“Cerita apa?” Tanya Taehyung.
Tzuyu tersenyum ketika matanya bertemu pandang dengan tatapan Taehyung, “Apa semua laki-laki akan menjadi panik dan menggemaskan jika jatuh cinta?”
“Mahasiswamu jatuh cinta?”
Tzuyu mengangguk, “Mereka terlihat lucu.”
Taehyung tersenyum, “Untuk pertanyaanmu sebelumnya, aku tidak menggemaskan ketika jatuh cinta.”
“Oh ya?”
Laki-laki itu mengangguk, “Bagaimana aku bisa menggemaskan ketika segala hal tentang itu selalu berasal darimu?”
Tzuyu tertawa, Taehyung selalu seperti ini. Dia selalu berhasil membuat Tzuyu merasa nyaman ketika bersamanya. “Aku lupa, sebenarnya apa alasan kita bersama sampai saat ini ya?”
“Tentu saja karna kau mencintaiku, sayang.”
Tzuyu mendengus mendengar pernyataan super narsis dari suaminya, tapi apa yang dikatakan Taehyung memang benar. “Tapi, kamu juga cinta aku kan?”
Taehyung menggeleng, “Bercanda ya? Saat kamu memutuskan untuk menerimaku dalam hidupmu, maka saat itu aku menyerahkan segala hal yang ku punya termasuk hidupku hanya untuk kebahagiaanmu. Dan sekarang kamu masih bertanya? Tentu saja! Suamimu ini sangat sangat sangaaaattt mencintaimu.”
Tzuyu tertawa ketika Taehyung menghadiahinya ciuman bertubi-tubi ke mukanya. Dia jadi ingat pertama kalinya dia bertemu laki-laki ini. Bukan pertemuan yang menyenangkan tapi percayalah itu pertemuan paling berkesan untuknya.
.
.
.
“Kabur itu tak baik.” Tzuyu sedang menunggu Sana yang berjanji akan menjemputnya di Halte dan gadis itu sedikit terlambat dari perjanjiannya.
“Kabur?”
Laki-laki itu menunjuk bawaan Tzuyu yang memang terlalu banyak. Tapi, ini bukan hanya barangnya. Isinya adalah baju-baju milik Mina dan Sana yang masih tertinggal di Rumahnya.
“Aku tidak berniat kabur.”
“Kau tidak?” Tzuyu menggeleng membuat laki-laki itu terlihat panik dan serba salah. Telinganya memerah mungkin karna malu sudah asal menuduh. “Maaf, aku tak –“
Tzuyu tersenyum, “Barangku terlalu banyak ya?”
Laki-laki itu terdiam sebelum menggeleng, “Tapi, itu harusnya bukan alasan aku berani menuduhmu seperti tadi. Maaf, benar-benar maaf.”
Tzuyu mengangguk dan kembali tersenyum.
“Cantik.”
Tzuyu kembali menoleh dan menemukan wajah laki-laki disebelahnya memerah, raut panas perlahan mulai menjalar di kedua pipinya. Dia tidak boleh berpikir macam-macam bisa saja, laki-laki itu memuji hal lain.
08. Tell a Story
Start from the beginning
