"Maksudmu Sana?"

"Eoh, memangnya siapa lagi?"

"Bukankah saat itu kau datang dengan Mingyu? Kupikir dia juga kekasihmu."

Sohee terkekeh, "Sepertinya kesalahpahaman lah yang membuat kita bersama", candanya.

"Saat itu aku benar-benar tidak memiliki pilihan selain melibatkanmu untuk membatalkan rencana ibuku.", jelas Wonwoo.

"Dan karenamu, aku sempat mendapatkan tamparan dari ibumu. Itu sangat menyakitkan..", sahut Sohee.

"Maaf.. Aku juga tidak menyangka kalau ibuku tega melakukan itu."

"Tapi aku sangat senang karena tidak memerlukan waktu lama untuk membuat ibumu berubah pikiran. Dan itu semua berkat Sua dan Suji", balas Sohee sembari mengelus pipi Wonwoo dengan jemarinya.

"Benar..", sahut Wonwoo tersenyum.

"Kau tahu, aku menolak perasaan Mingyu karenamu.", celetuk Sohee. "Dia mengatakan jika dia mencintaiku. Tapi.. aku menolaknya karena aku mencintaimu hehehe", lanjutnya.

"Benarkah? Pantas saja dia seperti ingin mengajakku berperang setiap kali bertemu."

"Sejak kecil kita selalu bersama, untuk itu dia tidak rela kalau aku dekat dengan pria selain dirinya. Bukannya kau juga sama seperti Mingyu saat masih kecil? Tidak ingin melihat Mina berteman dengan pria lain"

Wonwoo menyunggingkan senyumnya, "Iya, benar. Sohee, apa kau masih membenci Mina?", lirihnya.

"Dia sudah pergi. Tidak ada alasan bagiku untuk membencinya lagi..", jawab Sohee tersenyum.

Wonwoo menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Sohee. Kedua tangannya memeluk tubuh Sohee erat, "Hatimu benar-benar seperti malaikat."

"Aku tahu, sebenarnya Mina adalah wanita yang baik. Dia mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Daeshim, memperhatikan segala kebutuhan Daeshim saat masih di dalam kandungan, jujur saja itu sudah cukup membuatku tersentuh meskipun dia sempat membuatku kesal.

Terkadang aku merasa bersalah karena kau adalah satu-satunya pria yang dia harapkan. Tapi justru aku yang mendapatkanmu, bukan dia. Sebagai gantinya aku ingin mewujudkan seluruh keinginannya untuk Daeshim yang tertulis di buku hariannya, denganmu..", ucap Sohee sembari mengusap punggung Wonwoo.

"Terima kasih, istriku.", balas Wonwoo lalu mencium puncak kepala Sohee.

"Mommy! Sua juga ingin dipeluk!"

"Suji juga!"

Keduanya berlari menghampiri Wonwoo dan Sohee. Sua berlari memeluk Sohee sedangkan Suji menuju ke arah Wonwoo.

"Papapa.."

"Eoh?"

Seketika suara Daeshim membuat Wonwoo, Sohee dan Sua Suji menatap ke arah yang sama. Tangan mungil Daeshim menarik-narik pakaian yang Wonwoo kenakan.

"Lihat! Benar kan? Dia bicara!", seru Sohee dengan matanya yang membulat.

"Woah daebak!", sahut Sua.

"Daeshim.. coba katakan Suji noona sangat cantik", celetuk Suji yang membuat Sua seketika menoleh padanya.

"Kau mau ku kejar lagi, Suji?"

"Ehehe tidak, aku bercanda Sua..", cengir Suji yang berusaha merangkul Sua namun mendapatkan penolakan darinya.

Wonwoo tersenyum lebar lalu menggendong Daeshim di pangkuannya, "Syukurlah, dia sudah mulai bicara.."

"Aku sudah tidak sabar melihatnya lancar berbicara.. Seperti apa ya Daeshim saat dewasa nanti?"

"Sepertinya wajah Daeshim akan mirip dengan daddy..", sahut Sua.

Daddy! ✔Where stories live. Discover now