Seisi kelas pun bersorak-sorai mendengar pernyataan dari lelaki jangkung yang berdiri di depan kelas itu.
"Udah-udah, buka buku pelajaran kalian ya, kita mulai belajar."
"YAAHHH!!" dan akhirnya mereka semua kecewa.
▪️▫️▪️
Kriiingggg
"Sudah bel istirahat anak-anak, kalau begitu bapak tinggal ya, selamat makan!" Ucap pak Gunawan seraya pergi meninggalkan kelas
"Duh, modar saya. Tiga jam belajar matematika coba?! Mana abis upacara lagi." Ucap ku seraya menjatuhkan kepala ke atas meja.
"Tapi gapapa, Ra. Yang penting gurunya ganteng." ucap Nerissa seraya menatap papan tulis.
"Ye, dasar. Pikiran Lo emang cuma cogan doang!" Ucapku kesal.
"Hehe, yaudah, kantin skuy?" Ajak nerissa
"Ayo dah." Ucapku lalu mengangkat kepala dan bangkit dari duduk.
"Hai, cantik."
Kami menoleh. Dan mendapati seorang lelaki tinggi dan yang pasti sok ganteng, sedang berdiri disamping meja dan menatap kami.
"Hah?" Tanyaku bingung.
"Mau ngantin bareng?" Ajaknya.
"Ra. . Kita diajakin ngantin Ama tuh cowok ra. ." Bisik Nerissa padaku.
Aku hanya diam dan mengalihkan pandangan.
"Kenalin, gue Bara, Bara Mahardika." Ucapnya seraya menjulurkan tangan.
Akupun menoleh ke arahnya.
"Gak penting." Ucapku seraya menarik tangan Nerissa dan meninggalkan laki-laki tersebut.
▪️▫️▪️
"Aduhh raaa! Lepasin!" Ucap Nerissa seraya menarik tangannya dari genggamanku.
Kita bahkan belum sampai kantin.
"Apaansi?"
"Lu yang apaan! Eh, sayang tau cowok ganteng gitu ngajakin ngantin masa lu gamau?"
"Ya. . Biarin aja lah. Cowok kayak dia tuh, dari muka nya aja, udah keliatan. Pokoknya hati-hati aja dah."
"Keliatan gimana sih?"
"Ah, Lo mah gak paham-paham, heran." Ucapku lalu meninggalkan Nerissa menuju kantin.
"Eh ra! Tungguin!" Ucap Nerissa lalu mengejarku.
▫️▪️▫️
Sesampainya di kantin. . .
"Ah, ngeselin banget si." Ucapku bermonolog seraya mengantri.
Giliranku pun datang. .
"Bu, saya pesen bakso ya, sepuluh ribu aja."
"Yah, neng biasanya juga lima belas ribu." Ucap ibu kantin itu padaku.
"Lah gimana ceritanya, saya aja baru beli." Bantahku.
"Strategi marketing, neng." Ucap Bu kantin lalu tertawa.
Dihhh??? ngeselin amat si ibu.-batinku kesal.
Aku hanya tersenyum basi mendengar omongannya. Bagaimanapun kita tetap harus menghormati orang tua kan?
Tidak usah menunggu lama, baksonya pun telah jadi, dan diberikan kepadaku.
"Nih, neng." Ucap Bu kantin seraya memberiku semangkuk bakso.
YOU ARE READING
Relation [Ryujin, Heejin, Hyunjin, Jaemin]
General Fiction"Bagaimana kalau pembunuh ayahmu adalah orang yang berhubungan dengan teman dekatmu sendiri, Leora?" ©moonstrrr
O1. New Class
Start from the beginning
![Relation [Ryujin, Heejin, Hyunjin, Jaemin]](https://img.wattpad.com/cover/223060148-64-k776910.jpg)