Prolog.

101 33 38
                                        

Throwback
Jeju, 10 oktober 2010

Apa kau masih mengingat tempat itu? Tempat saat pertama kali kau menginjakkan kaki mu di negara asal orang tua mu, Korea Selatan. Tepatnya, di sebuah pulau kecil dengan berbagai keindahan di dalamnya.

Muka jengkel mu saat itu masih ku ingat hingga hari ini. Perasaan yang kesal karena harus pindah dari negara asal kelahiran mu, Kanada. Saat itu, kau terus merengek kecil, berharap bahwa orang tua mu akan membawa mu kembali ke negara asal mu. Tetapi pada kenyataannya, mereka justru menyuruh mu untuk tetap tinggal dan meminta mu untuk   mencoba mengenal pulau ini lebih dalam.

Kau duduk menangis di teras rumah, dan tidak ingin masuk kedalam rumah baru mu itu. Saat itu aku melihat jelas, bahwa kau sama sekali tidak menyukai tempat ini. Awalnya, aku senang dan berpikir bahwa aku akan mendapat teman baru, tapi setelah melihat sikap mu seperti itu, aku pun berpikir dua kali

'Dia saja tidak menyukai pulau secantik ini, apalagi dengan orang-orang didalamnya.' Pikir ku.

Tiba-tiba ibu ku menghampiri ku dari belakang dan memberikan sepotong buah semangka khas pulau jeju, itu kesukaan ku. Tetapi, ibu menahan tangan ku saat ingin mencicipinya.

'Beri dia buah semangka ini, dan bawa dia ketempat favorit mu.' Ucap ibu.

Awalnya aku mengelak enggan mengajak mu bermain karena melihat tingkah mu yang seperti itu. Tetapi, ibu bilang,

'Dia seperti itu karena dia belum terbiasa dengan tempat ini, semakin kau ajak dia mengenal pulau ini lebih dalam, dia pasti akan jatuh cinta.'

Ku bawakan buah semangka itu ke hadapan mu. Raut yang tadinya sedang menangis berubah menjadi raut bingung.

'aku Park Jie Han, ini buah semangka khas pulau jeju untuk mu dan ini adalah pemberian dari ibu ku. Jika kau tidak keberatan, aku bisa mengajak mu melihat tempat yang indah disini, tapi jika kau tidak mau tidak apa-apa. Setidaknya kau terima pemberian ibu ku ini.'

Tanpa basa-basi, kau langsung meraih wadah yang berisi semangka itu, dan memakannya. Saat itu juga berhenti menangis.

Lee minhyung.

Kata yang pertama kali kau ucapkan pada ku saat itu. Tanpa bertanya lagi aku pun sudah tahu bahwa itu adalah nama mu. Aku berhasil menghentikan tangis mu dan membawa mu jalan-jalan mengenalkan tempat-tempat cantik di jeju. Dan benar saja, kau langsung jatuh cinta.

Aku mengajak mu kesuatu tempat, dimana itu adalah tempat favorit ku. Sebuah padang alang-alang yang luas, dan ada satu pohon besar di tengah-tengahnya. Aku menceritakan padamu bahwa aku sering kesini ketika sedang merasa kesepian atau sedih. Lalu, aku mengambil rating pohon dan mengukir nama mu dan juga nama ku di batang pohon besar itu, menandakan bahwa mulai hari ini adalah hari pertemanan pertama kita.

Tepat pada tanggal 10 oktober 2010, sosok Lee Minhyung mulai mencintai pulau Jeju. Dan, sejak saat itu juga aku dan kau menjadi teman. Hingga tidak terasa, setahun sudah berlalu kau menempati pulau jeju. Banyak hal yang kita ukir bersama. Sampai pada akhirnya, Awal tahun 2012 kau dan keluarga mu harus pindah ke ibu kota karena ayah mu telah dipindah tugaskan disana. Sedih. Karena teman terbaik ku harus pergi jauh, yang entah suatu saat aku akan dipertemukan kembali atau tidak.

Beberapa jam sebelum keberangkatan mu ke ibu kota, kau menyempatkan membawa ku berjalan-jalan kecil di pinggir pantai.

'Aku ingin terus bersama mu jie han, aku harap ini bukan pertemuan terakhir kita.' Kata mu.

Selang kau berbicara seperti itu, kau meminta ku untuk mencari kerikil yang bentuk atau warnanya unik, beda dari lain. Lalu, kita bersama-sama mencari kerikil itu. Sudah didapat. Kau menunjukan sebuah batu pantai berwarna putih dengan paduan warna merah muda, cantik. Sementara, aku menunjukan batu ku berwarna hijau dengan paduan biru laut.

'Mari bertukar. Aku akan menyimpan batu mu, begitupun sebaliknya. Simpan baik-baik batu ku ini. Berjanjilah bahwa suatu saat nanti kau akan mengembalikan batu ku, dan aku juga akan mengembalikan batu milik mu. Jika batu ini hilang sebelum kau kembalikan padaku, percaya lah kita tidak akan bisa bertemu lagi, karena kau sendiri sudah mengingkari janji mu.'

Aku mengangguk paham.

Tiba saat kau harus segera berangkat ke Seoul. Berat rasanya ditinggalkan oleh orang terdekat ku. Aku hanya bisa menangis melihat mobil mu meninggalkan perkarangan rumah mu. Sambil ku lambaikan tangan ku ke arah mu.

'Minhyung, aku berjanji akan mengembalikan batu kerikil ini. Aku akan menemui mu kembali. Aku harap kau baik-baik dan tidak pernah melupakan pertemanan kita. Tunggu aku minhyung.'

RECALLING - MARK LEEWhere stories live. Discover now