"Ish kau ini, negatif thinking saja. Aku juga punya harga diri tahu. Aku membawamu kesini untuk melindungimu dari kerumunan itu. Seharusnya kau berterima kasih padaku" jelas Jeno sambil membukakan pintu kamar mandi.

"Oh... Baiklah, terima kasih Jeno-ya. Maaf, sudah merepotkanmu begini" balas Jaemin menurut sambil memasuki kamar mandi.

"Omong-omong, bagaimana kau tahu letak kamar mandi ini?" tanya Jaemin penasaran sambil duduk di samping kiri wastafel.

"Aku sering menghabiskan waktu di taman belakang bagian utara. Dan akses tercepatnya lewat sini" ujar Jeno. Sedangkan Jaemin hanya membalas dengan tanda "Oh" saja.

"Sebaiknya kau kembali ke kelas saat bel masuk saja deh, daripada semakin banyak orang yang menanya-nanyaimu" Jeno menimpali sambil memberikan saran.

Jaemin sekali lagi hanya mengangguk paham. Ia lalu mengeluarkan buku catatannya lalu membacanya dengan tenang. Sedangkan Jeno pun ikut-ikutan duduk di samping kanan wastafel dan mengeluarkan jurnalnya.

💚💚💚

Seperti kata Jeno, Jaemin kembali ke kelas saat bel masuk berbunyi. Hal itu pun menuai banyak pertanyaan dari murid-murid lain namun mereka jelas-jelas tak sempat menanyakan hal itu karena guru mapel jam pertama telah memasuki kelas.

Jam istirahat pula Jaemin langsung pergi ke perpustakaan tanpa sepatah kata apapun saat bel istirahat berbunyi.

Kririring!

"Bukannya kau sudah kuberikan buku ensiklopedia?" tanya Namjoon pada Jaemin yang sedang memasuki perpustakaan.

"Aku mampir untuk membaca"

Namjoon ber-'oh' ria mendengar jawaban tersebut. "Fine then, happy reading" setelah mengucapkan hal tersebut, Jaemin lalu berjalan menuju bagian belakang perpustakaan.

Jaemin mempunyai tempat sendiri untuk membaca, yaitu di reading corner paling belakang dengan bangku tepat di tengah yang membelakangi jendela besar perpustakaan dibalik rak buku Bahasa Jerman. Entah kenapa saja bangku dengan posisi tersebut dapat menenangkannya.

"Pssttt...Jaemin-ah..." bisik seseorang pada Jaemin saat ia hendak berjalan menuju tempat membacanya.

Jaemin menoleh ke kiri-kanannya namun tak mendapatkan seseorang pun.

 "Pssttt... Ya, Na Jaemin! Lihatlah ke belakang..." bisik orang itu lagi. Jaemin pun menoleh ke belakang dan menemukan Jeno. Ia mengernyit keheranan karena melihat tingkah laku Jeno.

Yah, walau ini perpustakaan juga tidak perlu se-dramatik itu bukan sampai harus bisik-bisik juga?

"Kesini..." ujar Jeno sambil mengodenya menggunakan tangan. Dengan patuh Jaemin mengikutinya walau tak tahu apa yang sedang Jeno lakukan.

"Kau kenapa sih?" tanya Jaemin.

"Kau suka ensiklopedia kan?"

"Iya. Kenapa?"

"Kau sudah membaca semua ensiklopedia di perpustakaan ini?"

"Kurasa sudah, bila mengecualikan yang masih ada di ruang penyimpanan" ujar Jaemin.

"Kau salah besar"

"Hah?"

"Check this out" Jeno lalu menarik tangan Jaemin menuju salah satu corner perpustakaan dengan lemari kaca dengan sekumpulan buku berwarna punggung sama.

Jaemin dengan ragu-ragu mengambil salah satunya lalu membukanya. "Heol, ini—" ia membelalak tak percaya pada Jeno. Karena Jeno telah menemukan salah satu seri ensiklopedia yang sangat ia incar dari dulu.

"Bukannya buku ini sudah jarang ditemukan? Bagaimana kau—"

"Semua buku ini telah berada disini dari lama. Kau saja yang tidak tahu letaknya" balas Jeno percaya diri. Iya sih, memang benar. Karena Namjoon hanya memberi tahukan Jaemin letak buku ensiklopedia dari yang baru sampai yang lama, semua berada di bagian depan saja.

"Kau menyukainya?" tanya Jeno sekali lagi pada Jaemin, karena ia sedari tadi diam terus saking senangnya.

Jaemin pun menoleh dan memeluk Jeno. Tiba-tiba saja—

Chup.

Jeno membeku di tempat karena kaget akan hal yang barusan saja terjadi. Melihat wajah Jeno yang kaget, Jaemin pun ikutan kaget dan sadar diri lalu menjauhkan wajahnya. "Maaf, aku terlalu senang karena buku—"









Chup.

Jeno balik meraih pipi Jaemin menggunakan tangan kirinya dan meraih pinggang Jaemin menggunakan tangan kanannya. Sedangkan si pemuda Na mengalungkan tangannya di leher Jeno sambil menekan tengkuknya sedikit.

Berawal dari Jeno yang hanya melumat bibir bawah Jaemin, sekarang lidahnya masuk dan menyapa mulut Jaemin atas ijin pemiliknya. Jaemin lalu memiringkan wajahnya untuk gantian menyapa mulut Jeno.

Jeno pun tak ingin kalah. Ia memainkan tangannya di balik seragam musim panas Jaemin, mengusap punggungnya sensual. Terkadang ia juga menghisap lidah Jaemin untuk memberikan sedikit sensasi.

Namun pautan itu tak berlangsung begitu lama karena Jaemin yang hampir kehabisan napas.

"Kau tak apa-apa?" tanya Jeno lembut sambil mengusap bibir Jaemin menggunakan jarinya. Jaemin menarik nafas sebentar lalu mengangguk-angguk sambil tersenyum pada Jeno.

"Mengapa kau tak menolakku?" tanya Jeno lagi. Jaemin menaikkan alisnya heran. "Kau sudah tahu aku hanya berusaha mendekatimu seperti laki-laki dan perempuan yang lain dari dua hari yang lalu. Mengapa kau tak menolakku?"

Bukannya ia menjawab pertanyaan Jeno dulu, Jaemin malah mengecup bibir Jeno sekali lagi. "Bukankah sudah jelas, Lee Jeno-ssi?" ujar pemuda Na itu pelan.

Jeno pun menarik Jaemin lebih dekat lagi dan menatapnya sendu, "Jadi, maukah kau—"

"Apa-apaan pertanyaan macam itu Jeno-ya? I'm yours now" sela Jaemin sambil tersenyum lalu melanjutkan ciuman yang sempat terputus tadi.











Tak sadar saja, Namjoon mendengarkan hal itu dengan rasa malu, merinding dan sedikit bangga pada mereka berdua.













aldhskhdj YEY UD SLSAI!!

any request kapal? klo bs nct/skz/trejo muehehe

makasi ud baca semuaa!

©candrathemoon

[✔] mr. cold-popular | nominUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum