LOVESICK 05: Apple and Cinnamon

1K 181 41
                                    

.

An apple a day keeps anyone away-

if you throw it hard enough.

-Lee Haechan-

.

Bagaimana ya rasanya dikelilingi oleh banyak lelaki tinggi-tampan, mapan, (mungkin beberapa ada juga yang dermawan), dan membuat siapa saja berkeinginan menggelar karpet merah kemanapun mereka melangkah?

Jawabannya hanya satu: bagaikan di neraka.

Setidaknya itulah yang saat ini tengah Renjun rasakan.

Dua member Ignite, ditambah empat anggota Sugar Pain benar-benar membuat usianya bertambah seratus tahun lebih tua. Rasa-rasanya dia berubah jadi renta secara tiba-tiba. Dan Renjun tidak akan heran jika menemukan keriput buruk rupa saat nanti dia berkaca.

"Oi, Renjunie!" Haechan menjerit, tangan berkacak pinggang seolah hendak menantang adu duel di bawah jembatan layang. "Kenapa aku diberi model rambut begini, heh?! Jaeminie dari tadi bilang kalau ini seperti pudel mini atau ahjumma keriting penjual kimbap di pasar pagi!"

Sebelah tangan Renjun terangkat demi mencegah rentetan protes yang akan keluar lagi. "Ini memang konsepnya, bodoh!" Dia menahan diri untuk tidak meraih selotip lalu membungkam mulut Haechan dengan benda itu. "Kau terlihat keren, kau tahu?!" Dia terpaksa mengalah sedikit dulu, dan memuji Haechan perihal model rambut yang Jaemin sebut bak hair disaster baginya. "Na, please, jangan menekan tombol trigger bocah ini..." dia menatap Jaemin penuh permohonan, sementara si tersangka hanya tertawa keras dengan dua jempol mantap terangkat ke atas.

Untuk sejenak, Haechan agak terperangah saat mendengar Renjun memujinya. Lihatlah dia, berdiri salah tingkah dengan lubang hidung kembang kempis pertanda bangga. "Dengar baik-baik ya, pokoknya kalau ada pemotretan lagi, aku mau model rambut yang swag!"

"Aye aye, siap yang mulia..." Renjun tersenyum 'sangat manis' lalu kembali fokus memadu madan pakaian untuk para modelnya. "Bisakah setan itu dikeluarkan saja dari proyek-ku, pretty please?" Renjun berbisik putus asa seraya membenahi kerah blazer milik Mark yang berhias pin perak bertema gothic.

Satu alis Mark terangkat. "Kau mau menyerah hanya karena ini?"

Dengusan Renjun mengenai leher sang kakak. "Kalau soal Haechanie-ya, aku akan menyerah agar tidak jadi gila."

Mark tersenyum geli. "Mom pasti bakal mengejekmu sepanjang hari kalau dia sampai tahu kau mengalami mental breakdown hanya gara-gara Donghyuk." Pemuda itu menatap ibu mereka yang tengah berbincang dengan fotografer dari studio milik salah satu koleganya. "Kemana perginya the fierce and fearless Lee Renjun, hm?" Kedua tangan Mark sudah gatal ingin mengacak helaian pirang yang berhias bobby pins di bagian poni milik Renjun (sebuah penahan luar biasa untuk menghalangi rambut nakal yang akan turun ke mata).

Satu senyum (sarkas) mampir di bibir yang baru saja disapu tipis lipgloss rasa raspberry. "Ya sudah, tidak jadi. Seperti katamu tadi, aku kuat kok jika harus menghadapi berandalan macam Haechanie..."

"Good." Senyum Mark mengulas makin lebar, dia memutuskan untuk berhenti menggoda Renjun sebelum adiknya itu kembali hilang kesabaran. "Makan siang nanti, mau tidak delivery dari Brickslane? Mereka punya menu baru-hotdog dengan lelehan raclette," dia berharap bisa menaikkan mood Renjun yang (menurut informasi dari Irene) belakangan ini lumayan turun akibat lelah (sibuk) mempersiapkan peluncuran produk untuk katalog barunya.

Renjun membalas senyum Mark. "Tawaran yang terdengar menarik, your treat then?

"Yes, Your Highness, it's on me."

LOVESICK - NORENWhere stories live. Discover now