O2

477 68 36
                                    

membujuk abangnya menjadi salah satu keahlian nanon mulai sekarang. tinggal menjanjikan foto-foto imut milik chimon, maka pluem akan bersedia melakukan apapun untuknya.

ya, walaupun jika chimon tau, ia pasti akan memaki nanon dengan segala sumpah serapahnya.

"abang, ayo anterin nanon pulang," rengek nanon pada pluem yang tengah sibuk oleh tumpukan kertas dihadapannya.

"abang,"

pluem dengan setumpuk kertasーyang nanon yakin itu adalah soal-soal try out kelas akhirー
adalah hal yang tidak bisa diganggu oleh apapun.

anggap saja begini, jika terjadi badai ataupun tsunami sekalipun, sepertinya pluem akan tetap fokus dengan kertas dan buku-buku tebal didepannya.

nanon tampak berpikir sesaat.

ia mengambil paksa salah satu kertas yang sedang pluem baca. abangnya itu nampak mengernyit tak suka lalu mendongak menatap nanon,

"ada apa sih dek?" ujar pluem dengan nada kesal.

"anterin pulang,"

pluem membenarkan posisi duduknya dan berniat mengambil ponsel yang ada di saku celananya.

"biar abang telfon papa—"

"NO!"

"aku maunya sama abang."

pluem mengernyitkan dahinya, sekali lagi, "abang lagi ngerjain soal-soal."

"sebentar aja,"

"ohm kemana? minta anter dia aja?"

ah, pluem tidak tahu bahwa adiknya ingin pulang cepat-cepat karena harus menyiapkan diri untuk berkencan dengan ohm. eh, kencan?

"ohm sibuk."

nanon melirik ponselnya, sekelebat ide melintas di benaknya. ia mengambil ponselnya dan mulai menggulir layar itu, mencari-cari sesuatu dan—

"gimana kalo aku kasih foto-foto dia yang dijamin imut banget, abang pasti suka." nanon mengangkat sebelah alisnya.

yak. beruntunglah nanon masih menyimpan foto-foto chimon dengan b612 nya.

"chimon? ini chimon?"

nanon mengangguk mengiyakan.

yes, berhasil. pikirnya. buktinya saja, pluem langsung bergegas membereskan kertas-kertas nya itu lalu memasukkannya ke dalam map yang ia punya.

pluem menghampiri nanon dan mengajaknya ke parkiran sekolah mereka,

"5 foto ya?"

『••✎••』

kemudian disinilah nanon. di depan cermin kamarnya dengan beberapa setelan baju yang salah satunya akan ia gunakan untuk pergi bersama ohm nanti.

kalau dihitung, sudah lebih dari sepuluh kali ia mencoba baju-baju itu dan berakhir ia lempar ke sembarang arah karena dirasa kurang cocok.

atensinya beralih pada pakaian yang masih menggantung di lemarinya. diambilnya lalu dilihatnya lamat-lamat. berharap bahwa ini adalah baju terakhir yang ia coba.

perfect. nanon melihat pantulan dirinya yang terpampang di cermin panjangnya itu. kaos putih dibalut kemeja navy dengan lengan digulung sesiku adalah perpaduan yang pas untuknya.

laki-laki maupun perempuan yang melihat nanon pasti akan langsung terpesona padanya. hey, bagaimana bisa seseorang menjadi tampan dan manis pada saat yang bersamaan?

dear heart | ohmnonWhere stories live. Discover now