iii

557 80 46
                                    

Siang ini, tiga remaja beda usia itu tengah berjalan menyusuri pertokoan yang salah satunya menjadi tempat tujuan Ichiro. Tempat dimana dia akan berburu beberapa aksesoris karakter anime kesukaan untuk menambah koleksi.

Saat sudah sampai di pintu masuk, Nemu tiba-tiba pamit pergi ke toserba terdekat untuk membeli minum, haus dia bilang. Tapi sudah hampir setengah jam dua pemuda itu menunggu, Nemu tak juga kunjung kembali.

"Itu anak pergi ke toko di kota sebelah apa ya? Lama banget gak balik-balik!"

Gerutuan Samatoki pun sudah berulang kalo di ucap sejak menit ke sepuluh Nemu meninggalkan keduanya. Sedangkan Ichiro di sebelahnya hanya diam dengan dwiwarna yang melirik kesana-kemari, berharap bisa menemukan kepala berhiaskan surai putih yang tentunya terlihat sangat mencolok diantara puluhan orang di sekitar mereka.

"Coba telfon aja, Kak. Takutnya ada apa-apa sama Nemu."

Dan usul Ichiro pun di setujui oleh Samatoki. Tangan besar menggeser layar ponsel dengan kasar, sebelum menempelkan benda tersebut di dekat telinga, menunggu beberapa saat agar sambungannya terhubung.

"Lo dimana sih? Kok gak balik-balik?!" Setengah membentak, setengah khawatir, Samatoki tak bisa untuk tidak merasa lega. Tahu bahwa adiknya baik-baik saja.

"Aduh, Kak! Sorry, kayaknya gua gak bisa balik kesana. Gua lupa ada tugas bareng temen, ini gua udah di seret sama mereka."

Samatoki pun mengerutkan dahinya, "Terus ini gimana?"

"Itu, lo tolong temenin Ichi, ya? Tolong banget! Dia udah pengen kesana dari kemaren, dan baru ada waktu sekarang. Gak mungkin lah dia balik pulang tapi gak beli apa-apa, lagian kalian udah di depan tokonya 'kan? Tolong ya kak~"

Samatoki pun menepuk jidatnya setelah mendengar apa yang adiknya ceritakan.

"Oke, gua temenin. Tapi, selesai nugas ntar langsung pulang."

"Iya, iya. Bilangin ke Ichi, gua minta maaf gak bisa nemenin kayak yang gua janjiin kemaren."

"Iya, santai aja. Udah, gua tutup telfonnya."

Tanpa menunggu jawaban dari seberang pun Samatoki langsung menutup sambungan telfonnya, lalu menatap Ichiro yang juga tengah menatapnya penasaran.

"Nemu bilang dia lupa kalo ada tugas kelompok, pas beli minum tadi dia diseret sama temennya buat nugas." Jelasnya.

"Lo belinya sama gua aja gak apa 'kan? Nemu juga bilang kalo lo udah pengen kesini dari kemaren."

"Tapi, kak. Kakak gak masalah? Di dalem rame loh. Kita pulang aja, gak apa-apa kok." Ichiro merasa tak enak hati dengan pemuda yang lebih tua darinya, karena dia, Samatoki jadi repot menemaninya sampai kesini.

"Gak lah, lagian kita udah di pintu masuk. Ayo!"

Entah sadar atau tidak, Samatoki memeluk pundak Ichiro dan membawanya masuk kedalam toko. Tentu hal tersebut membuat yang lebih muda jadi salah tingkah.

"Eh, lo suka banget ya sama anime?" Pertanyaan Samatoki yang tiba-tiba membuat Ichiro berhenti didepan rak yang berisi berbagai komik juga novel.

"Hmm... Awalnya sih aku iseng nonton, eh lama-lama jadi ketagihan." Balasnya dengan senyuman lebar, membuat sepasang dwiwarnanya menghilang setengah.

"Pasti lo juga sering nonton hentai, 'kan?"

Dan senyuman lebar Ichiro pun luntur tergantikan dengan wajah merona menahan malu bersamaan dengan ekspresi kikuk akibat pertanyaan aneh dari Samatoki.

b e r s a m b u n g. . .

Tadinya pengen dilanjutin soalnya ini pendek sangat, tapi gajadi akwoakwoak






CRUSH [SamaIchi]Where stories live. Discover now