Bius (2)

40K 289 2
                                    

Rasa ngantuk mulai menyerang, tidak berasa aku tertidur hingga malam sampai mama membangungkan untuk makan malam. Mengumpulkan nyawa dan beranjak dari kasur menuju ruang makan, ada yang aneh, papa tidak ikut makan malam.

"Papa dimana?" Tanyaku

"Lagi keluar beli sesuatu katanya" jawab mama

Makan berdua dengan mama dan cukup lama suara mobil papa terdengar, dia membeli banyak makanan dan mereka juga sudah tidak irit bicara seperti berhari-hari lalu. Kupikir papa sudah berhenti berhubungan dengan wanita itu dan baikan dengan mama, karena mama pernah bilang saat aku tk tidak boleh berantem lama-lama mungkin sebab mereka tidak irit bicara lagi. Sebenarnya aku tidak pernah melihat mereka bertengkar atau apapun itu, namun perasaan bocah umur 11 tahun ini mengatakan mereka sedang marahan hari itu, aneh memang karena anak berumur 11 tahun bisa berpikir seperti itu cuma itulah yang aku rasakan.

Bulan demi bulan, papa sudah tidak berhubungan dengan wanita itu, kegiatan coliku juga semakin sering kulakukan, benar kata Rizal, Sekali aku melakukan dan merasakan nikmatnya aku akan kecanduan, seminggu kulakukan bisa 1 atau 2 kali dan bersama dengab koleksi  kaset film porno yang kubeli dari temanku menjadi saksi kegiatan kenikmatanku itu. Aku juga sudah jarang main kerumah Rizal Karena dia sempat ketahuan coli oleh kakaknya jadi laptop dan hpnya disita, kadang kalau dia sedang ingin coli dia akan kerumahku untuk menonton film porno bareng denganku, tak hanya kita berdua namun kita mengajak beberapa orang juga yang memiliki koleksi film porno, karena saat itu hanya sedikit temanku yang memiliki hp apalagi laptop.

Bulan berganti bulan, tahun pun berganti, aku yang dulu menggunakan celana pendek berwarna merah dan kemeja putih dilengkapi dasi kupu-kupu, sekarang  sudah berganti menjadi celana pendek biru tua dan dasi panjang sampai perut, ya aku sudah duduk di bangku kelas 1 smp, banyak sudah hal terjadi, kegiatan coli masih tetap kulakukan bahkan itu menjadi sebuah kegiatan wajib setiap seminggu sekali. Papa dan mama juga kulihat semakin harmonis walau aku bingung kenapa mereka tidak memberikan aku adik, rasa kesepian dirumah membuat aku menginginkan seorang adik mengingat aku adalah anak tunggal.

Smp masa peralihan anak-anak ke remaja memang kurasakan, dan nafsuku juga semakin menggebu-gebu , dan hal yang mulai kusadari adalah aku seorang gay. Aku sempat suka dengan seseorang namun ketertarikan itu seperti bukan tulus kurasakan, dan ketika melihat laki-laki terutama yanh sudah beeumur lebih dari 35 tahun ke atas membuat aku panas dingin memikirkan dan berkhayal jika aku bisa memegang benda panjangnya.

Semakin dipikirkan semaking tegang kontolku dan coli adalah pelampiasan nafsuku. Aku juga kecewa kenapa papa sudah tidak pernah bercinta lagi dengan wanita lain atau mungkin mama, saat malam mereka berdua tidur dengan tenang tanpa melakukan hubungan badan. Aku sempat berpikir apakah mereka memang baik-baik saja, singkat saja, saat aku sudah kelas 3, usia ku sudah menginjak 15 tahun dan banyak hal berubah dari diriku karena mengalami pubertas, suara yang makin memberat, jerawat tapi aku kuga melakukan perawatan dengan wajahku jadi tidak terlalu terlihat.

Nafsu kian menggebu-gebu seperti orang haus akan sex bahkan yang dulunya aku melakukan mastrubasi 2 kali seminggu berubah menjadi 1 atau 2 kali sehari. Rasa bosan dengan mastrubasi muncul dan mengingikan hal yang lebih, aku mulai mendownload aplikasi chat gay berharap menemukan om-om namun yang mendominasi adalah berondong malah ada yang seumuran. Kecewa pasti, namun apa boleh buat, kembali ke kegiatan wajibku yaitu coli namun makin hari makin bosan dan tidak seperti dulu lagi rasanya.

"aku ingin aku dalam keadaan seperti film porno yang aku tonton" batinku

Pada suatu hari, mama sedang mengemasi pakaiannya dan memasukan ke koper karena akan keluar  kota untuk urusan pekerjaan meninggalkan aku dan papa dirumah untuk waktu yang cukup lama yaitu 1 bulan dan juga aku sedang liburan sekolah selama seminggu.Pikiran kotorku mulai bekerja meninggalkan ragaku yang melamun dikamar sendirian, tak terasa kontolku ikut bereaksi.

PengalamanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang