CHAPTER 0 - Pembuka

150 14 1
                                    

Chapter 0 : "Pembuka"

Awan menggumpal, terlihat berkumpul dan ingin menjatuhkan gunturnya pada sebuah kota besar yang cukup kosong.

Tidak, itu tidak kosong.

Itu hanya karena, kota besar itu tertutupi oleh kabut putih yang bahkan tidak hilang sepenuhnya walau sudah terkena air hujan yan jatuh sejak dua jam yang lalu.

Kota besar itu dihuni, namun bukan dihuni oleh manusia.

Tapi mayat hidup.

Dulu, kota itu damai, ceria, tidak ada kabut maupun guntur, dan dihuni oleh penduduk manusia, cukup ramai pula dikunjungi oleh penduduk kota tetangga, desa tetangga, maupun acara-acara sekte kecil yang dapat memeriahkan dan membuat kota besar itu hidup.

Benar-benar hidup dengan bahagia sampai sesuatu datang, sebuah asap yang lebih gelap dari malam, dan lebih panas daripada api yang menjalari tubuhmu.

Itu adalah awal malapetaka yang membunuh kota besar itu.

Itu adalah awal malapetaka yang membunuh kota besar itu

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


"Itu hanyalah sebuah mitos, hanya sebuah legenda dan dongeng. Kenapa kamu menganggapnya serius?"

Xue Yang melipat kedua tangannya di depan dada dengan satu alisnya yang terangkat, menatap seorang gadis yang lebih pendek darinya, yang berumur tidak jauh lebih muda darinya. Namanya A Qing, bermanik putih, namun indera penglihatannya masih berfungsi.

"Ih! Sudah kubilang, aku memimpikan kisah itu setiap malam! Karena itu aku sendiri juga merasa aneh!"

Xiao Xingchen tidak sengaja mendengarnya, dia bertanya sambil berjalan ke arah putrinya. "Ada apa? Jangan berteriak di dalam rumah, apalagi dengan orang yang lebih tua darimu, A Qing."

Gadis itu sedikit terkejut. "Ah, maaf, Bapa. Maaf juga, Yang-ge. Tapi sungguh, aku tidak berbohong tentang ini. Aku selalu memimpikan tentang sebuah kota, bernama Kota Yi."

"Song Lan, bagaimana ini? Aku harap, aku harap putriku--"

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Song Lan, bagaimana ini? Aku harap, aku harap putriku--"

Pria tinggi itu terlihat panik. Yang selalu dipanggil 'Bapa' oleh sang putri, kini hanya bisa melihat seseorang yang memanggilnya itu dengan sedih, melihat sang putri semata wayang yang kini tengah berbaring tak sadarkan diri. Tangan rapuh nan kecilnya digenggam oleh pria yang sudah dia anggap sebagai orang tuanya sendiri.

Sementara itu, pria yang lebih besar hanya bisa mengelus-elus pundak sang kekasih, tentu juga menatap sedih putrinya yang terlihat lebih pucat dari biasanya. Bahkan, suara napasnya juga terdengar hanya samar-samar.

"Bapa, Ayah ... maafkan aku, aku tidak bisa menjaga adikku sendiri--"

"Ini bukan salahmu, A-Yang. Ini bukan salahmu ... aku-aku hanya tidak bisa memberitahumu rahasia yang telah kujaga selama ini ..."

Sosok ibu itu menangis, menundukkan wajahnya dan menempelkan keningnya pada punggung tangan sang gadis. Entah apa yang ingin dia ucapkan setelahnya, karena begitu Xiao Xingchen ingin membuka mulutnya, sebuah suara yang lain telah menarik seluruh atensi mereka.

Dan setelahnya, seperti napas mereka telah tertarik oleh sebuah suara itu.

Suara jantung A Qing yang sudah berhenti berdetak.

Di tengah gerimis, bersamaan dengan tumbuhnya bunga-bunga pertama di musim semi, gadis yang ketiganya sayangi seperti keluarga sendiri telah meninggalkan mereka.

Tanpa ada penyakit yang jelas, tanpa ada penyebab yang jelas.

Semua itu karena sebuah cerita yang selalu A Qing ucapkan pada mereka. Yang selalu gadis itu ceritakan kalau mimpinya yang selalu sama berkaitan dengan itu.

"Kota Yi."

Song Lan tiba-tiba saja bersuara di suara tengah isakan yang memenuhi ruangan. Isakan tangis Xiao Xingchen dan Song Lan yang kehilangan putrinya dan isakan kecil Xue Yang yang ditinggal oleh adiknya.

Keduanya menoleh ke arah pria besar itu. Dan Xiao Xingchen mengangguk. "Dia selalu mengucapkan itu sampai akhir."

"Jika itu benar-benar ada, bagaimana kalau kita memeriksanya?"

.

.

.

Dan petualangan di Kota Yi akan segera dimulai.

Ketika sosok berpengaruh di zaman dahulu itu terlahir kembali hingga sampailah mereka di dunia modern, dengan ingatan lama mereka yang masih terkunci dengan rapat di ingatan masing-masing.

Setelah ini, kehancuran pun akan mendatangi mereka. Tergantung bagaimana nasib yang akan membantu.






TBC

Chapter 1 akan dipublish setelahtanggal 8 Juni

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Chapter 1 akan dipublish setelah
tanggal 8 Juni.

// Maafkan aku yang padahal dua cerita itu masih belum lanjut, malah bikin cerita baru T w T. Gatel euy, pengen cepet nulis ini, wwww. //



--; Creamy Blossom

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: May 29, 2020 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

Songs of DeathWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu