Ren memasuki area sekolah menggunakan mobil kesayangannya. Sama seperti biasa banyak sekali mata yang tertuju pada ren.

Baru saja ren memarkirkan mobilnya, dia melihat pemuda cupu di buly geng syuri. Ren melanjutkan langkah kakinya merasa bodo amat karna ini bukan urusannya, akan tetapi suara itu.

"Jangan hiks hiks. " Kata pemuda cupu tersebut ketika akan ditumpahi seember air yang telah tercampur bermacam-macam jenis sehingga menimbulkan bau menyengat

Ren hendak melangkahkan kaki nya pergi dari sana akan tetapi dia membelokan arah kakinya menuju tempat penbulian.

"Berhenti." Ucapnya dingin sambil memandangi pemuda cupu itu

"Oh ren-kun, kenapa lu nyuruh gua berhenti? Mau ikutan ngebully? silahkan.  " Kata syira pemimpin geng tersebut

Ren menggelengkan kepalanya.

"Ini masih pagi, lu semua gak ada kerjaan apa. Baunya udah bikin gua muak. " Kata ren yang menggunakan matanya untuk mengintimidasi geng syira. Akan tetapi semua yang berada disana merasakan suasana yang seketika membuat mereka merinding, aura ren sangat kuat.

"Udah-udah ra lepasin aja, entar pulang sekolah kita balas dendam karna kemarin dia udah kaga ngerjain PR lu. " Ucap salah satu teman syira yaitu yuki.

"Ck, lu hari ini boleh pergi cupu sebelum gua berubah pikiran. " Kata syira seraya memberikan ember ke si cupu menyuruhnya untuk membuang.

Ren melihat itu bernapas lega dan dia pergi dari sana. sepertinya ren mengenal suara tersebut tapi dimana

"Auhh ahh ren-kun ahh ummmm ah ahh."

Apa ini? Knp? Knp dia mengingat suara desahan orang? Siapa dia?

Ren menggelengkan kepalanya guna mengusir ingatan yang samar-samar yang membuat kepalanya ingin pecah.

Syira melihat kepergian ren dengan senyum mengembang.

Si pemuda cupu itu tak berdiam diri disana dengan baju yang lecek dia bangkit dan hendak mengambil ember yang berisi cairan bau. Akan tetapi dengan sengaja syira menumpahkan ember nya dan terkena celana serta sepatu pemuda itu. Orang-orang yang berada di parkiran tertawa melihat kejadian tersebut.

"Mampus mamam tuh air comberan. " Kata syira di sela-sela tertawanya.

Takumi menundukan kepalanya dia ini laki-laki dia harus kuat begitulah pikiranya.

"Dah yu gaes cabut, bau banget di sini kek ada manusia sampah. " Ucap syira yang menyuruh geng nya pergi dan diikuti oleh segrombolah siswa siswi yang ikut menyaksikan pembulyan pagi itu.

Sunyi, takumi mulai mendongak ke atas merasa langit mulai gelap tanda akan hujan segera tiba.

"Bahkan langit pun ikut bersedih. " Katanya dalam diam, dia bangkit dan mulai memasuki sekolahnya, ketika berada di Koridor siswa siswi mulai mencemooh nya dengan kata-kata yang sudah sering takumi dengar.

"Woi kalo ke sekolah mandi dong anjir. "

"Lu di rumah kaga punya air apa gimana"

"Mati ae lu bau. "

"Dah jelek bau lagi musnah sono lu sampah. "

Dan lainya.

Takumi hanya menundukan kepalanya seraya tetap berjalan ke toilet pojok dekat UKS yang emang disana jarang banget ada siswa lain masuk, mereka lebih memilih toilet dekat kantin dari pada di sini. Selain karna jauh tapi disini juga konon katanya ada hantu yang menunggu. Nyatanya semenjak Takumi di sini tidak pernah menemukan hal-hal seperti itu.

Takumi memasuki toilet tersebut dan mulai melepaskan sepatunya, dia mulai membasuh dengan air sedikit demi sedikit agar noda nya hilang. Sebenarnya dia bisa saja menyuruh orang suruhanya untuk membeli sepatu baru akan tetapi dia mengurungkan niatnya, Bisa-bisa dia ketauan.

Sambil membasuh Takumi merasa ada seseorang yang datang di balik pintu luar. Takumi menoleh melihat siapa orang tersebut.

Ternyata?

Siapa?

Temanya lah, kalian kira siapa? Ren? Junki? Tidak semudah itu ferguso.

"Sho-kun." Ucap takumi pelan nyaris tak terdengar

"Takumiii-kun." Kata sho langsung berhamburan menuju Takumi.

"Lu kenapa kagak lawan mereka. " Takumi melihat Sho menyipitkan matanya merasakan ada sesuatu yang aneh di kulit sho. dia melihat bercak merah di lehernya sambil tersenyum lucu.

"Heh kenapa lu malah senyum-senyum gitu. "

"Kiss mark lu keliatan. " Sho mendengarnya lalu buru-buru melihat kecermin disampingnya.

"Anjir ini gara-gara kinjo-kun sialan. " Katanya penuh marah

"Tapi lu juga keenakan kan. " Ejek takumi

"Apasi kaga ya, lagi pula gua nih straight sekalipun gua belok posisi gua yang diatas." Sho terdiam terdapat rona merah di pipinya

Takumi tersenyum meremehkan.

" Ga percaya tuh. "

"Lu gimana sama ren-kun. " Kata sho mengingat kejadian semalam

"Capek, gua takut. Waktu kecil kata mamah gua itu istimewa. " Takumi bangkit, telah selesai membasuh sepatunya yang kotor.

Sho mendekat kearah Takumi

"Emang bener ya. " Kata Sho yang mendapat kerutan di dahi Takumi

"Bener apa. " Tanya Takumi

"Tadi gua di kasi tau kinjo-kun kalau ren-kun itu dalam keadaan nggak sadar. " Takumi diam, dia menghela napas berat. Dan mulai mengangguk

"Emang bener tu orang minta di beli pelajaran. " Sho hendak pergi dari kamar mandi akan tetapi dihalangi oleh Takumi.

"Gak usah belagak deh, jalan lu aja masi ngangkang. " Kata Takumi mengingatkan seraya menahan tawanya.

"Anjir lu, ngaca noh lu juga malah ketara banget. " Ejek balik Sho

Takumi menghela napas dia tersenyum setidaknya Sho tidak melakukan hal yang aneh-aneh. Biarlah dia yang jadi bahan ejekan Sho dan semuanya masih dalam kendali.

Mungkin

Jan lupa vomen biar yaya semangat ngetiknya

Sex Partner// RenkumiUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum