[4] 7 Days

327 89 31
                                    

|RELOAD: 4. 7 Days|

***

Yogyakarta, Februari 2018

"Seriusan ya Lis, kok lo mau sih sama si daun muda? Udah LDR an, lo di duain sama skripsi. Belom lagi ya, gue yakin tuh anak banyak degemnya. Dari fotonya aja dia itu tipikal goodboy merangkap fakboi idaman para wanita. Eh, apalagi dia punya sahabat yang lo bilang namanya Mindy? Andy? Siapa sih namanya, mondy?"

"Nindy, Anindy for god sake Ena. Lo tuh detail kalo masalah ngoreksi kesalahan giliran nama aja kagak nyantol."

Aku hanya memutar bola mata jengah. Ini sudah kesekian kalinya Euna atau yang sering disapa Ena jangan dibaca dua kali! Nggak sopan. Ena teman magangku disatu rumah penerbit bagian editorial selalu berceramah tentang hubunganku denganmu. Padahal bersitemu langsung denganmu saja dia belum pernah.

"Nah itu! Bodo lah siapa. Lah, lo kagak takut apa. Si Juan itu mlipir ke Nindy? Apalagi ya, jaman sekarang itu pacaran cuman kiasan hanya kata-kata saja. Aslinya yang dibutuhin itu ya yang selalu ada. Belom lagi nih, mana ada sahabat tanpa kata cinta disalah satunya."

"Idiih, puitis banget anda ya. Juan orangnya nggak kayak yang lo kira. Gue percaya kok sama dia." Jawabku percaya diri. Ingin menampik semua perkataan Ena yang hanya opini semata. Membuktikan bahwa kamu tak seperti yang ada dibenaknya, benarkan?

"Terserah lah yaw. Eh, buruan cabut yok! Kagak mau ya gue ketemu madam. Entar yang ada kita disuruh lembur kerjaan dia. Yakali emang kita babu?!"

Ajakan Ena sontak mengingatkanku betapa garang dan semena-menanya terkadang bu Fanny atau yang kerap disapa madam itu. Kepala editorial kami yang sampai diusia kepala 3 hampir 4 nya itu belum kunjung memutus masa lajangnya. Buru-buru aku memasukkan semua barang-barang kedalam tasku dan pergi mengekor Ena yang sudah sampai diambang pintu. Hah, kadang aku berharap kamu ada didepan kantorku dengan senyum lebarmu sedang menungguku pulang. Tapi apa yang kuharap dari jarak Jogja dan Bandung.

"Anjir!! Siapa itu pake mobil Pajero didepan kantor?! Hmm, jangan-jangan pacar barunya si Melysa lagi. Emang ya, kalo cewek cakep aja sekali dua jentik kalo nggak dapet lambo ya modelan pajero. Beh beh." Cerocos Ena.

Bisa dibilang Ena masuk sebagai admin lambe lamis kantor tempatku magang. Semua yang ia lihat, baca, maupun dengar akan jadi hotnews esok harinya.

Tunggu, entah kenapa aku seperti mengenal sosok itu. Perawakan dan wajahnya mengingatkanku pada seseorang. Oh ayolah Lisa, tidak mungkin kan. Mataku menyipit untuk memfokuskan pandangan supaya lebih jelas melihat seseorang yang tengah bersandar disebelah mobil Pajero yang terparkir di latar parkiran depan kantor. Sampai netra kami bersitemu, senyum itu! Senyum lebar yang selalu nampak setiap kami bertemu.

"Juan?" Lirihku.

"Hah? Lo kenal dia Lis?" Tanya Ena yang tak kunjung kujawab. Karena terlalu fokus pada Juan yang tersenyum lebar sembari melambai kearahku.

Ini aku sedang tak berhalusinasi, kan? Atau Juan hanya fatamorgana pikiranku semata akibat aku yang terlalu merindu.

Sekarang kenapa kamu yang sok puitis Lis, batinku.

Kulihat kamu melangkah menghampiriku dan juga Ena. Entah kenapa senyum darimu selalu bisa menghadirkan sensasi kupu-kupu diperutku. Menggelitik tapi entah kenapa aku suka, aneh ya?

"Hey.." Sapamu. Jika saja lenganku tak disenggol oleh Ena. Mungkin aku tak akan percaya kalau kamu sudah ada dihadapanku.

"Eehh, hey. Kok kamu bisa ada disini sih?! Nggak ngabarin dulu!" Ujarku.

✔ RELOADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang