Entahlah, dia aneh. Senang sekali tersenyum. Dan. .

Lumayan tampan.

"Eh, Lo gimana ceritanya ketemu tuh anak?" Tanyaku pada Nerissa seraya menariknya untuk duduk.

"Jadi gini ceritanya, Ra. .

🔹🔹🔹

"Aduhhhh, Leora kemana sih? Udah tau rame, jadi ga keliatan kan!"

Aku berlari ke arah kantin, sambil menengok ke kanan dan kiri untuk menemukan Leora, tapi hasilnya nihil.

Gedubrakk

"Aduhhh. .

"Eh, sorry-sorry gak sengaja asli, gue baru keluar kelas." Ucap lelaki di depanku seraya menjulurkan tangan.

Aku menatapnya, ya ampun ganteng banget.

"Lo gapapa?"

Aku membalas juluran tangannya, dan dia membantuku berdiri.

"Engga, kok. . Enggh mmm aduh. ." aku memegangi perut. Duh, alam, kenapa harus memanggil sekarang sih.

"Eh, kenapa?"

"Duh, gue mau ke toilet dulu!!" Aku berlari kencang meninggalkannya, dan memenuhi panggilan alam.

🔹🔹🔹

"Udah deh, gue gak sempet kenalan Ama tuh anak, eh kebetulan ketemu disini." Jelas Nerissa mengakhiri ceritanya.

"Oh gitu."

Setelah mendengar cerita Nerissa, aku pun meletakkan kepalaku diatas meja sebentar dan menoleh ke arah pintu.

"Boo!"

"Ah! Gila kaget gue!"

Laki-laki itu tertawa puas. Ya Tuhan, ternyata itu Bara. Laki-laki yang pernah mengikuti dari jarak dekat itu ada dihadapanku. Entah dia amatir atau bagaimana. Masa iya, mengikuti orang tepat dibelakangnya.

"Gitu aja kaget Lo! Bagus gaada riwayat penyakit jantung."

"Maksud Lo apaan?!" Aku bangun dari dudukku dan menarik kerah bajunya. Aku terlalu emosi.

"Eh udah Ra! Masalah sepele doang kok."

Rupanya, kami bertiga menarik perhatian seisi kelas. Hingga mereka menyoraki kami bertiga.

"Hajar aja Ra!"

"Hiyaakkk, jangan kasih kendorr!"

"Abisin, abisin!"

Aku hanya diam, tidak menghiraukan sorakan sekitarku. Maaf saja, aku adalah orang yang sensitif. Netra kami bertemu dan saling pandang saat ini.

"Calm down, girl. Gue cuma bercanda cantik. Gak usah main kasar." Dia mengangkat kedua tangannya sejajar telinga, dan mendekatkan wajahnya.

Ah, terlalu dekat. Sampai-sampai aku bisa melihat bayanganku di dalam matanya.

"Jangan kurang ajar Lo!" Aku mendorongnya, dia hampir terjatuh. Tapi ternyata, dia bisa menjaga keseimbangan.

Nerissa terus-terusan menahanku. Karena dia tahu, kalau aku sudah meledak. Itu berbahaya.

"Santai. . . Leora." Dia melirik ke arah saku baju ku. Ya, disana tertera namaku. Tapi kan tidak sopan melirik ke arah sana.

"Eh ehh. .

Waktu istirahat telah berakhir, seluruh siswa harap masuk ke dalam Kelasnya masing-masing.

"Udah, Ra! Ayo duduk aja. Ini hari pertama kita masuk loh, masa lu mau nyari gara-gara kayak waktu kelas 10 sih?" Ucap Nerissa menenangkanku.

Aku terus menatap tajam laki-laki itu. Dasar menyebalkan.

"Berisik." Aku kembali duduk dan menuruti kata Nerissa, karena aku tidak mau peristiwa itu terulang kembali.

▫️▪️▫️

03.00 PM.

Waktu pembelajaran telah selesai. Silahkan pulang ke rumah masing-masing.

"Ck, ngeselin banget sih." Aku menarik tas ku dan membawanya. Begitupun, Nerissa.

"Ra, hari ini lu mau pergi-pergi gak? Gue bosen banget deh di rumah."

"Emang Lo mau kemana?"

"Kemana aja deh. Ehm, beli es krim skuy, kayaknya enak."

"Hayuk gue mah."

Setelah keluar dari gerbang. .

Tiiinn, tiiinnnn!!

🌙🌙🌙

Hai semua! Ini aku moon! Makasih banyak ya, kalian udah mau baca cerita aku!

Hai semua! Ini aku moon! Makasih banyak ya, kalian udah mau baca cerita aku!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini dia si Gunawan santoso, ganteng banget ga ngerti lagi.

Jangan lupa meninggalkan jejak vomment✌️

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 29, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Relation [Ryujin, Heejin, Hyunjin, Jaemin]Where stories live. Discover now