1. Kabar Gembira

1.6K 145 1
                                    

"Wendy-ah! Wendy-ah!" Teriak seorang pria yang menyembul di jendela kamar dilantai dua, pada salah satu rumah.

"Apa sih Chan, berisik tau" protes Wendy yang tengah asyik membaca buku di meja belajarnya yang tepat menghadap pada jendela kamarnya yang terbuka.

Ya rumah kedua insan yang bersahabat itu saling berdekatan, bahkan kamar mereka saling bersampingan, sehingga tak jarang terdengar suara teriakan dari keduanya yang sedang berkomunikasi melalui antar jendela, karena alasan terlalu malas keluar kamar.

"Aku di terima Wen, di terima!" Seru Chanyeol yang terlihat tersenyum senang, ia memperlihatkan layar ponselnya, meski Wendy tak bisa melihat apa isinya karena jarak yang terlalu jauh.

"Di terima apa? Jangan dulu heboh, jelaskan dulu agar aku mengerti" jelas Wendy yang masih terlihat malas menanggapi kehebohan sahabatnya itu, pasalnya pria yang bernama Chanyeol itu selalu saja mengganggu ketenangannya.

"Aku diterima jadi tentara, kau tahu proses seleksi nya sangat sulit, ternyata aku memiliki fisik yang bagus" seru Chanyeol yang menjelaskan perihal kenapa dia heboh saat ini.

Kening Wendy berkerut heran, mengapa anak ini malah heboh saat diterima jadi anggota militer? Bahkan sebagian laki-laki akan menangis hanya karena di panggil wamil.

"Bukankah kau ingin jadi jurnalis? Kenapa sekarang kau ingin jadi tentara? Apa kau sakit?" Tanya Wendy yang benar-benar tidak mengerti, pasalnya ia tahu cita-cita Chanyeol selama ini jadi jurnalis, bukanlah jadi tentara.

"Bukankah ini cita-citamu?" Balas Chanyeol yang kini terdiam menatap Wendy dengan lekat.

"Cita-citaku?" Wendy menunjuk dirinya sendiri, ia semakin tak mengerti apa yang dimaksud Chanyeol.

"Bukankah kau bercita-cita memiliki suami berseragam, kau bilang itu sangat keren, dan kau sangat menyukainya" jelas si pria tinggi itu.

Wendy terlihat terkejut, bagaimana bisa Chanyeol mengingat hal itu, padahal itu hanyalah sebuah omong kosong yang Wendy katakan saat sekolah dulu, bahkan Wendy sudah tak lagi mengingatnya.

"Apa kau ingin terlihat keren di mataku? Ayolah Chan, kau sudah keren, banyak wanita yang mengejarmu" sanggah Wendy, ia terlihat menutup bukunya yang mulai tak ia perhatikan gara-gara si kangkung itu, dan kini Wendy mencoba fokus pada si pengganggu yang sedang menatapnya di seberang jendela.

"Apa kau tidak senang? Aku hanya ingin membuatmu bangga" raut Chanyeol seketika menjadi muram, ia terlihat sedih karena reaksi Wendy yang terlihat seperti tak menyukainya.

Wendy tersenyum melihat sahabatnya yang cengeng itu, bagaimana seorang calon tentara akan menangis hanya karena hal ini.

"Ayo kita rayakan! Aku akan mentraktirmu pak!" Wendy berdiri dan langsung memberi hormat pada Chanyeol.

Chanyeol otomatis langsung tersenyum, kemudian membalas hormat pada Wendy, Chanyeol bisa melihat sahabatnya itu tengah tersenyum lebar dengan tangan yang masih terangkat memberi hormat, Chanyeol merasa bahagia, ketika ia melihat seluruh gigi rapi menyembul sempurna di bibir sahabatnya itu.

"Ah aku harus mencukur semua rambutku! Oh tidak!!!!!" Teriak Chanyeol histeris sambil memegangi kepalanya yang masih memiliki rambut sedikit panjang itu.

Wendy yang sedari tadi hanya tersenyum, tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah tawa yang keras.

.

.

.

Seharusnya Wendy tak pernah mengatakan hal itu, mengatakan jika ia ingin memiliki suami berseragam, seharusnya Wendy melarang Chanyeol saat itu, dan memaksanya untuk meraih cita-citanya sebagai jurnalis, bukan sebagai pengabdi negara. Apapun caranya, seharusnya Wendy melarangnya mati-matian.

Kini Wendy hanya bisa memandang jendela yang kosong itu, air matanya terlihat mengalir perlahan, matanya tak lelah terus memandang ke depan dan berharap ada seseorang membuka jendela itu dan meneriakkan namanya dengan nyaring, seperti biasa, suara yang ia rindukan.

.

.

.

.

To be continue...

Fallen Petals - Wenyeol (Short Story)Onde histórias criam vida. Descubra agora