XII. Dog Days are Over (Part 1)

Comenzar desde el principio
                                    

"Hm," Donghyuck menguap, "kuharap Hyung tidak memaksakan diri. Semua yang berlebihan tidak pernah berakhir baik, bukan?"

Mark terdiam di seberang sana. Donghyuck mengira mungkin kekasihnya itu juga sudah setengah tertidur.

"Tenang saja, Hyung," dia menambahkan, karena masih tidak ada jawaban dari Mark. "Aku tahu kau bisa. Kuharap Hyung juga menaruh kepercayaan yang sama besarnya pada diri sendiri, seperti semua orang di sekitar Hyung."

"Terima kasih, Donghyuck-ah," Mark akhirnya mengeluarkan suara, menghasilkan senyuman di wajah Donghyuck.

"Tidurlah. Terima kasih, karena sudah mau aku ganggu di jam seperti ini."

"Sama-sama, Hyung. I love you."

Jeda sebentar. Donghyuck menatap panggilan telepon yang masih tersambung.

"Love you, too."

Sekitar satu bulan kemudian, ia paham maksud dari jeda tersebut.

Mereka berpisah.

.

.

.

Sejak sekolah dasar, Donghyuck lebih senang pada praktik daripada teori saat belajar. Dia tidak pernah bisa berdiam diri, duduk membaca buku dalam waktu yang cukup lama. Pantatnya terasa gatal, kaki segera bergerak-gerak gelisah.

Sejak dulu, begitulah kekurangan Donghyuck yang dibahas wali kelas pada ibunya saat kenaikan kelas.

Sekarang, dia tidak bisa lagi seenaknya seperti itu. Dia bukan anak-anak yang bisa dimaklumi, atau anak remaja dengan banyak hal sebagai objek mendistraksi fokus. Ulang tahun beberapa hari lalu adalah panggilan Donghyuck untuk mulai serius pada hal yang ia jalani.

Meski benci duduk, dia tetap menghabiskan waktu di perpustakaan. Bersiap untuk make-up classes yang diadakan tiga hari lagi.

Pertanyaan: ke mana saja ia sebelumnya?

Bermain game sampai pagi, tidur beberapa jam, masuk kelas dalam keadaan mengantuk, lalu mengulang siklus yang sama.

Ketika namanya keluar dalam daftar make-up classes untuk subjek filosofi musik, ia hanya bisa tertawa keras-keras. Mendapat perhatian aneh dari beberapa mahasiswa lain.

Tentu saja. Tentu saja dia yang malas membaca buku dan menghafal itu akan menghabiskan waktu lima hari mengulang teori dan filosofi musik.

Kalau dibandingkan teman-teman yang lain, Donghyuck merasa malu. Seperti Jaemin yang mendapat peran penting di K'ARTS Platform nanti pada bulan Juli. Lelaki itu sudah tenang untuk sesi extra credit sebelum kelas musim gugur. Benar-benar berbeda.

Mungkin Donghyuck harus mendapat penolakan dari sang ibu terlebih dahulu ketika ia ingin masuk ke dalam jurusan vokal. Sehingga, dia akan lebih gigih mempertaruhkan posisinya sekarang.

Usaha membaca buku di perpustakaan bertahan selama satu jam lebih dua puluh menit. Kemajuan yang begitu besar. Donghyuck telah menyiapkan flashcard untuk nanti ia baca ulang.

Membereskan seluruh barang-barang kembali ke dalam tas, dia segera keluar dari sana. Udara di luar tiba-tiba saja terasa jauh lebih segar. Rasanya Donghyuck ingin berteriak.

Mengeluarkan ponsel, akhirnya dia kembali menyambungkan koneksi internet. Beberapa pesan masuk, bunyi denting yang berbeda saling bertindihan.

Pertama, email pemberitahuan dari profesornya. Kedua, instruksi make-up classes di grup kelas. Ketiga, tentu saja grup bersama teman-teman Donghyuck.

Bye My FirstDonde viven las historias. Descúbrelo ahora