bakso Medan yan aku inginkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bakso khas medan yang dipenuhi dengan tetelan daging juga jeroan.
Makanan ini dibeli dari Jl. Indah Pantai Selatan I, pantai Indah Kapuk, Panjaringan, Jakarta Utara.

Bakso komplit dengan isian jeroan seperti daging, babat, kikil juga tambahan mie kuning, bihun, kwetiau terserah selera si pembeli. Makanan yang ingin aku makan dari beberapa hari yang lalu.

Kami tidak memakanya di tempat, karena takut pulang kemalaman. Kami juga tidak membelinya secara delivery, karena niatnya ingin sekalian jalan jalan. Sampai di rumah Doyyeng, aku disambut ramah oleh ibu Doyyeng--tante Dona. Juga disambut sangat gembira oleh bang Dion--abang Doyyeng. Sedangkan Om Danang--ayah Doyyeng tengah berada di luar kota saat ini.

"Makan Unaku sayang, nanti keburu dingin."

"Gak selera," ujarku jujur.

"Lah, bukanya tadi lo yang mau?" Bingung Doyyeng.

"Iya sih, tapi sekarang gak tau kenapa gak selera aja."

"Sejak ketemu pembimbing lo, lo jadi aneh Na."

"Pembimbing siapa?" Bingungku, hari ini aku tidak bertemu pembimbing. Tapi bertemu malaikat maut pak Toro--bakos Misteriusku.

"Pak Afka, Arafka Davian Evildiantoro. Itu 'kan Dosen yang jadi pembimbing lo."

Deg!

Iya, ya, si evil itu bukanya pembimbing gue, gumamku kecil.

Aku juga baru ingat Dosen yang dikabarkan Killer luar biasa itu, ternyata pembimbingku sekaligus Bakos misteriusku.

Oalahh, matilah aku. Bagaimana nasib skripsiku setelah ini?

"Arrrgg, badmood gue."

"Kenapa sih lo?"

"Arrrrg, butuh piknik otak gue."

Aku tak tahu lagi, kenapa kesialan kesialan itu terus mendatangiku. Mulai dari malam jum'at kemarin, hingga hari ini. Sepertinya bakosku itu memang ganteng, tapi pembawa sial.

Arrrggg, badmood diriku ya-Allah.

□□□□

Hoalahhh, maaf pendek ya readers.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😊😊
Salam dari Una cantikk😙
Dan dari Mr.Evill

Hehee😎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hehee😎

Sukabumi 14 Juni 2020
Revisi 04/01/21

My Mysterious Dosgan : Dosen Ganteng (Lengkap)Where stories live. Discover now