"Kim Seokjin-ssi, aku tau kau sangat berusaha untuk membuatku mundur dari acara ini. Tapi aku tidak akan mundur semudah itu"

"Mwo?"

"Apa kau takut bekerjasama denganku karna syarat yang ku ajukan?" Tanya Jungkook yang membuat Seokjin gugup tak bisa menjawab, ia hanya menggigit bibir bawah nya sebagai pelampiasan kegugupan nya.

Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya seolah mengerti posisi Seokjin saat ini.
"Ternyata kau takut menerima tusukan ku"

"Yak!!!"

"Wae? Bukan seperti itu?"

"Chef Jungkook yang terhormat, bisakah kau menyaring setiap kata yang akan keluar dari mulut mesum mu itu? Jangan turuti pikiran kotor mu saat berbicara!!" Ucap Seokjin sedikit emosi.

"Pria normal mana yang ingin tidur dengan sesama jenis nya? Aeeu... Membayangkannya saja membuatku merinding"

"Jangan dibayangi, tapi dinikmati"

Pernyataan itu sukses membuat Seokjin terperangah lebar.

Seperti nya otaknya terbuat dari kondom.

Jungkook terkekeh, kemudian dengan cepat ia langsung menandatangani kontrak itu dan memberikannya lagi pada Seokjin.
"Dengar. Aku tidak akan memaksamu untuk melakukan nya dengan ku sekarang. Tapi... Ku pastikan itu akan terjadi suatu saat nanti."

"Tidak akan!! Selamanya tidak akan!!" Ucap Seokjin yang kemudian bangkit meninggalkan bistro dengan raut kesalnya.

.
.
.

Jungkook mengendarai sepeda motor nya dengan kecepatan masih di bawah rata-rata.

Aman!!

Jungkook tak mau ia mati kecelakaan dan membuat Seokjin bahagia karna kontraknya batal sebelum syuting. Bahkan pdkt dengan Seokjinnya saja belum berhasil.

Cukup pelan, sangat pelan motor itu berjalan mengikuti arah ke rumah nya

Lebay memang

Sesampainya ia dirumah, ia sudah disambut oleh sang Ibu, Kwon Yuri. Sang ibu ternyata sudah menunggu kepulangan nya sejak lama.

"Kenapa pulang larut?"

"Pelangganku di bistro cukup banyak hari ini"

Ibu Jungkook mengangguk paham "Masuk lah, kau bersihkan dirimu lalu tidur hm"

"Terus saja kau memanjakan nya" Ucap Jeon Seungwoo sang ayah yang baru saja keluar dari kamar nya menuju ke arah mereka berdiri

Jungkook memijit pelipisnya, "Aku masuk dulu"

"Lihatlah tingkah nya itu. Dia terus saja hidup sesuka hati nya. Tak ada sopan santun !!" Sindir sang Ayah yang membuat Jungkook menghentikan langkah nya.

"Yeobo.. sudahlah, Jungkook baru pulang, ia masih lelah" Ucap Yuri menenangkan

Seungwoo mendengus kasar, "Kau selalu membela nya, oleh karena itu hidup nya terlalu bebas dan akhirnya ia menjadi gay. Dan kau masih menerima kelainan nya itu?!"

"Kelainan?" Gumam Jungkook menatap sang ayah dengan nyalang

Tau anak nya yang tersinggung dengan ucapan sang Ayah, Yuri mencoba menghampiri Jungkook, dan memberi nya sedikit pengertian agar ia masuk kedalam kamar tanpa memperdulikan ucapan sang Ayah.

Jungkook kali ini menurut, ia terlalu lelah menghadapi pertengkaran dengan sang Ayah malam ini. Ia pun kemudian melenggang masuk ke kamar nya dengan membanting pintu kamarnya sedikit kasar.

"Entah apa dosaku dimasa lalu hingga punya anak seperti dia. Dia anak kita satu-satunya, dia satu-satunya ahli waris di keluarga kita. Tapi apa? Generasi penerus Jeon adalah pria gay? Apa yang akan dikatakan orang-orang nanti nya"

"Jungkook itu sudah dewasa. Aku yakin dia bisa mengambil keputusan untuk masa depan nya dengan baik"

Seungwoo mendengus kasar "Alasan mu itu sama sekali tak masuk akal!"

Jeon Seungwoo kemudian melengos kembali masuk ke dalam kamar nya, meninggalkan Yuri yang menatap punggung kepergian nya dengan sendu.

"Aku juga tak ingin seperti ini"

.
.
.

Di dalam kamar nya, Jungkook kini tengah duduk di depan komputer kesayangan nya. Ini sudah pukul 02.30 pagi. Tapi Jungkook masih betah menatap layar komputer nya untuk bermain game.

Sudah biasa seperti ini, Jika mood nya rusak karena sang Ayah, ia akan susah tidur dan hanya bisa diobati oleh game favorit nya bermain hingga subuh.

Setelah Jungkook memenangkan ronde ke tiga nya. Ia memutuskan untuk berhenti. Untung nya besok bistro tutup, karena besok ia harus ke Stasiun BTtv untuk menemui Bonbujang-nim kalo kata Seokjin.

Ah, benar! Seokjin!

Dengan cepat Jungkook meraih ponselnya, dan mendial nomor yang sebelum nya ia hapal dari kertas kontrak yang ditandatangani nya.

Pintar kan Jungkook

Ia langsung menghubungi nomor itu. Cukup lama deringan nya sebelum akhirnya terdengar suara serak dari seberang telepon

"Hallo"

"Kim Seokjin-ssi"

Beberapa detik tak terdengar respon dari Seokjin, Jungkook mengira apa Seokjin tidur kembali. Ah, tepat nya ketiduran.

"YAAAKK!!!! KAU TAK LIHAT INI JAM BERAPA? DASAR BYUNTAE !! JANGAN KAU PIKIR AKU TIDAK TAU INI KAU!!! KAU SENGAJA INGIN MENERORKU HAH?! " Teriak Seokjin tiba-tiba hingga Jungkook berjengit kaget hampir melempar ponsel nya.

Bagaimana bisa teriakan orang bangun tidur sekeras ini?

"Kau tak perlu teriak, aku tau kau akan marah jika ku hubungi"

Seokjin mendengus "Kalau kau sudah tau jadi untuk apa kau menelponku di pagi buta begini hah?! Kau bosan hidup?!"

"Ahh.. kasarnya calon istri"

"Calon istri matamu!! Mimpi!!"

"Memang hal yang indah itu berawal dari mimpi kan?"

"Terserah yaa. Aku tak peduli, sudah! Kutut-.."

"Eeh tunggu-tunggu, jangan ditutup dulu. Kita penutupan dulu. Ok?"

"Penutupan?"

"Dengar ya.. Kim Seokjin-ssi selamat tidur, sampai bertemu besok. I love you"

Pip

Jungkook langsung mengakhiri panggilan nya. Ia yakin Seokjin sedang emosi saat ini, membayangkan itu membuat Jungkook terkekeh gemas sendiri.

Hah... Pria yang manis

.
.
.

Tbc

Jangan lupa vote dan comment^^

Jangan lupa vote dan comment^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Double Tast'E (Kookjin)Where stories live. Discover now