Chapter 32 : Death

Start from the beginning
                                    

Tanah yang dipijak makhluk itu meninggi membuatnya terpaksa melompat menjauh.

"Kakak!, kau tidak apa - apa?." tanya Juniati pula.

Alice mengangguk.

"Kau terlalu gegabah, seperti bukan dirimu saja." ucap Eka yang kini sudah berdiri di samping Alice

"Kakak..." gumam Alice yang memegang telapak tangan kanannya menggunakan tangan kirinya.

"Bagaimana dengan Bayu?." tanya Alice sambil berbalik badan.

Dia melihat Bayu yang sedang terbaring dan sedang dirawat oleh kelompok Robi. Sera yang bertugas sebagai medis darurat menggelengkan kepala. Alice yang melihat itu sedikit mengeluarkan air mata, hanya sedikit.

Emosi tidak bisa dibawa kemedan perang.

Tapi rasanya


sakit sekali.






*                   *                  *                  *






Kemunculan sosok berwarna hijau itu benar - benar menghancurkan segala harapan, notch terkurung di dalam sebuah segel, Herobrine kehilangan tangan kanannya, Script tidak sadarkan diri. Bahkan tokoh utama sudah tewas :v, semua harapan akan benar - benar hilang apabila para prajurit di medan perang mengetahui keadaan ini.

"Sekarang para serangga pada bermunculan ya." ucap sosok itu.

"Green Steve!, kau seharusnya sudah mati dari dulu!." seru Notch sambil meninju dinding kurungan. Tampak tangannya mulai berdarah.

"Green Steve, bukannya dia..." gumam Robi pelan.

"Aku memang sudah mati, tapi berkat anakku aku bangkit kembali." ucapnya sambil berjalan kearah Entity yang sedang memegang luka diperutnya.

"Ayah, apa aku melakukan hal yang bagus?." tanya Entity saat melihat sosok Green Steve berdiri dihadapannya.

"Ya, sekarang kau bisa menemui ibumu." ucapnya sambil mengayunkan pedang emerald miliknya kearah leher Entity.

"Eh!?."

Semua yang melihat itu terkejut, tidak terkecuali Entity.

Sedikit lagi pedang Green Steve mengenai leher Entity, sosok Entity hilang bersama dengan petir yang muncul secara tiba - tiba.

"Kekuatan ini, Brine ya?." gumam Green steve sambil menoleh kesamping, dia melihat Entity berada di pelukan Brine.

Aura kemarahan di mata Brine membuat matanya bersinar lebih terang.

Entity membuka matanya secara perlahan, seolah tidak percaya di melepaskan diri dari pelukan Brine, dia berusaha berdiri.

"Kenapa ayah, apa aku melakukan kesalahan?." tanya Entity.

Green steve tertawa beberapa saat.

"Kau sama seperti ibumu, tatapan mata yang sama seperti saat aku menghabisinya dengan tanganku sendiri."

Semua orang yang ada disitu kaget mendengar itu, Green steve memghabisi istrinya sendiri?.

Entity tidak bisa berkata apa - apa, lututnya goyah, di jatuh terduduk mengetahui kenyataan ini. Saat ia masih kecil ibunya terbunuh, tapi saat itu dia tidak mengetahui siapa pembunuhnya. Yang dia ingat hanyalah saat dia pulang dari bermain bersama Brine dia sudah menemukan ibunya terbaring tidak bergerak, tapi pada saat itu ayahnya tidak ada disana, ibunya mengatakan bahwa ayahnya tidak pernah kembali dari perjalanannya, jadi dia tidak pernah menaruh curiga pada ayahnya sendiri.

"Bohong!."

"Ayah tidak pernah ada disana!." seru Entity.

"Heh, harga sebuah kekuatan itu sangat besar nak." balas Entity.

Entity mulai mengeluarkan air mata mendengar apa yang dikatakan ayahnya itu.

Brine tidak tinggal diam, dia langsung menyerang dengan menggunakan pedang Entity di tangan kirinya."Kau benar - benar monster!."

Green steve menangkis serangannya.

"Aku terkesan kau masih sekuat ini walaupun sudah kehilangan tangan kanan."

"Aku tidak akan dipanggil 'Hero' jika menjadi lemah hanya karena kehilangan satu tangan." balas Brine pula.

Dengan memanfaat kesempatan yang ada, Alice ikut menyerang Green Steve, dia mengambil pedang Enchanted Diamond yang tergeletak ditanah.

Walaupun serangan dadakan itu dilancarkan, tampaknya Green steve mengetahui serangan itu, dia menendang Brine tepat diperut membuatnya terpental, kemudian dia menangkis serangan Alice.

Alice termundur, pedangnya terlepas dari tangannya dari tangannya.

"Ugh!."

"Sakit bukan?." ucap Green Steve melihat Alice kembali menggenggam tangannya sendiri.

"Diam kau!." seru Alice hendak kembali menyerang. Dia mengambil kembali pedang Enchanted Diamond itu.

Saat dia hendak menyerang kembali, dihadapannya sudah berdiri sosok dengan jubah hitam, saat Alice hendak menebas sosok dihadapannya itu, sosok itu menangkap tangannya, menggenggamnya dengan lembut.

Robi dan yang lainnya hendak ikut  menyerang, tapi dihentikan oleh api yang mengelilingi Alice dan sosok itu.

"Sial kita tidak bisa mendekat!."

"Sudah cukup, kali ini biar aku saja." ucap sosok yang ada di hadapan Alice sambil membuka tudung jubahnya.

Awalnya Alice terlihat waspada, tapi saat melihat dia jadi heran, dia seperti pernah melihat wajah orang dihadapannya ini hanya saja terlihat sedikit lebih tua.

"Tidak mungkin..." ucap Sera terheran - heran.

"Dia sudah mati beberapa saat yang lalu."

"Mayatnya pun masih disini!." sambung Gary.

"Bagaimana kabar kalian?."







"Udah 5 tahun ndak ketemu nih..."








*                  *                   *                   *








Maaf ya pendek, soalnya wattpad sekarang kampret bgt ya, tadi nulis secara offline, udh panjang eh ga kesave, sekalinya ganti akun ke akun temen ilang semua progres cerita :'( (salah tekan sih.), kangen dengan wattpad yang dulu.

Minecraft RealityWhere stories live. Discover now