Blurb

55 11 9
                                    

Krisis air terjadi di beberapa belahan bumi. Bukan hanya di Afrika. Bahkan tempat tinggalku mulai kekurangan air. Semua akibat keserakahan manusia yang menggunakan air untuk segala keperluan hidupnya. Manusia-manusia yang lupa bahwa bukan hanya mereka yang hidup di muka bumi ini.

Aku, gadis biasa yang selalu menghabiskan waktu untuk menyirami tanaman di cagar alam itu tak habis pikir saat aku harus berhenti melakukannya karena saat ini, air benar-benar habis.

Hanya perasaanku saja, atau memang tumbuhan-tumbuhan ini menyerap air lebih banyak dari biasanya? Hingga saat ini tanah tidak lagi menyimpan cadangan air. Hujan yang hanya turun bak keajaiban sebulan sekali membuat para manusia menciptakan bendungan untuk menahan air hujan.

Tapi benar, ini bukan perasaanku saja. Setiap kali air hujan membasahi tanah, belum sedetik turun di permukaannya air itu lenyap. Terserap dan terkunci di dalam tanah tanpa bisa dipompa kembali.

Pemerintah bahkan melarang menyia-nyiakan air untuk kegiatan lain. Air, hanya untuk minum dan membersihkan diri. Selebihnya diserahkan kepada pemerintah, termasuk mengelola sisa air di bendungan.

Aku, yang semakin tak habis pikir dengan semua ini hanya bisa meratapi nasib tanaman yang hampir layu di cagar alam itu. Mengapa tidak ada yang memerhatikan mereka disaat seperti ini? Bukannya tumbuhan menghasilkan oksigen, salah satu penunjang utama kehidupan selain air? Bukankah harusnya pemerintah juga mengelola hal semacam ini?

Tapi nyatanya tidak.

Aku seperti mendengar 'isakan' tumbuhan yang kehausan meminta air. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun. Aku bahkan hanya bisa memberikan sedikit jatah minumku untuk mengairi mereka.

Aneh..

Sekali lagi, aku seperti mendengar 'isakan' mereka.

Elianor F (Lian)

~~~
-Aglonema✿

I'm in a Nature ReserveWhere stories live. Discover now