Aurel |•| 02

26 4 0
                                    

°Happy Reading°

|•|Aurel|•|

...

"MAMA PAPA TOLONG!!!" Teriak Aurel. Ia saat ini sedang dikejar oleh dua laki laki yang bertubuh besar dan memakai topeng.

"MAMA!!! PAPA!!! GRANDMA!!! GRANDPA!!! KAK AL!!! TOLONG AUREL!!!" Teriak Aurel menggema disepanjang stasiun. Yah, saat ini Aurel sedang berlari di stasiun Manggarai.

"Lo cepet lari lewat jalan pintas! Nanti Lo hadang cewek itu dari depan!" Suruh salah satu laki laki bertopeng itu kepada temannya.

Aurel terus berlari semampu dan sekuat tenaga yang ia punya.

"Lo sekarang gak bisa lari kemana mana sayang.." Ucap seorang laki laki yang berada di depan Aurel membuat langkah Aurel berhenti tiba tiba.

"Mau kamu apa?" Tanya Aurel dengan suara gemetar.

"Gue mau mahkotamu sayang!" Bisik seseorang dari belakang Aurel membuat Aurel sontak menoleh.

Keadaannya saat ini dihimpit oleh laki laki yang bertubuh besar sehingga sulit mencari celah untuk kabur.

Ya Tuhan, tolong aku. Aku takut. Siapapun yang ada di sini. Tolong Aurel. Aku mohon tolong aku!! -- Jerit Aurel salam hati.

Tiba tiba laki laki yang di belakang Aurel membekap mulutnya dengan sapu tangan yang sudah dikasih bius membuat Aurel pingsan dalam sekejap.

Mata Aurel terbuka dan ia kerjapkan beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk dalam matanya.

"Akhirnya Lo bangun juga bitch!" Bisik seseorang yang sedang bersender didinding samping pintu ruangan itu.

Apa dia bilang? Bitch? Seharusnya dia yang pantas kusebut Bitch! -- Batin Aurel berkata.

"A-aku di-dima.. dimana?" Tanya Aurel gugup

"Lo banyak tanya bitch! Sekarang, apakah kita bisa memulai permainan panasnya?" Tanya laki laki itu dengan smirk andalannya.

"Pe-permainan panas? A-apa maksudmu?" Tanya Aurel memberanikan diri.

Laki laki itu mendekatinya dan duduk disamping kasur yang Aurel tiduri.

"Kamu nga-ngapain?

"Mari kita mulai permainannya sayang.." Bisik laki laki itu tepat pada telinganya.

Aurel ingin memberontak. Namun hasilnya nihil. Kedua tangan dan kakinya diikat oleh rantai. Sehingga jika ia memberontak, tangan atau kakinya menjadi tergores oleh rantai tersebut.

"Lepasin aku! Lepasin aku mohon hiks.." Mohon Aurel.

"Jangan memohon bodoh! Kau membuat hormon ku meningkat." Bisik laki laki itu lembut namun terdengar mengerikan ditelinga Aurel.

"Ho-hormon? Apa itu?" Tanya Aurel dengan tampang polosnya.

"Ternyata kau tidak mengetahuinya Babe."

AURELWhere stories live. Discover now